RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SATUAN PENDIDIKAN :
SMP NEGERI 1 PAMEKASAN
MATA PELAJARAN :
IPA TERPADU
KELAS / SEMESTER :
VIII / I dan II
ALOKASI WAKTU : 4 X 40 MENIT
STANDAR KOMPETENSI :
2. Memahami sistem dalam
kehidupan tumbuhan.
4. Memahami kegunaan bahan
kimia dalam kehidupan
KOMPETENSI DASAR :
Menginformasikan
kegunaan dan efek samping bahan kimia dalam pemberantasan hama dan penyakit pada organ tumbuhan.
INDIKATOR :
NO.
|
INDIKATOR
|
NILAI KARAKTER
|
1
|
Menjelaskan
perbedaan hama dan penyakit pada tanaman.
|
1.
Kritis
2.
Rasa ingin tahu
3. Disiplin (Discipline)
4. Rasa hormat dan
perhatian (respect)
5. Tekun (diligence)
6. Tanggung jawab (responsibility)
7. Ketelitian (carefulness)
Life Skill:
Peserta didik peduli dengan lingkungan sekitar
|
2
|
Menjelaskan contoh
hama pada tumbuhan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
|
|
3
|
Menjelaskan contoh
penyakit pada tumbuhan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
|
|
4
|
Menyebutkan
contoh produk kimia yang dijadikan sebagai pemberantas hama pada tumbuhan,
misalnya pestisida.
|
|
5
|
Menjelaskan
kegunaan produk kimia yang dijadikan sebagai pemberantas hama pada tumbuhan.
|
|
6
|
Menjelaskan
efek samping produk kimia pemberantas hama pada tumbuhan.
|
|
7
|
Menyebutkan cara/solusi untuk mengatasi hama dan
penyakit yang menyerang tumbuhan.
|
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik diharapkan mampu :
- Menjelaskan minimal 3 perbedaan hama dan penyakit pada tanaman melalui kegiatan diskusi kelompok dan tebak kartu bergambar hama dan penyakit pada tanaman.
- Menjelaskan minimal 3 contoh hama pada tumbuhan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan diskusi kelompok dan tebak kartu bergambar hama dan penyakit pada tanaman.
- Menjelaskan minimal 3 contoh penyakit pada tumbuhan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan diskusi kelompok dan tebak kartu bergambar hama dan penyakit pada tanaman.
- Menjelaskan contoh produk kimia yang dijadikan sebagai pemberantas hama pada tumbuhan, misalnya pestisida melalui kegiatan diskusi dan presentasi dengan strategi Problem Based Learning (PBL).
- Menjelaskan kegunaan produk kimia yang dijadikan sebagai pemberantas hama pada tumbuhan melalui kegiatan diskusi dan presentasi dengan strategi Problem Based Learning (PBL).
- Menjelaskan efek samping produk kimia pemberantas hama pada tumbuhan melalui kegiatan diskusi dan presentasi dengan strategi Problem Based Learning (PBL).
- Menyebutkan cara/ solusi untuk mengatasi hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan melalui kegiatan diskusi dan presentasi dengan strategi Problem Based Learning (PBL).
II. MATERI PEMBELAJARAN (Materi : Lampiran 1)
·
Perbedaan hama dan penyakit pada tanaman
·
Produk kimia yang digunakan sebagai
pemberantas hama dan penyakit tanaman, misalnya pestisida.
·
Kegunaan dan efek samping bahan
kimia yang digunakan sebagai pemberantas hama dan penyakit tanaman.
·
Berbagai solusi untuk memberantas
hama dan penyakit pada tanaman.
III. METODE PEMBELAJARAN
·
Diskusi dengan kartu bergambar (Kartu Bergambar:
Lampiran 2)
·
Presentasi dan diskusi dengan PBL. Sintaks Strategi PBL
terlampir, Lampiran 7
·
Tanya jawab
IV.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. PERTEMUAN
1
TOPIK : Perbedaan Hama dan Penyakit pada
Tanaman
NO
|
URAIAN
KEGIATAN
|
WAKTU
|
1.
|
PENDAHULUAN
Apersepsi:
·
Peserta didik mengamati gambar
tanaman padi, tikus, wereng, walang sangit, melalui slide Power Point dari guru, sehingga peserta didik mempunyai
rasa ingin tahu mengenai tanaman
padi dan hubungannya dengan hewan yang ditampilkan oleh guru. Guru
mengarahkan melalui pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hama dan
penyakit pada tanaman.
”Gambar apa ini?”
(harapan jawaban: tanaman padi, tikus, wereng, walang sangit)
”Apakah petani menyukai
hewan-hewan ini?” (harapan jawaban: tidak)
”Mengapa” (harapan
jawaban: karena mengganggu tanaman petani).
|
2 menit
|
2.
|
KEGIATAN INTI
Eksplorasi:
·
Peserta didik kembali
menjawab pertanyaan guru mengenai gambar yang ditampilkan:
”Apakah petani menyukai
hewan-hewan ini?” (harapan jawaban: tidak)
”Mengapa” (harapan
jawaban: karena mengganggu tanaman petani).
·
Peserta didik membentuk
kelompok (4 orang) untuk melakukan kegiatan diskusi menggunakan Kartu
Bergambar (Flashcards) tentang hama dan penyakit tanaman.
Elaborasi:
·
Masing-masing
kelompok mendapatkan satu kartu bergambar untuk diidentifikasi termasuk hama atau
penyakit, kerusakan yang diakibatkan, dan cara yang dapat dilakukan untuk
membasmi hama atau penyakit tersebut.
·
Peserta didik secara
berkelompok mengidentifikasi gambar hama atau penyakit pada tanaman, dalam
hal termasuk hama atau penyakit, kerusakan yang diakibatkan, dan cara yang
dapat dilakukan untuk membasmi hama atau penyakit pada kartu bergambar. (Kartu
Bergambar/ Flashcards terlampir, Lampiran 2)
·
Peserta
didik dibimbing untuk menggunakan beberapa referensi (buku atau
internet).
Konfirmasi:
·
Setiap
kelompok mempresentasikan hasil identifikasi hama atau penyakit pada tanaman.
·
Peserta
didik dibimbing untuk melakukan diskusi tanya jawab. Setiap presentasi
kelompok dibatasi dua pertanyaan.
·
Guru
memberikan pengauatan materi mengenai perbedaan hama dan penyakit pada
tanaman, contoh hama dan penyakit, kerusakan yang diakibatkan, serta cara
membasminya.
Kesimpulan:
Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi presentasi
tentang perbedaan hama dan penyakit pada tanaman, contoh hama dan penyakit
pada tanaman, kerusakan yang diakibatkan, serta cara untuk membasmi hama dan
penyakit pada tanaman.
Penugasan: Peserta didik secara berkelompok (4 orang)
mencari artikel tentang produk kimia yang digunakan dalam memberantas hama
dan penyakit pada tanaman.
|
3 menit
10
menit
20
menit
3
menit
|
3.
|
PENUTUP
Refleksi: Apa manfaat yang kalian
peroleh dari pembahasan hama dan penyakit pada tanaman?
|
2
menit
|
B. PERTEMUAN 2
TOPIK : Produk Kimia yang digunakan dalam
pemberantasan hama dan penyakit tanaman serta efek sampingnya.
NO
|
URAIAN
KEGIATAN
|
WAKTU
|
1.
|
PENDAHULUAN
Apersepsi:
·
Peserta didik menjawab
pertanyaan dari guru agar termotivasi belajar:
”Sabun mandi apakah yang kalian pakai?
Pernahkah kalian mencium aromanya? Zat apakah yang terdapat pada bahan
tersebut?”
Pengetahuan Prasarat:
Hati-hati jika mencium
dari larutan yang berbahaya (pestisida).
|
2 menit
|
2.
|
KEGIATAN INTI
Eksplorasi:
Tahap
1 : Pembentukan kelompok dan orientasi masalah
·
Peserta didik terlebih membentuk kelompok
(sesuai kelompok sebelumnya). Masing-masing kelompok terdiri atas 3 atau 4
peserta didik.
Tahap
2 : Merencanakan kegiatan kelompok
· Peserta didik duduk sesuai kelompoknya
(sesuai kelompok sebelumnya).
Tahap
3 : Melakukan investigasi
· Peserta didik membaca permasalahan (problem) yang terdapat di dalam artikel yang
dibawanya. Contoh artikel terlampir, Lampiran 3)
· Peserta didik membuat rumusan masalah serta
hipotesisnya tentang masalah yang terdapat dalam artikelnya beserta
pembahasannya.
Elaborasi:
Tahap
4 : Merencanakan presentasi
·
Guru
memberi kesempatan kepada kelompok yang bersedia mempresentasikan hasil
diskusi tentang rumusan masalah yang diambil dari artikel, hipotesis, beserta
pembahasannya.
Tahap
5 : Presentasi hasil diskusi
·
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
secara berkelompok.
·
Peserta
didik yang lainnya menyimak.
·
Peserta
didik lainnya diperbolehkan menyanggah atau bertanya kepada kelompok
presentator.
Konfirmasi:
·
Guru
memberikan penguatan materi mengenai efek samping produk kimia yang digunakan
dalam memberantas hama dan penyakit pada tanaman, misalnya pestisida.
Kesimpulan:
·
Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi presentasi tentang efek samping produk kimia yang digunakan
dalam memberantas hama dan penyakit pada tanaman, misalnya pestisida.
Penugasan:
Peserta didik secara berkelompok membuat
poster mengenai problem yang dibahas berdasarkan artikel.
|
3 menit
10
menit
15
menit
5
menit
|
3.
|
PENUTUP
Refleksi:
Apa manfaat yang kalian
peroleh dari pembahasan efek samping produk kimia yang digunakan
dalam memberantas hama dan penyakit pada tanaman ?
|
V. ALAT/ BAHAN/ SUMBER PEMBELAJARAN
Ø
LCD proyektor
Ø
Slide gambar padi, tikus,
wereng, dan walang sangit.
Ø
Kartu bergambar (flashcards) hama dan
penyakit pada tanaman
Ø
Artikel tentang produk kimia yang digunakan
sebagai pemberantas hama dan penyakit pada tanaman.
Ø Karim,
Saeful, dkk (2008). Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar Untuk Kelas
VIII SMP & MTs. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Ø Sutresna,
Nana, dkk (2007). Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas VIII SMP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
VI. PENILAIAN
·
Penilaian kognitif (soal terlampir, Lampiran 4)
·
Proses (presentasi kelompok dan keaktifan),(Rubrik
penilaian terlampir, Lampiran 5)
·
Produk (poster), (Rubrik penilaian terlampir, Lampiran
6)
Nilai = Jumlah
skor yang didapat x 100
100
Mengetahui Pamekasan, Desember 2012
Kepala Sekolah Guru Biologi
Linda Tri Antika
NIP.
_________________ NIM. 209341417443
Lampiran 1. Materi
Pembelajaran
HAMA DAN PENYAKIT PADA
TUMBUHAN
Hama
Hama tumbuhan adalah organisme yang menyerang tumbuhan
sehingga pertumbuhan dan perkemabanganya terganggu. Hama yang menyerang
tumbuhan antara lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan ulat.
1) Tikus
Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para
petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya
adaptasi, mobilitas, dan kemampuan untuk berkembang biak yang sangat tinggi.
Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara – cara sebagai
berikut :
- Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya.
- Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular.
- Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang bersamaan pula sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen.
- Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam sebelumnya dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi berbunga dan berbiji. Selain itu penggunaan racun harus hati – hati karena juga berbahaya bagi hewan ternak dan manusia.
2) Wereng
Wereng adalah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan
batang tumbuhan berlubang-lubang, kemudian kering, dan pada akhirnya mati.
3) Walang
Sangit
Walang sangit (Leptocorisa acuta) merupakansalah
satu hama yang juga meresahkan petani. Hewan ini jika diganggu, akan meloncat
dan terbang sambil mengeluarkan bau. Serangga ini berwarnahijau kemerah-
merahan.
4) Ulat
4) Ulat
Upaya pemberantasan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
- Membuang telur – telur kupu – kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
- Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
- Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pertisida.
5) Tungau
Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun
untuk mengisap daun tersebut. Hama ini banyak terdapat pada musim kemarau.
Penyakit Tumbuhan
Jenis – jenis penyakit yang menyerang tumbuhan sangat
banyak jumlahnya. Penyakit yang menyerang tumbuhan banyak disebabkan oleh
mikroorganisme, misalnya jamur, bakteri, dan alga. Penyakit tumbuhan juga dapat
disebabkan oleh virus.
1) Jamur
Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit
yang menyerang hampir semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting,
daun, bunga, hingga buahnya. Penyebaran jenis penyakit ini dapat disebabkan
oleh angin, air, serangga, atau sentuhan tangan.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah sebagai
berikut.
- Penyakit pada padi.
- Penyakit pada ruas batang dan butir padi disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzea. Ruas – ruas batang menjadi mudah patah dan tanaman padi akhirnya mati. Selain itu, terdapat pula penyakit yang menyebabkan daun pedi menguning. Penyakit ini disebabkan oleh jamurMagnaporthegrisea.
- Penyakit embun tepung.
- Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica. Jamur ini kadang – kadang menyerang biji yang sedang berkecambah sehingga biji menjadi keropos dan akhirnya mati. Jamur ini kadang – kadang menyerang daun pertama pada kecambah sehingga tumbuhan menjadi kerdil. Tumbuhan kerdil dapat tumbuh terus tapi pada daun – daunnya terdapat kercak – bercak hitam.
- Untuk memberantas jamur ini dilakukan pengendalian secara kimia, yaitu dengan pemberian fungsida pada tanaman yang terserang jamur.
2) Bakteri
Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah
penyakit yang menyerang pembuluh tapis batang jeruk (citrus vein phloem
degeneration atau CVPD). CVPD disebabken oleh bakteri Serratia
marcescens.
3) Virus
Selain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat,
tumbuhan dapat terserang oleh virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus cukup
berbahaya karena dapat menular dan menyebar ke seluruh tumbuhan dengan cepat.
4) Alga (Ganggang)
Langkah – langkah yang harus dilakukan agar tumbuhan tidak
tersenang penyakit antara lain sebagai berikut.
- Usahakan tumbuhan selalu dalam kondisi prima atau sehat dengan cara tercukupi segala kebutuhan zat haranya.
- Jangan membiarkan tumbuhan terlalu rimbun, pangkaslah sehingga selaruh bagian tumbuhan mendapatkan sinar matahari yang cukup.
- Jangan biarkan tumbuhan terserang kutu, tungau, atau hewan yang lain yang serung membawa bakteri atau jamur.
- Usahakan lingkungan selalu bersih.
- Perhatikan tumbuhan sesering mungkun sehingga penyakit dapat terdeteksi sedini mungkin.
Gulma
Selain hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan dan
merugikan petani, gulma juga perlu mendapat perhatian khusus.
Pada petani kadang kurang memperhatikan gulma sehingga dalam kurun waktu
tertentu populasi gulma sudah melebihi batas
1) Teki
Kelompok teki – tekian memiliki daya tahan luar biasa
terhadap pengendalian mekanis, karena memiliki umbu batang di dalam tanah yang
mampu bertahan berbulan – bulan. Contohnya adalah teki ladang (Cyperus
rotundus).
2) Rumput
Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki tetapi
menghasilkan stolon. Stolon ini di dalam tanah berbentuk jaringan
rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Contohnya adalah alang – alang (Imperata
cylindrica).
3) Gulma Daun Lebar
Berbagai macam gulma dari ordo Dicotyledoneae termasuk
dalam kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budi daya.
Efek
Samping Penggunaan Produk Pembasmi Serangga
Produk
pembasmi serangga beraerosol dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon
stratosfer. Ozon stratosfer berperan melindungi kehidupan di bumi dari radiasi
ultra ungu. Penipisan ozon akan meningkatkan jumlah penderita penyakit kanker
kulit secara signifikan, termasuk melanoma ganas, dan pengidap katarak. Selain
itu juga dapat merusakkan produk pertanian. Anti nyamuk termasuk kelompok
pestisida (pembasmi hama), sehingga obat anti nyamuk juga mengandung racun.
Lampiran 2. Kartu Bergambar (Flahscards)
Lampiran 3. Contoh Artikel
Pengaruh Negatif
Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia
Warlinson Girsang
Staf Pengajar Kopertis Wilayah I- Dpk. Fak. Pertanian USI P.Siantar
Pestisida secara
harfiah berarti pembunuh hama, berasal dari kata pest dan sida.
Pest meliputi
hama penyakit secara luas, sedangkan sida
berasal dari kata “caedo”
yang berarti membunuh. Pada umumnya pestisida, terutama pestisida sintesis
adalah biosida yang tidak saja bersifat racun terhadap jasad pengganggu
sasaran. Tetapi juga dapat bersifat racun terhadap manusia dan jasad bukan
target termasuk tanaman, ternak dan organisma berguna lainnya.
Apabila penggunaan
pestisida tanpa diimbangi dengan perlindungan dan perawatan kesehatan, orang
yang sering berhubungan dengan pestisida, secara lambat laun akan mempengaruhi
kesehatannya. Pestisida meracuni manusia tidak hanya pada saat pestisida itu
digunakan, tetapi juga saat mempersiapkan, atau sesudah melakukan penyemprotan.
Kecelakaan
akibat pestisida pada manusia sering terjadi, terutama dialami oleh orang yang
langsung melaksanakan penyemprotan. Mereka dapat mengalami pusing-pusing
ketika sedang menyemprot maupun sesudahnya, atau muntah-muntah, mulas, mata
berair, kulit terasa gatal-gatal dan menjadi luka, kejang-kejang,
pingsan, dan tidak sedikit kasus berakhir dengan kematian. Kejadian tersebut
umumnya disebabkan kurangnya perhatian atas keselamatan kerja dan kurangnya
kesadaran bahwa pestisida adalah racun.
Kadang-kadang para
petani atau pekerja perkebunan, kurang menyadari daya racun pestisida, sehingga
dalam melakukan penyimpanan dan penggunaannya tidak memperhatikan segi-segi
keselamatan. Pestisida sering ditempatkan sembarangan, dan saat menyemprot sering
tidak menggunakan pelindung, misalnya tanpa kaos tangan dari plastik, tanpa
baju lengan panjang, dan tidak mengenakan masker penutup mulut dan hidung. Juga
cara penyemprotannya sering tidak memperhatikan arah angin, sehingga cairan
semprot mengenai tubuhnya. Bahkan kadang-kadang wadah tempat pestisida
digunakan sebagai tempat minum, atau dibuang di sembarang tempat.
Kecerobohan yang lain, penggunaan dosis aplikasi sering tidak
sesuai anjuran. Dosis dan konsentrasi yang dipakai kadang-kadang ditingkatkan hingga
melampaui batas yang disarankan, dengan alasan dosis yang rendah tidak mampu
lagi mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
Secara tidak sengaja,
pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui mulut, kulit, dan
pernafasan. Sering tanpa disadari bahan kimia beracun tersebut masuk ke dalam
tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan mengakibatkan
keracunan kronis. Seseorang yang menderita keracunan kronis, ketahuan setelah
selang waktu yang lama, setelah berbulan atau bertahun. Keracunan kronis
akibat pestisida saat ini paling ditakuti, karena efek racun dapat bersifat karsiogenic (pembentukan
jaringan kanker pada tubuh), mutagenic
(kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang), dan teratogenic (kelahiran
anak cacad dari ibu yang keracunan).
Pestisida dalam
bentuk gas merupakan pestisida yang paling berbahaya bagi pernafasan, sedangkan
yang berbentuk cairan sangat berbahaya bagi kulit, karena dapat masuk ke
dalam jaringan tubuh melalui ruang pori kulit. Menurut World Health
Organization (WHO), paling tidak 20.000 orang per tahun, mati akibat keracunan
pestisida. Diperkirakan 5.000 – 10.000 orang per tahun mengalami dampak yang
sangat fatal, seperti mengalami penyakit kanker, cacat tubuh, kemandulan dan
penyakit liver. Tragedi Bhopal di India pada bulan Desember 1984 merupakan
peringatan keras untuk produksi pestisida sintesis. Saat itu, bahan kimia metil isosianat telah
bocor dari pabrik Union Carbide yang memproduksi pestisida sintesis (Sevin).
Tragedi itu menewaskan lebih dari 2.000 orang dan mengakibatkan lebih dari
50.000 orang dirawat akibat keracunan. Kejadian ini merupakan musibah terburuk
dalam sejarah produksi pestisida sintesis.
Selain
keracunan langsung, dampak negatif pestisida bisa mempengaruhi kesehatan
orang awam yang bukan petani, atau orang yang sama sekali tidak berhubungan
dengan pestisida. Kemungkinan ini bisa terjadi akibat sisa racun (residu)
pestisida yang ada didalam tanaman atau bagian tanaman yang
dikonsumsi manusia sebagai bahan makanan. Konsumen yang mengkonsumsi produk
tersebut, tanpa sadar telah kemasukan racun pestisida melalui hidangan makanan
yang dikonsumsi setiap hari. Apabila jenis pestisida mempunyai residu
terlalu tinggi pada tanaman, maka akan membahayakan manusia atau ternak yang
mengkonsumsi tanaman tersebut. Makin tinggi residu, makin berbahaya bagi
konsumen.
Dewasa ini, residu
pestisida di dalam makanan dan lingkungan semakin menakutkan manusia.
Masalah residu ini, terutama terdapat pada tanaman sayur-sayuran seperti
kubis, tomat, petsai, bawang, cabai, anggur dan lain-lainnya. Sebab jenis-jenis
tersebut umumnya disemprot secara rutin dengan frekuensi penyemprotan yang
tinggi, bisa sepuluh sampai lima belas kali dalam semusim. Bahkan beberapa hari
menjelang panenpun, masih dilakukan aplikasi pestisida. Publikasi ilmiah pernah
melaporkan dalam jaringan tubuh bayi yang dilahirkan seorang Ibu
yang secara rutin mengkonsumsi sayuran yang disemprot pestisida, terdapat
kelainan genetik yang berpotensi menyebabkan bayi tersebut cacat tubuh
sekaligus cacat mental.
Belakangan ini,
masalah residu pestisida pada produk pertanian dijadikan pertimbangan untuk
diterima atau ditolak negara importir. Negara maju umumnya tidak mentolerir
adanya residu pestisida pada bahan makanan yang masuk ke negaranya. Belakangan
ini produk pertanian Indonesia sering ditolak di luar negeri karena residu
pestisida yang berlebihan. Media massa pernah memberitakan, ekspor cabai
Indonesia ke Singapura tidak dapat diterima dan akhirnya dimusnahkan karena residu
pestisida yang melebihi ambang batas. Demikian juga pruduksi sayur mayur dari
Sumatera Utara, pada tahun 80-an masih diterima pasar luar negeri.
Tetapi kurun waktu belakangan ini, seiring dengan perkembangan kesadaran
peningkatan kesehatan, sayur mayur dari Sumatera Utara ditolak konsumen luar
negeri, dengan alasan kandungan residu pestisida yang tidak dapat
ditoleransi karena melampaui ambang batas..
Pada tahun
1996, pemerintah Indonesia melalui Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan
dan Menteri Pertanian sebenarnya telah membuat keputusan tentang penetapan
ambang batas maksimum residu pestisida pada hasil pertanian. Namun pada
kenyatannya, belum banyak pengusaha pertanian atau petani yang perduli.
Dan baru menyadari setelah ekspor produk pertanian kita ditolak oleh negara
importir, akibat residu pestisida yang tinggi. Diramalkan, jika masih
mengandalkan pestisida sintesis sebagai alat pengendali hama, pemberlakuan
ekolabelling dan ISO 14000 dalam era perdagangan bebas, membuat produk pertanian
Indonesia tidak mampu bersaing dan tersisih serta terpuruk di pasar global.
Lampiran
4. Soal Tes Kognitif
A.
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1.
Walang sangit adalah salah satu hama yang menyerang tanaman ... .
A. Kelapa
B. jambu
C.
Cengkeh
D. padi
2.
Hewan yang hidup di areal pertanian dan menimbulkan kerugian
disebut ….
A.
Gulma
B.
Hama
C.
Penyakit
D.
Parasit
3.
Ulat kupu artona adalah hama pada tanaman ….
A.
Padi
B.
Kelapa
C.
Jagung
D.
Kedelai
4.
Jamur yang menyerang tanaman jeruk adalah ….
A.
Sexava
B.
Armelaria
C.
Artona
D.
Wereng
5.
Musuh alami ulat kupu artona adalah ….
A.
semut rangrang
B.
ular sawah
C.
belalang
D.
tikus
B.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan 2
perbedaan hama dan penyakit!
2. Berikan 3 contoh
hama pengganggu tanaman beserta kerusakan yang ditimbulkan!
3. Berikan 3 contoh
penyakit tanaman beserta kerusakan yang ditimbulkan!
4. Apa dampak
negative dari penggunaan pestisida bagi manusia?
5. Bagaimana cara membasmi
hama dan penyakit tanpa produk kimia?
Lampiran
5. Rubrik Penilaian Proses
FORMAT PENILAIAN DISKUSI DAN PRESENTASI
Berilah tanda (√) pada
kolom sesuai dengan keterangan yang telah disediakan!
No
|
Nama
Siswa
|
Frekuensi
|
||||||||
Mempresentasikan
|
Bertanya
|
Menjawab/menanggapi
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
||
Keterangan:
- Skor 3 = sangat baik
- Skor 2 = baik
- Skor 1 = kurang baik
RUBRIK PENILAIAN PRESENTASI DAN DISKUSI
1.
Mempresentasikan
Nilai
|
Deskriptor
|
3
|
Presentasi jelas/mudah
dipahami
|
2
|
Presentasi kurang
jelas/kurang mudah dipahami
|
1
|
Presentasi
membingungkan/tidak jelas
|
2.
Bertanya
Nilai
|
Deskriptor
|
3
|
Pertanyaan sesuai dengan
pokok bahasan dan memunculkan permasalahan baru.
|
2
|
Pertanyaan sesuai dengan
pokok bahasan, namun tidak memunculkan permasalahan baru
|
1
|
Pertanyaan kurang/tidak
sesuai dengan pokok bahasan
|
3.
Menjawab/Menanggapi
Nilai
|
Deskriptor
|
3
|
Menjawab/menanggapi
dengan benar dan/dengan menambah informasi baru
|
2
|
Jawaban/tanggapan berupa
klarifikasi
|
1
|
Menjawab/menanggapi
dengan salah
|
Rubrik
Penilaian Aktivitas Siswa
Penilaian ini didasarkan pada hasil kerja siswa
selama proses belajar mengajar berlangsung.
No
|
Nama
Siswa
|
Aspek
yang Diamati
|
Ket
|
|||||||
Keaktifan
|
Keberanian
|
|||||||||
A
|
B
|
C
|
D
|
A
|
B
|
C
|
D
|
|||
Indikator:
1. Keaktifan
A. Jika
siswa terlibat aktif dalam berdiskusi
B. Jika
siswa terlibat cukup aktif dalam berdiskusi
C. Jika
siswa terlibat kurang aktif dalam berdiskusi
D. Jika
siswa tidak terlibat aktif dalam berdiskusi/ cenderung diam saja
2. Keberanian
A. Jika
siswa berani mengajukan pertanyaan atau pendapat
B. Jika
siswa cukup berani mengajukan pertanyaan atau pendapat
C. Jika
siswa kurang berani mengajukan pertanyaan atau pendapat
D. Jika
siswa tidak berani mengajukan pertanyaan atau pendapat sama sekali
Penilaian Kualitatif
|
Penilaian kuantitatif
|
A
|
75 – 99
|
B
|
50 – 74
|
C
|
25 – 49
|
D
|
0 – 24
|
Keterangan:
NP =
Nilai Proses NP=
(NK1+NK2)/2
NK1 = Nilai Keaktifan
NK2 =
Nilai Keberanian
Lampiran
6. Rubrik Penilaian Poster
Kriteria
|
Skor
|
Catatan
|
Kesesuaian isi dengan tema
|
||
Kesesuaian isi dengan
teori
|
||
Keindahan
|
Lampiran 7. Sintaks Strategi Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL)
Tahap
|
Tingkah
Laku Guru
|
Keterlaksanaan
|
|
T
|
TL
|
||
Tahap 1 :
Orientasi siswa pada masalah aktual dan
autentik
|
Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
logistic yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah.
|
||
Tahap 2 :
Mengorganisasikan siswa dalam belajar
|
Membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang diangkat
|
||
Tahap 3 :
Membimbing penyelidikan di dalam kelompok
|
Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan
|
||
Tahap 4 :
Mengembangkan dan penyajian hasil karya/tugas
|
Membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, model-model, dan membantu
siswa untuk berbagi tugas dengan kelompoknya.
|
||
Tahap 5 :
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
|
membantu siswa untuk melakukan refleksi dan
mengadakan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses belajar yang
mereka gunakan.
|
(Sumber: Ibrahim dan
Nur, 2004)