Laman

Jumat, 21 September 2012

Sistem Pertahanan Tubuh Manusia


Linda Tri Antika (209341417443 AA)

PENDAHULUAN
Lingkungan di sekitar kita dipenuhi oleh berbagai macam mikroba yang dapat menimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Penyakit infeksi disebabkan oleh pathogen, seperti virus bakteri, dan jamur yang dapat masuk ke tubuh dengan berbagai macam cara. Untuk melindungi tubuh dari serangan pathogen tersebut, manusia mempunyai serangkaian sistem yang disebut sistem pertahanan atau sistem imun.
Sistem pertahanan atau sistem imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari materi asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa, dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor. Jika seseorang terinfeksi oleh materi asing, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi dan berusaha mencegah materi tersebut masuk ke dalam tubuh karena akan membahayakan jaringan tubuh.
Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan respons spesifik. Berikut tabel perbedaan respons non spesifik dengan respons nonspesifik.

Tabel 1. Perbedaan Respons Nonspesifik dengan Respons Spesifik
Respons Nonspesifik
Respons Spesifik
Bereaksi sama terhadap semua agen infeksi
Memiliki reaksi berbeda untuk agen infeksi yang berbeda
Tidak memiliki memori terhadap infeksi sebelumnya
Memiliki memori terhadap infeksi sebelumnya
Tingkat reaksi sama pada tiap agen infeksi yang berusaha menyerang
Tingkat reaksi akan lebih besar terhadap agen infeksi yang pernah menyerang sebelumnya

Kegiatan Belajar 1 [Respons Nonspesifik]

Tujuan
Setelah melakukan kegiatan belajar ini, kamu diharapkan mampu:
1.       menjelaskan secara teliti definisi respons nonspesifik.
2.       Menjelaskan beberapa pertahanan lapis pertama pada tubuh manusia.
3.       Menjelaskan peran kulit, membran mukosa, sekresi alami, dan bakteri alami dalam pertahanan tubuh manusia.
4.       Menjelaskan pertahanan lapis kedua dalam pertahanan tubuh manusia.
5.       Menjelaskan peran fagosit, protein komplemen, interferon, sitokinin, dan inflamasi dalam pertahanan tubuh manusia.

Oval: Udara di sekitar kita dipenuhi oleh berbagai macam bakteri yang kasat mata. Bayangkan jika bakteri kasat mata tersebut menempel pada tubuh kita.EKSPLORASI




 Gambar 1. Clostridium tetani

1.         Perhatikan gambar (Gambar 1. Bakteri Clostridium tetani) di atas !
a)       Bagaimana bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh kita? (30)
Jawab: Bakteri ini ditemukan di tanah dan feses manusia dan binatang. Infeksi ini muncul (masa inkubasi) 3 sampai 14 hari. Di dalam luka yang dalam dan sempit sehingga terjadi suasana anaerob. Clostridium tetani berkembang biak memproduksi tetanospasmin suatu neurotoksin yang kuat. Toksin ini akan mencapai system syaraf pusat melalui syaraf motorik menuju ke bagian anterior spinal cord.
b)       Apa akibatnya jika bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh kita? (20)
Jawab:
Tubuh kita akan terinfeksi dan terkena penyakit tetanus
c)       Bagaimana usaha dilakukan oleh tubuh untuk melawan bakteri tersebut? (20)
Jawab:
Tubuh memiliki pertahanan. Toksin dinetralkan oleh zat darah penyerang kuman yang spesifik
2.         Apa yang akan kamu lakukan untuk mencegah agar tubuh kita tidak terserang bakteri tersebut? (30)
Jawab:
1.       imunisasi aktif dengan toksoid
2.       perawatan luka menurut cara yang tepat
3.       penggunaan antitoksi profilaksis

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai pertahanan tubuh manusia secara nonspesifik, pelajarilah materi berikut ini !
Uraian Materi
Pertahanan tubuh non spesifik terdiri atas epitel (sebagai barrier  terhadap infeksi), sel-sel dalam sirkulasi dan jaringan, serta beberapa protein plasma.

1. Pertahanan Lapis Pertama
Tempat masuknya mikroba yaitu kulit, saluran gastrointestinal, dan saluran pernapasan dilindungi oleh epitel yang berfungsi sebagai barrier fisik dan kimiawi terhadap infeksi. Sel epitel memproduksi antibodi peptida yang dapat membunuh bakteri. Selain itu, epitel juga mengandung limfosit intraepitelial yang mirip dengan sel T namun hanya mempunyai reseptor antigen yang terbatas jenisnya. Limfosit intraepitelial dapat mengenali lipid atau struktur lain pada mikroba. Spesifisitas dan fungsi limfosit ini masih belum jelas.

a.    Kulit
Kulit merupakan bagian pertahanan tubuh yang paling awal terhadap agen infeksi karena kulit langsung terpapar dengan lingkungan. Sebuah luka kecil dapat menyebabkan bakteri atau virus masuk ke dalam tubuh. Akan tetapi, kelenjar yang terdapat di kulit akan menyekresi asam lemak dan keringat yang mengandung garam sehingga menghambat laju bakteri.
b.    Membran Mukosa
Saluran pernapasan yang menyekresi lendir akan memerangkap bakteri. Sebagian lendir yang mengandung bakteri masuk ke dalam saluran pernapasan tetapi secara refleks kita akan mengeluarkannya melalui bersin atau batuk.
c.    Sekresi Alami
Sekresi alami dari tubuh banyak mengandung bakterisida. Liur dan air mata mengandung lisozim yang dapat menyebabkan sel-sel bakteri menjadi lisis. Asam di dalam lambung dapat membunuh banyak bakteri yang masuk melalui makanan. Sekresi alami lainnya, antara lain ASI (air susu ibu) yang banyak mengandung laktoperoksidase dan cairan sperma yang mengandung spermin.
d.    Bakteri Alami
Secara normal pada kulit, saluran pencernaan, dan saluran kelamin perempuan terdapat beberapa jenis bakteri alami. Bakteri tersebut bersifat nonpatogen. Keberadaan bakteri alami dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen karena bakteri patogen yang berusaha memasuki tubuh harus bersaing terlebih dahulu untuk memperebutkan tempat dan nutrisi agar dapat menginfeksi tubuh. Pada situasi tertentu, ketika seseorang menggunakan antibiotik, bakteri alami dapat terganggu. Pada saat itu, organisme patogen akan memasuki tubuh. Infeksi semacam itu disebut infeksi oportunis.

2. Pertahanan Lapis Kedua
a. Sistem Fagosit
Gambar 2. Sel Fagosit
(http://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/04/24/sistem-fagosit/)

Fagosit (phagocyte) adalah pengolongan dari sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan dengan cara fagositosis/menelan patogen. Fagosit berarti “sel” yang dapat memakan atau menelan material padat. Untuk menelan partikel atau patogen, fagosit memperluas bagian membran plasma kemudian membungkus membran di sekeliling partikel hingga terbungkus. Sekali berada di dalam sel, patogen yang menginvasi disimpan di dalam endosom yang lalu bersatu dengan lisosom. Lisosom mengandung enzim dan asam yang membunuh dan mencerna partikel atau organisme. Fagosit umumnya berkeliling dalam tubuh untuk mencari patogen, namun mereka juga bereaksi terhadap sinyal molekular terspesialisasi yang diproduksi oleh sel lain, disebut sitokina. Contoh fagosit, antara lain neutrofil dan monosit.
Peran fagosit sangat vital untuk melawan infeksi, partikel asing yang mungkin masuk ke dalam tubuh, bakteri dan sel yang mati atau apoptosis. Ketika sel dari organisme tersebut mati, melalui proses apoptosis ataupun oleh kerusakan akibat infeksi virus atau bakteri, sel fagosit berperan dengan memindahkan mereka dari lokasi kejadian. Dengan membantu memindahkan sel mati dan mendorong terbentuknya sel baru yang sehat, fagositosis adalah bagian penting dari proses penyembuhan jaringan yang terluka. Fagositosis sel dari organisme inang umumnya merupakan bagian dari pembentukan dan perawatan jaringan biasa.

b. Sistem Komplemen
Sistem komplemen merupakan sekumpulan protein dalam sirkulasi yang penting dalam pertahanan terhadap mikroba. Banyak protein komplemen merupakan enzim proteolitik. Aktivasi komplemen membutuhkan aktivasi bertahap enzim-enzim ini yang dinamakan enzymatic cascade. Sebagian dari komponen protein komplemen diberi nama dengan huruf C: Clq, Clr, CIs, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8 dan C9 berurutan sesuai dengan urutan penemuan unit tersebut, bukan menurut cara kerjanya.