Alpha-1
Antitrypsin (AAT) adalah inhibitor protease, 52 kDa alpha-1-glikoprotein,
terdiri dari 394 residu asam amino dan 3 asparagines. Gen Alpha-1 Antitrypsin
(AAT) terletak pada lengan panjang kromosom 14, pada kromosom 14q31-32.3. Kekurangan
Alpha-1 Antitrypsin (AAT) merupakan salah satu gangguan hereditas yang serius
karena diduga ada 120.5 juta jiwa yang carrier dan ini sudah disurvey di 58
negara. Kekurangan Alpha-1 Antitrypsin (AAT) terkait dengan Chronic
Obstructive Pulmonary (COPD) atau penyakit paru kronis. COPD meliputi bronchitis
kronis dan emfisema bronchitis kronis, peradangan pada lapisan emfisema saluran
bronchial dan kerusakan permanen pada alveoli.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah banyaknya penderita penyakit paru kronis
pada populasi masyarakat di daerah sekitar pertambangan batu bara (Ledo, dekat
Tirap, Assam, India) diakibatkan oleh defisiensi Alpha-1 Antitrypsin (AAT). 412
subjek secara acak dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini, yakni terlepas
usia, jenis kelamin, mata pencaharian, serta merokok atau tidak. Metode yang digunakan
yaitu Ekstraksi DNA dan Mutagenesis PCR Method, Restriction Enzyme
digestion dan elektroforesis. Sampel darah (3 ml) tiap subjek disimpan pada
suhu 4°C hingga dilakukan ekstraksi DNA. Ekstraksi DNA dalam penelitian ini
menggunakan GeNeiTM Whole Blood DNA Extraction Kit. Sedangkan untuk PCR
amplifikasi gen Alpha-1 Antitrypsin (AAT) menggunakan primer sebagai berikut:
Amplifikasi
dilakukan selama 30 siklus, setiap siklus terdiri 2 menit denaturasi pada suhu
94°C, selanjutnya 2 menit annealing pada suhu 52°C, dan 3 menit extension pada
64°C dan diikuti dengan extension terakhir 10 menit dengan suhu 72°C. Setelah
itu dilakukan Restriction Enzyme digestion dan elektroforesis. 10 μl produk PCR
dicerna dengan enzyme restriksi Taq I (50 U) diencerkan dengan buffer 1 x
endonuklease. Selanjtnya dilakukan elektroforesis dan Sequencing pada gen AAT. Peneliti
menggunakan EMBOSS Needle (global) untuk menemukan jika ada mutasi pada posisi:
Glu342 GAG
à Lys
AAG.
Hasil
amplifikasi PCR menunjukkan karakteristik pita 179 bp mengindikasikan adanya
homozigot tipe MM (normal) pada semua sampel. Sequencing pada gen AAT juga
menunjukkan bahwa tidak ada perubahan posisi pada Glu342 GAG à Lys AAG. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penurunan fungsi
paru-paru (paru kronis) pada masyarakat Ledo, near Tirap, Assam, India bukan
diakibatkan oleh defisiensi Alpha-1 Antitrypsin (AAT), tetapi diakibatkan oleh
efek debu batu bara. Perlu dipelajari juga apakah factor eksternal lainnya
seperti merokok juga bertanggung jawab atas penyakit ini.
By: M. Bhattacharjee,
B.G Unni, S. Das, M. Deka and P.G Rao
Tidak ada komentar:
Posting Komentar