Linda Tri Antika (209341417443 AA)
PENDAHULUAN
Lingkungan di sekitar kita dipenuhi
oleh berbagai macam mikroba yang dapat menimbulkan penyakit infeksi pada
manusia. Penyakit infeksi disebabkan oleh pathogen, seperti virus bakteri, dan
jamur yang dapat masuk ke tubuh dengan berbagai macam cara. Untuk melindungi
tubuh dari serangan pathogen tersebut, manusia mempunyai serangkaian sistem
yang disebut sistem pertahanan atau sistem imun.
Sistem pertahanan atau
sistem imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap
infeksi dari materi asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri,
protozoa, dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap
protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas, dan
melawan sel yang teraberasi menjadi tumor. Jika seseorang terinfeksi oleh
materi asing, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi dan berusaha mencegah
materi tersebut masuk ke dalam tubuh karena akan membahayakan jaringan tubuh.
Mekanisme pertahanan tubuh manusia
dibedakan atas respons nonspesifik dan respons spesifik. Berikut tabel
perbedaan respons non spesifik dengan respons nonspesifik.
Tabel 1. Perbedaan Respons
Nonspesifik dengan Respons Spesifik
Respons Nonspesifik
|
Respons Spesifik
|
Bereaksi
sama terhadap semua agen infeksi
|
Memiliki
reaksi berbeda untuk agen infeksi yang berbeda
|
Tidak
memiliki memori terhadap infeksi sebelumnya
|
Memiliki
memori terhadap infeksi sebelumnya
|
Tingkat
reaksi sama pada tiap agen infeksi yang berusaha menyerang
|
Tingkat
reaksi akan lebih besar terhadap agen infeksi yang pernah menyerang
sebelumnya
|
Kegiatan Belajar 1 [Respons Nonspesifik]
Tujuan
Setelah melakukan kegiatan belajar ini, kamu
diharapkan mampu:
1.
menjelaskan
secara teliti definisi respons nonspesifik.
2.
Menjelaskan
beberapa pertahanan lapis pertama pada tubuh manusia.
3.
Menjelaskan peran
kulit, membran mukosa, sekresi alami, dan bakteri alami dalam pertahanan tubuh
manusia.
4.
Menjelaskan
pertahanan lapis kedua dalam pertahanan tubuh manusia.
5.
Menjelaskan
peran fagosit, protein komplemen, interferon, sitokinin, dan inflamasi dalam
pertahanan tubuh manusia.
Gambar 1. Clostridium tetani
1.
Perhatikan
gambar (Gambar 1. Bakteri Clostridium tetani) di atas !
a) Bagaimana
bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh kita? (30)
Jawab: Bakteri ini ditemukan di tanah dan feses manusia dan
binatang. Infeksi ini muncul (masa inkubasi) 3 sampai 14 hari. Di dalam luka
yang dalam dan sempit sehingga terjadi suasana anaerob. Clostridium tetani
berkembang biak memproduksi tetanospasmin suatu neurotoksin yang kuat. Toksin
ini akan mencapai system syaraf pusat melalui syaraf motorik menuju ke bagian
anterior spinal cord.
b) Apa
akibatnya jika bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh kita? (20)
Jawab:
Tubuh
kita akan terinfeksi dan terkena penyakit tetanus
c) Bagaimana
usaha dilakukan oleh tubuh untuk melawan bakteri tersebut? (20)
Jawab:
Tubuh
memiliki pertahanan. Toksin dinetralkan oleh zat darah penyerang kuman yang spesifik
2.
Apa yang akan
kamu lakukan untuk mencegah agar tubuh kita tidak terserang bakteri tersebut?
(30)
Jawab:
1.
imunisasi aktif dengan toksoid
2.
perawatan luka menurut cara yang tepat
3.
penggunaan antitoksi profilaksis
Untuk
mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai pertahanan tubuh manusia secara
nonspesifik, pelajarilah materi berikut ini !
Uraian Materi
Pertahanan tubuh non
spesifik terdiri atas epitel (sebagai barrier
terhadap infeksi), sel-sel dalam
sirkulasi dan jaringan, serta beberapa protein plasma.
1. Pertahanan Lapis Pertama
Tempat masuknya mikroba yaitu kulit, saluran
gastrointestinal, dan saluran pernapasan dilindungi oleh epitel yang berfungsi
sebagai barrier fisik dan kimiawi terhadap infeksi. Sel epitel
memproduksi antibodi peptida yang dapat membunuh bakteri. Selain itu, epitel
juga mengandung limfosit intraepitelial yang mirip dengan sel T namun hanya
mempunyai reseptor antigen yang terbatas jenisnya. Limfosit intraepitelial
dapat mengenali lipid atau struktur lain pada mikroba. Spesifisitas dan fungsi
limfosit ini masih belum jelas.
a. Kulit
Kulit merupakan bagian pertahanan tubuh yang
paling awal terhadap agen infeksi karena kulit langsung terpapar dengan
lingkungan. Sebuah luka kecil dapat menyebabkan bakteri atau virus masuk ke
dalam tubuh. Akan tetapi, kelenjar yang terdapat di kulit akan menyekresi asam
lemak dan keringat yang mengandung garam sehingga menghambat laju bakteri.
b. Membran Mukosa
Saluran pernapasan yang menyekresi lendir akan
memerangkap bakteri. Sebagian lendir yang mengandung bakteri masuk ke dalam
saluran pernapasan tetapi secara refleks kita akan mengeluarkannya melalui
bersin atau batuk.
c. Sekresi Alami
Sekresi alami dari tubuh banyak mengandung
bakterisida. Liur dan air mata mengandung lisozim yang dapat menyebabkan
sel-sel bakteri menjadi lisis. Asam di dalam lambung dapat membunuh banyak
bakteri yang masuk melalui makanan. Sekresi alami lainnya, antara lain ASI (air
susu ibu) yang banyak mengandung laktoperoksidase dan cairan sperma yang
mengandung spermin.
d. Bakteri Alami
Secara normal pada kulit, saluran pencernaan,
dan saluran kelamin perempuan terdapat beberapa jenis bakteri alami. Bakteri
tersebut bersifat nonpatogen. Keberadaan bakteri alami dapat menghambat
pertumbuhan bakteri patogen karena bakteri patogen yang berusaha memasuki tubuh
harus bersaing terlebih dahulu untuk memperebutkan tempat dan nutrisi agar
dapat menginfeksi tubuh. Pada situasi tertentu, ketika seseorang menggunakan
antibiotik, bakteri alami dapat terganggu. Pada saat itu, organisme patogen
akan memasuki tubuh. Infeksi semacam itu disebut infeksi oportunis.
2.
Pertahanan Lapis Kedua
a. Sistem Fagosit
Gambar 2. Sel Fagosit
(http://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/04/24/sistem-fagosit/)
Fagosit (phagocyte) adalah pengolongan dari
sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan dengan cara
fagositosis/menelan patogen. Fagosit berarti “sel” yang dapat memakan atau
menelan material padat. Untuk menelan partikel atau patogen, fagosit memperluas
bagian membran plasma kemudian membungkus membran di sekeliling partikel hingga
terbungkus. Sekali berada di dalam sel, patogen yang menginvasi disimpan di
dalam endosom yang lalu bersatu dengan lisosom. Lisosom mengandung enzim dan
asam yang membunuh dan mencerna partikel atau organisme. Fagosit umumnya
berkeliling dalam tubuh untuk mencari patogen, namun mereka juga bereaksi
terhadap sinyal molekular terspesialisasi yang diproduksi oleh sel lain,
disebut sitokina. Contoh fagosit, antara lain neutrofil dan monosit.
Peran fagosit sangat
vital untuk melawan infeksi, partikel asing yang mungkin masuk ke dalam tubuh,
bakteri dan sel yang mati atau apoptosis. Ketika sel dari organisme tersebut
mati, melalui proses apoptosis ataupun oleh kerusakan akibat infeksi virus atau
bakteri, sel fagosit berperan dengan memindahkan mereka dari lokasi kejadian.
Dengan membantu memindahkan sel mati dan mendorong terbentuknya sel baru yang
sehat, fagositosis adalah bagian penting dari proses penyembuhan jaringan yang
terluka. Fagositosis sel dari organisme inang umumnya merupakan bagian dari
pembentukan dan perawatan jaringan biasa.
b. Sistem Komplemen
Sistem komplemen merupakan sekumpulan protein dalam sirkulasi yang penting
dalam pertahanan terhadap mikroba. Banyak protein komplemen merupakan enzim
proteolitik. Aktivasi komplemen membutuhkan aktivasi bertahap enzim-enzim ini
yang dinamakan enzymatic cascade.
Sebagian dari komponen protein komplemen diberi nama dengan huruf C: Clq, Clr,
CIs, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8 dan C9 berurutan sesuai dengan urutan penemuan
unit tersebut, bukan menurut cara kerjanya.