Laman

Rabu, 12 Juni 2013

“Allah, Inikah Hidayah yang Engkau Kirimkan Kepadaku Lewat Tahajud?”



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
“Dan pada sebagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (AQS. Al-Isra’ : 79)

Itulah ayat yang menerangkan tentang kelebihan shalat tahajud. Allah menjanjikan tempat yang terpuji bagi kita yang ikhlas mengerjakannya. Jelas, mengerjakannya tidak semudah menghafal dalil tentang tahajud itu sendiri. Betapa susahnya bangun di sepertiga malam, saat dimana sedang enak-enaknya tidur. Kasus yang paling sering terjadi pada kita, bila kita sudah bangun,  tidak jarang kita tidur lagi. Memang cukup lama agar mau membuka mata dan langsung berwudhu. Itulah sebabnya saya sebut waktu sepertiga malam adalah waktu yang misterius karena saat itu adalah waktu yang paling tepat untuk menikmati tidur, sekaligus waktu yang tepat untuk mendekatkan diri pada Allah. Tergantung kita masing-masing, ingin mendekat pada Allah atau membiarkan malam berlalu dengan bermimpi (tidur) hingga pagi.

Tahajud bisa menjadi senjata untuk mengundang pertolongan Allah setiap saat dan dalam kondisi apapun. Seringkali, manusia sebagai makhluk yang paling sempurna (karena diberi akal pikiran) harus bersimpuh dan kembali pada Allah atas tindak akalnya sendiri, atas gejolak hati sendiri, atas perasaannya sendiri yang membuat hidup tidak tenang. Hadapi dengan tahajud yang khusyu’. Setelah shalat selesai, berdo’alah pada Allah agar diberikan petunjuk dan jalan terbaik dari permasalahan yang membuat tidak tenang. Jika setelah berkali-kali melakukan tahajud dan berdo’a, tapi hati tetap saja tidak tenang, tetaplah hadapkan wajah kita pada Allah untuk mengadukan permasalahan, dan mintalah padaNya untuk mengganti hati ini agar memiliki hati yang lebih tenang.

Tahajud ditunaikan di keheningan malam, akan mengantarkan kita menjadi pribadi yang lebih dekat dengan Allah. Hati yang dekat dengan Allah adalah hati yang damai dan tenang.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kadangkala kita mendapatkan kesedihan dalam hidup. Dan seringkali kita suka mengadukan kesedihan kita pada sesama manusia, sementara kita tidak pernah mengadukannya pada Allah. Sempitnya rizqi, belum datangnya jodoh, serta kesedihan dan permasalahan-permasalahan lainnya. Perlu kita ketahui bahwa Allah sangat senang jika hambanya mengadukan seluruh permasalahan padaNya. 

Tahajud yang kita laksanakan secara ikhlas akan menjadikan hati kita lunak dan mudah menerima kebenaran. Sebaliknya, hati yang tidak pernah ditundukkan dengan tahajud akan menjadikannya keras dan sulit menerima petunjuk.

إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Di malam hari terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah berkaitan dengan dunia dan akhiratnya, bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberikan apa yang ia minta. Hal ini berlaku setiap malamnya” (HR. Muslim).

Jika kita tengah lelah dalam suatu hal di dunia, mari kita kembalikan pada Allah. Setelah berusaha, berusaha, dan berusaha, dan akhirnya kita lelah, maka saatnya bagi kita untuk bertawakkal.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا.….
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا.

“…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizqi dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” (AQS. Ath-Thalaaq : 2-3).

Setelah kita sudah berusaha atas kebutuhan dan permasalahan, dengan pelan-pelan mendekatiNya, mengadu, bahkan menangis di hadapanNya dalam sujud tiap tahajud, suatu saat akan ada bisikan dari hati kita sendiri, “Allah, inikah hidayah yang Engkau kirimkan kepadaku lewat tahajud?”


Malang,
Rabu, 12 Juni 2013, 03:50 WIB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar