Minggu, 16 Desember 2012

RPP IPA TERPADU



Text Box: LINDA TRI ANTIKA
209341417443 / AA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SATUAN PENDIDIKAN                 : SMP NEGERI 1 PAMEKASAN
MATA PELAJARAN                        : IPA TERPADU
KELAS / SEMESTER                       : VIII / I dan II
ALOKASI WAKTU                          : 4 X 40 MENIT

STANDAR KOMPETENSI : 
2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
4. Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan

KOMPETENSI DASAR :
Menginformasikan kegunaan dan efek samping bahan kimia dalam pemberantasan hama dan penyakit pada organ tumbuhan.

INDIKATOR :  
NO.
INDIKATOR
NILAI KARAKTER
1
Menjelaskan perbedaan hama dan penyakit pada tanaman.
1.      Kritis
2.      Rasa ingin tahu
3.      Disiplin (Discipline)
4.      Rasa hormat dan perhatian (respect)
5.      Tekun (diligence)
6.      Tanggung jawab (responsibility)
7.      Ketelitian (carefulness)

Life Skill:
Peserta didik peduli dengan lingkungan sekitar
2
Menjelaskan contoh hama pada tumbuhan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
3
Menjelaskan contoh penyakit pada tumbuhan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
4
Menyebutkan contoh produk kimia yang dijadikan sebagai pemberantas hama pada tumbuhan, misalnya pestisida.
5
Menjelaskan kegunaan produk kimia yang dijadikan sebagai pemberantas hama pada tumbuhan.
6
Menjelaskan efek samping produk kimia pemberantas hama pada tumbuhan.
7

Menyebutkan cara/solusi untuk mengatasi hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik diharapkan mampu :
  1. Menjelaskan minimal 3 perbedaan hama dan penyakit pada tanaman melalui kegiatan diskusi kelompok dan tebak kartu bergambar hama dan penyakit pada tanaman.
  2. Menjelaskan minimal 3 contoh hama pada tumbuhan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan diskusi kelompok dan tebak kartu bergambar hama dan penyakit pada tanaman.
  3. Menjelaskan minimal 3 contoh penyakit pada tumbuhan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan diskusi kelompok dan tebak kartu bergambar hama dan penyakit pada tanaman.
  4. Menjelaskan contoh produk kimia yang dijadikan sebagai pemberantas hama pada tumbuhan, misalnya pestisida melalui kegiatan diskusi dan presentasi dengan strategi Problem Based Learning (PBL).
  5. Menjelaskan kegunaan produk kimia yang dijadikan sebagai pemberantas hama pada tumbuhan melalui kegiatan diskusi dan presentasi dengan strategi Problem Based Learning (PBL).
  6. Menjelaskan efek samping produk kimia pemberantas hama pada tumbuhan melalui kegiatan diskusi dan presentasi dengan strategi Problem Based Learning (PBL).
  7. Menyebutkan cara/ solusi untuk mengatasi hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan melalui kegiatan diskusi dan presentasi dengan strategi Problem Based Learning (PBL).

II.  MATERI PEMBELAJARAN (Materi : Lampiran 1)
·         Perbedaan hama dan penyakit pada tanaman
·         Produk kimia yang digunakan sebagai pemberantas hama dan penyakit tanaman, misalnya pestisida.
·         Kegunaan dan efek samping bahan kimia yang digunakan sebagai pemberantas hama dan penyakit tanaman.
·         Berbagai solusi untuk memberantas hama dan penyakit pada tanaman.

III.  METODE PEMBELAJARAN
·         Diskusi dengan kartu bergambar (Kartu Bergambar: Lampiran 2)
·         Presentasi dan diskusi dengan PBL. Sintaks Strategi PBL terlampir, Lampiran 7
·         Tanya jawab
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. PERTEMUAN 1
TOPIK : Perbedaan Hama dan Penyakit pada Tanaman
NO
URAIAN KEGIATAN
WAKTU
1.
PENDAHULUAN
Apersepsi:
·   Peserta didik mengamati gambar tanaman padi, tikus, wereng, walang sangit,  melalui slide Power Point  dari guru, sehingga peserta didik mempunyai rasa ingin tahu mengenai tanaman padi dan hubungannya dengan hewan yang ditampilkan oleh guru. Guru mengarahkan melalui pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hama dan penyakit pada tanaman.
”Gambar apa ini?” (harapan jawaban: tanaman padi, tikus, wereng, walang sangit)
”Apakah petani menyukai hewan-hewan ini?” (harapan jawaban: tidak)
”Mengapa” (harapan jawaban: karena mengganggu tanaman petani).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEDj3HRWOzJoUVjSm0NWO7LnDyM8jhiPJn5XG7hC33qaNwEa-5yf4rxnWo5H183AzDEdQ-C9zQVGocMaywmatknL3tWpI0OBJURyLQomCVDjzqbMUXbEKxwzrvRDUio7xMt-YTYsfKtM5Q/s1600/img_3745.jpg


2 menit



2.
KEGIATAN INTI
Eksplorasi:
·   Peserta didik kembali menjawab pertanyaan guru mengenai gambar yang ditampilkan:
”Apakah petani menyukai hewan-hewan ini?” (harapan jawaban: tidak)
”Mengapa” (harapan jawaban: karena mengganggu tanaman petani).
·   Peserta didik membentuk kelompok (4 orang) untuk melakukan kegiatan diskusi menggunakan Kartu Bergambar (Flashcards) tentang hama dan penyakit tanaman.

Elaborasi:
·     Masing-masing kelompok mendapatkan satu kartu bergambar untuk diidentifikasi termasuk hama atau penyakit, kerusakan yang diakibatkan, dan cara yang dapat dilakukan untuk membasmi hama atau penyakit tersebut.
·     Peserta didik secara berkelompok mengidentifikasi gambar hama atau penyakit pada tanaman, dalam hal termasuk hama atau penyakit, kerusakan yang diakibatkan, dan cara yang dapat dilakukan untuk membasmi hama atau penyakit pada kartu bergambar. (Kartu Bergambar/ Flashcards terlampir, Lampiran 2)
·     Peserta didik dibimbing untuk menggunakan beberapa referensi (buku atau internet).

Konfirmasi:
·    Setiap kelompok mempresentasikan hasil identifikasi hama atau penyakit pada tanaman.
·    Peserta didik dibimbing untuk melakukan diskusi tanya jawab. Setiap presentasi kelompok dibatasi dua pertanyaan.
·    Guru memberikan pengauatan materi mengenai perbedaan hama dan penyakit pada tanaman, contoh hama dan penyakit, kerusakan yang diakibatkan, serta cara membasminya.

Kesimpulan:
Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi presentasi tentang perbedaan hama dan penyakit pada tanaman, contoh hama dan penyakit pada tanaman, kerusakan yang diakibatkan, serta cara untuk membasmi hama dan penyakit pada tanaman.

Penugasan:  Peserta didik secara berkelompok (4 orang) mencari artikel tentang produk kimia yang digunakan dalam memberantas hama dan penyakit pada tanaman.


3 menit








10 menit












20 menit








3 menit


3.

PENUTUP

Refleksi:  Apa manfaat yang kalian peroleh dari pembahasan hama dan penyakit pada tanaman?

2 menit

B. PERTEMUAN 2
TOPIK : Produk Kimia yang digunakan dalam pemberantasan hama dan penyakit tanaman serta efek sampingnya.
NO
URAIAN KEGIATAN
WAKTU
1.
PENDAHULUAN
Apersepsi:
·   Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru agar termotivasi belajar:
Sabun mandi apakah yang kalian pakai? Pernahkah kalian mencium aromanya? Zat apakah yang terdapat pada bahan tersebut?”

Pengetahuan Prasarat:
Hati-hati jika mencium dari larutan yang berbahaya (pestisida).


2 menit



2.
KEGIATAN INTI
Eksplorasi:
Tahap 1 : Pembentukan kelompok dan orientasi masalah
·      Peserta didik terlebih membentuk kelompok (sesuai kelompok sebelumnya). Masing-masing kelompok terdiri atas 3 atau 4 peserta didik.
Tahap 2 : Merencanakan kegiatan kelompok
·     Peserta didik duduk sesuai kelompoknya (sesuai kelompok sebelumnya).
Tahap 3 : Melakukan investigasi
·     Peserta didik membaca permasalahan (problem)  yang terdapat di dalam artikel yang dibawanya. Contoh artikel terlampir, Lampiran 3)
·     Peserta didik membuat rumusan masalah serta hipotesisnya tentang masalah yang terdapat dalam artikelnya beserta pembahasannya.

Elaborasi:
Tahap 4 : Merencanakan presentasi
·         Guru memberi kesempatan kepada kelompok yang bersedia mempresentasikan hasil diskusi tentang rumusan masalah yang diambil dari artikel, hipotesis, beserta pembahasannya.
Tahap 5 : Presentasi hasil diskusi
·         Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas secara berkelompok.
·         Peserta didik yang lainnya menyimak.
·         Peserta didik lainnya diperbolehkan menyanggah atau bertanya kepada kelompok presentator.

Konfirmasi:
·    Guru memberikan penguatan materi mengenai efek samping produk kimia yang digunakan dalam memberantas hama dan penyakit pada tanaman, misalnya pestisida.

Kesimpulan:
·    Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi presentasi tentang efek samping produk kimia yang digunakan dalam memberantas hama dan penyakit pada tanaman, misalnya pestisida.

Penugasan:
Peserta didik secara berkelompok membuat poster mengenai problem yang dibahas berdasarkan artikel.


3 menit






10 menit






15 menit











5 menit


3.

PENUTUP

Refleksi:
Apa manfaat yang kalian peroleh dari pembahasan efek samping produk kimia yang digunakan dalam memberantas hama dan penyakit pada tanaman ?




V. ALAT/ BAHAN/ SUMBER PEMBELAJARAN
Ø  LCD proyektor
Ø  Slide gambar padi, tikus, wereng, dan walang sangit.
Ø  Kartu bergambar (flashcards) hama dan penyakit pada tanaman
Ø  Artikel tentang produk kimia yang digunakan sebagai pemberantas hama dan penyakit pada tanaman.
Ø  Karim, Saeful, dkk (2008). Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar Untuk Kelas VIII SMP & MTs. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Ø  Sutresna, Nana, dkk (2007). Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas VIII SMP.  Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

VI. PENILAIAN
·         Penilaian kognitif (soal terlampir, Lampiran 4)
·         Proses (presentasi kelompok dan keaktifan),(Rubrik penilaian terlampir, Lampiran 5)
·         Produk (poster), (Rubrik penilaian terlampir, Lampiran 6)

Nilai =  Jumlah skor yang didapat     x 100
                              100


Mengetahui                                                                 Pamekasan,     Desember 2012
Kepala Sekolah                                                           Guru Biologi
           


                                                                                                Linda Tri Antika
NIP. _________________                                         NIM. 209341417443






Lampiran 1. Materi Pembelajaran
HAMA DAN PENYAKIT PADA TUMBUHAN
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjdA-CgLFNHHfsloELKnGCqPYmI3_f8ww9s0plAr5sIAQXxSbjfZ-8w26bFbUwlUFx_MCwgdhKBiTfy8-s29lcRMSKE01-SP4-5s3jngDAkGl1av4S5eDuP7JWgntL1zBioIJF_bHPVqbV/s200/Untitled.png

Hama
Hama tumbuhan adalah organisme yang menyerang tumbuhan sehingga pertumbuhan dan perkemabanganya terganggu. Hama yang menyerang tumbuhan antara lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan ulat.

1)  Tikus
Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas, dan kemampuan untuk berkembang biak yang sangat tinggi. Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara – cara sebagai berikut :
  1. Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya.
  2. Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular.
  3. Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang bersamaan pula sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen.
  4. Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam sebelumnya dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi berbunga dan berbiji. Selain itu penggunaan racun harus hati – hati karena juga berbahaya bagi hewan ternak dan manusia.
2) Wereng
Wereng adalah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang-lubang, kemudian kering, dan pada akhirnya mati.



3) Walang Sangit
Walang sangit (Leptocorisa acuta) merupakansalah satu hama yang juga meresahkan petani. Hewan ini jika diganggu, akan meloncat dan terbang sambil mengeluarkan bau. Serangga ini berwarnahijau kemerah- merahan.
4) Ulat
Upaya pemberantasan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
  •  Membuang telur – telur kupu – kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
  • Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
  • Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pertisida.
5) Tungau
Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap daun tersebut. Hama ini banyak terdapat pada musim kemarau.

Penyakit Tumbuhan
Jenis – jenis penyakit yang menyerang tumbuhan sangat banyak jumlahnya. Penyakit yang menyerang tumbuhan banyak disebabkan oleh mikroorganisme, misalnya jamur, bakteri, dan alga. Penyakit tumbuhan juga dapat disebabkan oleh virus.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgquysoIhguLcOFG7e27c5E6zquqA3ID4uyc3Asc4Tu1SVyiQVDJHbao3ND3A91UJaYrcDvmhF9BuPg_lGFtNalEv6ibmtGxSJoNqIHSM1tTSnXjuMvRiFzokr76DadkGSrtOpljxIZI9bE/s320/penyakit.png
1)  Jamur
Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga buahnya. Penyebaran jenis penyakit ini dapat disebabkan oleh angin, air, serangga, atau sentuhan tangan.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah sebagai berikut.
  • Penyakit pada padi.
  • Penyakit pada ruas batang dan butir padi disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzea. Ruas – ruas batang menjadi mudah patah dan tanaman padi akhirnya mati. Selain itu, terdapat pula penyakit yang menyebabkan daun pedi menguning. Penyakit ini disebabkan oleh jamurMagnaporthegrisea.
  • Penyakit embun tepung.
  • Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica. Jamur ini kadang – kadang menyerang biji yang sedang berkecambah sehingga biji menjadi keropos dan akhirnya mati. Jamur ini kadang – kadang menyerang daun pertama pada kecambah sehingga tumbuhan menjadi kerdil. Tumbuhan kerdil dapat tumbuh terus tapi pada daun – daunnya terdapat kercak – bercak hitam.
  • Untuk memberantas jamur ini dilakukan pengendalian secara kimia, yaitu dengan pemberian fungsida pada tanaman yang terserang jamur.

2) Bakteri
Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah penyakit yang menyerang pembuluh tapis batang jeruk (citrus vein phloem degeneration atau CVPD). CVPD disebabken oleh bakteri Serratia marcescens.
3) Virus
Selain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat, tumbuhan dapat terserang oleh virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus cukup berbahaya karena dapat menular dan menyebar ke seluruh tumbuhan dengan cepat.
4) Alga (Ganggang)
Langkah – langkah yang harus dilakukan agar tumbuhan tidak tersenang penyakit antara lain sebagai berikut.
  • Usahakan tumbuhan selalu dalam kondisi prima atau sehat dengan cara tercukupi segala kebutuhan zat haranya.
  • Jangan membiarkan tumbuhan terlalu rimbun, pangkaslah sehingga selaruh bagian tumbuhan mendapatkan sinar matahari yang cukup.
  • Jangan biarkan tumbuhan terserang kutu, tungau, atau hewan yang lain yang serung membawa bakteri atau jamur.
  • Usahakan lingkungan selalu bersih.
  • Perhatikan tumbuhan sesering mungkun sehingga penyakit dapat terdeteksi sedini mungkin.
Gulma
Selain hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan dan merugikan petani, gulma juga perlu mendapat perhatian khusus. Pada petani kadang kurang memperhatikan gulma sehingga dalam kurun waktu tertentu populasi gulma sudah melebihi batas
1) Teki
Kelompok teki – tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanis, karena memiliki umbu batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan – bulan. Contohnya adalah teki ladang (Cyperus rotundus).
2) Rumput
Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki tetapi menghasilkan stolon. Stolon ini di dalam tanah berbentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Contohnya adalah alang – alang (Imperata cylindrica).
3) Gulma Daun Lebar
Berbagai macam gulma dari ordo Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budi daya.

Efek Samping Penggunaan Produk Pembasmi Serangga
Produk pembasmi serangga beraerosol dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon stratosfer. Ozon stratosfer berperan melindungi kehidupan di bumi dari radiasi ultra ungu. Penipisan ozon akan meningkatkan jumlah penderita penyakit kanker kulit secara signifikan, termasuk melanoma ganas, dan pengidap katarak. Selain itu juga dapat merusakkan produk pertanian. Anti nyamuk termasuk kelompok pestisida (pembasmi hama), sehingga obat anti nyamuk juga mengandung racun.















Lampiran 2. Kartu Bergambar (Flahscards)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVtcgKwUBqQ40rBzbBgXMfGo1mFZQcqV0FvMfCK4iPeaiLNKSwI5e5kIMqwyidRv0xzhGwSjcU4lDaAJcRrLcREupnuUjZtFQL6RT-h81SYLu6RynHJLnHgOZEVsLApFVRZw6VAHV5LZw/s1600/tikus1.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQKS31UwEvLi_M_jkTY5MBh7x_GkohpioHf5N0VfoHI-KZSQ3-z7X0n89TTQ2dm3UP5lz3axzojmulhKKTGSNyP44-j62BPxnGQUdQ27DB2YvHfWVwk4H7b_7LVeuuH3j4a7yr_KSpa5g/s1600/Wereng+Coklat.jpg 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEDj3HRWOzJoUVjSm0NWO7LnDyM8jhiPJn5XG7hC33qaNwEa-5yf4rxnWo5H183AzDEdQ-C9zQVGocMaywmatknL3tWpI0OBJURyLQomCVDjzqbMUXbEKxwzrvRDUio7xMt-YTYsfKtM5Q/s1600/img_3745.jpg http://plantpro.doae.go.th/diseasegroup/rice/blast/r_blas1.gif

Lampiran 3. Contoh Artikel
Pengaruh Negatif Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia
Warlinson Girsang
Staf Pengajar Kopertis Wilayah I- Dpk. Fak. Pertanian USI  P.Siantar

Pestisida secara harfiah berarti pembunuh hama, berasal dari kata pest dan sida. Pest meliputi hama penyakit secara  luas, sedangkan sida berasal dari kata “caedo” yang berarti membunuh. Pada umumnya pestisida, terutama pestisida sintesis adalah biosida yang tidak saja bersifat racun terhadap jasad pengganggu sasaran. Tetapi juga dapat bersifat racun terhadap manusia dan jasad bukan  target  termasuk tanaman, ternak dan organisma berguna lainnya.
Apabila penggunaan pestisida tanpa diimbangi dengan perlindungan dan perawatan kesehatan, orang yang sering berhubungan dengan pestisida, secara lambat laun akan mempengaruhi kesehatannya. Pestisida meracuni manusia tidak hanya pada saat pestisida itu digunakan, tetapi juga saat mempersiapkan, atau sesudah melakukan penyemprotan.
Kecelakaan  akibat pestisida pada manusia sering terjadi, terutama dialami oleh orang yang langsung melaksanakan penyemprotan.  Mereka dapat mengalami pusing-pusing ketika sedang menyemprot maupun sesudahnya, atau muntah-muntah, mulas, mata berair, kulit terasa gatal-gatal dan menjadi  luka, kejang-kejang, pingsan, dan tidak sedikit kasus berakhir dengan kematian. Kejadian tersebut umumnya disebabkan kurangnya perhatian atas keselamatan kerja  dan kurangnya kesadaran bahwa pestisida adalah racun.
Kadang-kadang para petani atau pekerja perkebunan, kurang menyadari daya racun pestisida, sehingga dalam melakukan penyimpanan dan penggunaannya tidak memperhatikan segi-segi keselamatan. Pestisida sering ditempatkan sembarangan, dan saat menyemprot sering tidak menggunakan pelindung, misalnya tanpa kaos tangan dari plastik, tanpa baju lengan panjang, dan tidak mengenakan masker penutup mulut dan hidung. Juga cara penyemprotannya sering tidak memperhatikan arah angin, sehingga cairan semprot mengenai tubuhnya. Bahkan kadang-kadang wadah tempat pestisida digunakan sebagai tempat minum, atau dibuang di sembarang tempat.  Kecerobohan yang lain, penggunaan  dosis aplikasi sering tidak sesuai anjuran. Dosis dan konsentrasi yang dipakai kadang-kadang ditingkatkan hingga melampaui batas yang disarankan, dengan alasan dosis yang rendah tidak mampu lagi mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
Secara tidak sengaja, pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui mulut, kulit, dan pernafasan. Sering tanpa disadari bahan kimia beracun tersebut masuk ke dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan mengakibatkan keracunan kronis. Seseorang yang menderita keracunan kronis, ketahuan setelah selang  waktu yang lama, setelah berbulan atau bertahun. Keracunan kronis akibat pestisida saat ini paling ditakuti, karena efek racun dapat bersifat karsiogenic (pembentukan jaringan kanker pada tubuh), mutagenic (kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang), dan teratogenic (kelahiran anak cacad dari ibu yang keracunan).
Pestisida dalam bentuk gas merupakan pestisida yang paling berbahaya bagi pernafasan, sedangkan yang berbentuk cairan sangat berbahaya bagi kulit, karena dapat  masuk ke dalam  jaringan tubuh melalui ruang pori kulit. Menurut World Health Organization (WHO), paling tidak 20.000 orang per tahun, mati akibat keracunan pestisida. Diperkirakan 5.000 – 10.000 orang per tahun mengalami dampak yang sangat fatal, seperti mengalami penyakit kanker, cacat tubuh, kemandulan dan penyakit liver. Tragedi Bhopal di India pada bulan Desember 1984 merupakan peringatan keras untuk produksi pestisida sintesis. Saat itu, bahan kimia metil isosianat telah bocor dari pabrik Union Carbide yang memproduksi pestisida sintesis (Sevin). Tragedi itu menewaskan lebih dari 2.000 orang dan mengakibatkan lebih dari 50.000 orang dirawat akibat keracunan. Kejadian ini merupakan musibah terburuk dalam sejarah produksi  pestisida sintesis.
Selain  keracunan langsung,  dampak negatif pestisida bisa mempengaruhi kesehatan orang awam yang bukan petani, atau orang yang sama sekali tidak berhubungan dengan pestisida. Kemungkinan ini bisa terjadi  akibat sisa racun (residu)  pestisida  yang ada didalam tanaman atau bagian tanaman yang dikonsumsi manusia sebagai bahan makanan. Konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut, tanpa sadar telah kemasukan racun pestisida melalui hidangan makanan yang dikonsumsi setiap hari.  Apabila jenis pestisida mempunyai residu terlalu tinggi pada tanaman, maka akan membahayakan manusia atau ternak yang mengkonsumsi tanaman tersebut.  Makin tinggi residu, makin berbahaya bagi konsumen.
Dewasa ini, residu pestisida di dalam makanan dan lingkungan semakin menakutkan manusia.  Masalah residu ini, terutama terdapat pada tanaman sayur-sayuran seperti kubis, tomat, petsai, bawang, cabai, anggur dan lain-lainnya. Sebab jenis-jenis tersebut umumnya disemprot secara rutin dengan frekuensi penyemprotan yang tinggi, bisa sepuluh sampai lima belas kali dalam semusim. Bahkan beberapa hari menjelang panenpun, masih dilakukan aplikasi pestisida. Publikasi ilmiah pernah melaporkan  dalam jaringan tubuh  bayi yang dilahirkan seorang Ibu yang secara rutin mengkonsumsi sayuran yang disemprot pestisida, terdapat kelainan genetik yang berpotensi menyebabkan bayi tersebut cacat  tubuh sekaligus cacat mental.
Belakangan ini, masalah residu pestisida pada produk pertanian dijadikan pertimbangan untuk diterima atau ditolak negara importir. Negara maju umumnya tidak mentolerir adanya residu pestisida pada bahan makanan yang masuk ke negaranya. Belakangan ini produk pertanian Indonesia sering ditolak di luar negeri karena residu pestisida yang berlebihan. Media massa pernah memberitakan, ekspor cabai Indonesia ke Singapura tidak dapat diterima dan akhirnya dimusnahkan karena residu pestisida yang melebihi ambang batas. Demikian juga pruduksi sayur mayur dari Sumatera Utara, pada tahun 80-an  masih diterima pasar luar negeri. Tetapi  kurun waktu belakangan ini, seiring dengan perkembangan kesadaran peningkatan kesehatan, sayur mayur dari Sumatera Utara ditolak konsumen luar negeri,  dengan alasan kandungan residu pestisida yang  tidak dapat ditoleransi karena melampaui ambang batas..
 Pada tahun 1996, pemerintah Indonesia melalui Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian sebenarnya telah membuat keputusan tentang penetapan ambang batas maksimum residu pestisida pada hasil pertanian.  Namun pada kenyatannya,  belum banyak pengusaha pertanian atau petani yang perduli. Dan baru menyadari setelah ekspor produk pertanian kita ditolak oleh negara importir, akibat residu pestisida yang tinggi. Diramalkan, jika masih mengandalkan pestisida sintesis sebagai alat pengendali hama, pemberlakuan ekolabelling dan ISO 14000 dalam era perdagangan bebas, membuat produk pertanian Indonesia tidak mampu bersaing dan tersisih serta terpuruk di pasar global.
Lampiran 4. Soal Tes Kognitif

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1.     Walang sangit adalah salah satu  hama yang menyerang  tanaman ... .
A.    Kelapa 
B.    jambu
C.    Cengkeh           
D.    padi 
2.     Hewan yang hidup  di areal  pertanian dan menimbulkan kerugian disebut ….
A.    Gulma           
B.    Hama 
C.    Penyakit        
D.    Parasit
3.     Ulat kupu artona adalah hama pada tanaman ….
A.    Padi              
B.    Kelapa 
C.    Jagung          
D.    Kedelai
4.     Jamur yang menyerang tanaman jeruk adalah ….
A.    Sexava          
B.    Armelaria 
C.    Artona           
D.    Wereng
5.     Musuh alami ulat  kupu artona  adalah ….
A.    semut rangrang 
B.    ular sawah
C.    belalang
D.    tikus
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan 2 perbedaan hama dan penyakit!
2. Berikan 3 contoh hama pengganggu tanaman beserta kerusakan yang ditimbulkan!
3. Berikan 3 contoh penyakit tanaman beserta kerusakan yang ditimbulkan!
4. Apa dampak negative dari penggunaan pestisida bagi manusia?
5. Bagaimana cara membasmi hama dan penyakit tanpa produk kimia?
Lampiran 5. Rubrik Penilaian Proses

FORMAT PENILAIAN DISKUSI DAN PRESENTASI
Berilah tanda (√) pada kolom sesuai dengan keterangan yang telah disediakan!
No
Nama Siswa
Frekuensi
Mempresentasikan
Bertanya
Menjawab/menanggapi
1
2
3
1
2
3
1
2
3













Keterangan:
  • Skor 3 = sangat baik
  • Skor 2 = baik
  • Skor 1 = kurang baik

RUBRIK PENILAIAN PRESENTASI DAN DISKUSI
1.      Mempresentasikan
Nilai
Deskriptor
3
Presentasi jelas/mudah dipahami
2
Presentasi kurang jelas/kurang mudah dipahami
1
Presentasi membingungkan/tidak jelas

2.      Bertanya
Nilai
Deskriptor
3
Pertanyaan sesuai dengan pokok bahasan dan memunculkan permasalahan baru.
2
Pertanyaan sesuai dengan pokok bahasan, namun tidak memunculkan permasalahan baru
1
Pertanyaan kurang/tidak sesuai dengan pokok bahasan

3.      Menjawab/Menanggapi
Nilai
Deskriptor
3
Menjawab/menanggapi dengan benar dan/dengan menambah informasi baru
2
Jawaban/tanggapan berupa klarifikasi
1
Menjawab/menanggapi dengan salah





Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa
Penilaian ini didasarkan pada hasil kerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
No
Nama Siswa
Aspek yang Diamati
Ket
Keaktifan
Keberanian

A
B
C
D
A
B
C
D
























































                                                                       
Indikator:
1.    Keaktifan
A. Jika siswa terlibat aktif dalam berdiskusi
B. Jika siswa terlibat cukup aktif dalam berdiskusi
C. Jika siswa terlibat kurang aktif dalam berdiskusi
D. Jika siswa tidak terlibat aktif dalam berdiskusi/ cenderung diam saja

2.    Keberanian
A. Jika siswa berani mengajukan pertanyaan atau pendapat
B. Jika siswa cukup berani mengajukan pertanyaan atau pendapat
C. Jika siswa kurang berani mengajukan pertanyaan atau pendapat
D. Jika siswa tidak berani mengajukan pertanyaan atau pendapat sama sekali
Penilaian Kualitatif
Penilaian kuantitatif
A
75 – 99
B
50 – 74
C
25 – 49
D
0 – 24

Keterangan:                                                    
NP   = Nilai Proses                              NP= (NK1+NK2)/2
NK1 = Nilai Keaktifan                                      
NK2 = Nilai Keberanian

Lampiran 6. Rubrik Penilaian Poster
Kriteria
Skor
Catatan
Kesesuaian isi dengan tema


Kesesuaian isi dengan teori


Keindahan



Lampiran 7. Sintaks Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Tahap
Tingkah Laku Guru
Keterlaksanaan
T
TL
Tahap 1 :
Orientasi siswa pada masalah aktual dan autentik
Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.


Tahap 2 :
Mengorganisasikan siswa dalam belajar
Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang diangkat


Tahap 3 :
Membimbing penyelidikan di dalam kelompok
Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan



Tahap 4 :
Mengembangkan dan penyajian hasil karya/tugas
Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, model-model, dan membantu siswa untuk berbagi tugas dengan kelompoknya.


Tahap 5 :
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
membantu siswa untuk melakukan refleksi dan mengadakan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses belajar yang mereka gunakan.


(Sumber: Ibrahim dan Nur, 2004)