Laman

Sabtu, 19 Maret 2011

Embriogenesis Amphioxus

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Reproduksi merupakan kemampuan individu untuk memperbanyak diri dalam usaha untuk mempertahankan kelestarian jenisnya. Sedangkan pertumbuhan merupakan kemampuan individu untuk pertambahan tumbuh tubuhnya sehingga struktur dan bentuknya berfungsi dan mirip seperti individu dewasa. Dalam pertumbuhan ini terkandung pengertian perkembangannya. Kedua peristiwa tersebut berlangsung pada semua hewan, dari hewan-hewan yang tingkat rendah sampai hewan tingkat tinggi, dari hewan bersel satu sampai hewan mamalia dan juga manusia (Arief, 1984).
Selama perkembangan dan pertumbuhannya zigot akan selalu melakukan pembelahan yang berulang-ulang. Akibatnya terbentuk ribuan sel-sel yang potensial untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan arahnya. Pembalahan ini akan berakhir membentuk brastula. Setelah periode pembelahan dan pembentukan brastula maka embrio akan memasuki tahapan paling kritis dalam perkembangannya yaitu proses garastulasi. Embrio yang melakukan proses ini disebut gastrula. Proses selanjutnya adalah neurulasi, yang merupakan proses pembentukan bakal sistem saraf pusat.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses pembelahan dan blastulasi pada Amphioxus?
2. Bagaimana proses gastrulasi pada Amphioxus?
3. Bagaimana proses neurulasi pada Amphioxus?
4. Bagaimana proses organogénesis pada Amphioxus?

1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembelahan dan blastulasi pada Amphioxus.
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses gastrulasi pada Amphioksus.
3. Mahasiswa dapat mengetahui proses neurulasi pada Amphioxus.
4. Mahasiswa dapat mengetahui proses organogenesis pada Amphioxus.

1.4 MANFAAT
1. Menambah wawasan mengenai embriogenesis pada Amphioxus mulai dari tahap pembelahan sampai tahap neurulasi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mekanisme Pembelahan dan Blastulasi pada Amphioxus
Telur Amphioxus bertipe oligolesital dengan pola pembelahan holoblastik radial. Blastomer-blastomer yang dihasilkan selama proses pembelahan embrio Amphioxus berukuran relative sama, sebagai hasil proses pembelahan yang sinkron dan teratur. Dengan demikian, proses pembelahan pada embrio Amphioxus dapat dijadikan pola dasar bagi proses pembelahan embrio hewan lainnya (Surjono, 2001: 3.5).
Tipe holobastik adalah tipe pembelahan dimana ovum dalam pembelahannya dapat terbelah seluruh bagiannya oleh bidang-bidang pembelahannya, baik bidang pembelahan meridional maupun pembelahan horizontal, seperti pada ovum jenis homolesital (ovum dari Amphioxus) (Arief, 1984: 42). Pembelahan pertama melalui bidang meridional, memotong bagian tengah kutub animal menuju kutub vegetal, sehingga dihasilkan 2 blastomer. Pembelahan kedua juga melalui bidang meredional tegak lurus dengan bidang pembelahan pertama dan dihasilkan 4 blastomer. Pembelahan ketiga berlangsung melalui bidang equatorial. Pada proses ini keempat blastomer membelah secara bersamaan (sinkron) melaui bagian tengah antara kutub animal dan kutub vegetal sehingga dihasilkan 8 blastomer. Pembelahan keempat berlangsung secara vertical dan simultan sehingga dihasilkan 16 blastomer. Tahap pembelahan selanjutmya (kelima) terjadi melaui bidang pembelahan horizontal dan simultan sehingga blastomer berlipat ganda dari 16 menjadi 32 blastomer. Tahap 16 dan 32 blastomer dari embrio Amphioxus merupakan stadium morula. Selanjutnya morula ini akan membentuk rongga sehingga embrio menjadi berbentuk bola berongga yang disebut blastula (Surjono, 2001: 3.5).
Pada stadium blastula Amphioxus telah dibentuk daerah-daerah pembentuk alat. Bakal ectoderm epidermis dibina oleh sebagian besar daerah animal (epiblas). Ectoderm saraf berbentuk sabit dorsal terletak di bawah daerah bakal ectoderm epidermis. Bakal notokorda juga berbentuk sabit dorsal terletak dibawah daerah bakal ectoderm saraf. Bakal mesoderm berbentuk ventral, teletak dibawah daerah bakal ectoderm epidermis di seberang sabit dorsal. Bakal endoderm dibina oleh daerah vegetal (hipoblas) dari blastula (Surjono, 2001: 3.6).
Blastula Amphioxus serupa dengan blastula bulu babi yaitu mempunyai rongga (blastosoel) yang konsentris dan berlapis tunggal. Tipe blastula pada Amphioxus adalah seloblastula (Coeloblastula). Coeloblastula merupakan blastula yang berbentuk bundar yang umumnya memiliki ovum yang bertipe homolesital dan mediolesital. Kedua macam telur ini umumnya akan membentuk balstomer dengan pembelahan yang holoblastik equal dengan tipe pembelahan radial. Dengan demikian sel-sel yang menyusun blastula ini terdiri dari blastomer yang ukurannya sama besar. Blastula dengan tipe coeloblastula ini umumnya mempunyai rongga pada bagian dalamnya yang disebut dengan blastosoel (Darkuni, 1993: 58)

2.2 Mekanisme Gastrulasi pada Amphioxus
Permulaan gastrulasi terjadi di kutub vegetatif dengan cara invaginasi tanpa singresi sehingga tidak ada sel mesenkim primer. Terdapatlah arkenteron blastoporus serupa dengan yang terjadi pada embrio bulu babi. Pada awalnya, arkenteron Amphioxus memiliki dinding yang disebut mesendoderem terdiri atas sel-sel endoderm, sel-sel bakal mesoderm pada bagian dorsolateral, dan notokorda (korda mesoderm) yaitu, sumbu axial embrio dibagian mediodorsal. Pada tahap yang lebih lanjut, bakal mesoderm dan bakal notokorda berdelaminasi dari lapisan asalnya sehingga akhirnya seluruh dinding arkenteron adalah endoderm. Tidak ada pembentukan mesenkim primer atau mesenkim sekunder pada gastrulasi Amphioxus (Surjono, 2001: 4.13).

2.3 Mekanisme Neurulasi pada Amphioxus
Cara neurulasi pada Amphioxus adalah dengan pembentukan bumbung dengan adanya pemisahan atau peninggian epidermis yang membatasi keping neural. Peninggian epidermis disebut juga sebagai lipatan neural temporer yang akan bertemu dibagian medio dorsal dan menjadi atap diatas keping neural yang sudah melipat dan menekuk, membentuk lipatan neural dan lekuk neural biasa, yang sama dengan kejadian pada neurulasi primer. Kedua lipatan neural ini akan bertemu satu sama lain membentuk bumbung neural. Selanjutnya atap epidermis akan terpisah dari bumbung neural.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pembelahan dan blastulasi pada Amphioxus bersifat khas dengan pola pembelahannya holoblastik radial. Balastula pada Amphioksus bertipe coeloblastula yaitu memiliki blastoceol yang konsentris dan berlapis tunggal.
2. Proses gastrulasi pada amphioxus ditandai dengan dengan adanya invaginasi di bagian kutub vegetative yang menghasilkan arkenteron serta blastroporus dan adanya rotasi polaritas.
3. cara neurulasi pada Amphioxus adalah dengan pembentukan bumbung neural dengan adanya pemisahan epidermis yang membatasi keeping neural.
3.2 Saran
Setelah mempelajari mengenai embryogenesis pada Amphioxus, disarankan pembaca dapat membedakan proses embryogenesis pada hewan.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB.
Setjo, Susetyoadi, dkk. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang: JICA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar