Senin, 18 November 2013

STRATEGI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DAN GROUP INVESTIGATION (GI)



Nama                                                  : Linda Tri Antika
NIM/ Kelas                                         : 130341816943 / A
Resume untuk Hari, Tanggal        : Kamis, 21 November 2013

MATERI I
THINK PAIR SHARE (TPS)

1. Think Pair Share (TPS)
Think Pair Share (TPS) adalah strategi yang didesain untuk menghindarkan peserta didik dari ceramah yang selalu diterima peserta didik di kelas ketika guru mengajar dan memberi kesempatan bagi peserta didik untuk menyusun ide-ide pribadi dan membagi ide tersebut. TPS dalam pembelajaran antara lain yaitu dapat menstruktur diskusi, meningkatkan pertisipasi peserta didik dan meningkat-kan banyak informasi yang dapat diingat peserta didik, meningkatkan lamanya “time on task” dalam kelas dan kualitas konstribusi peserta didik dalam diskusi kelas, serta dengan metode TPS, peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup sosial mereka.
Strategi pembelajaran TPS merupakan salah satu pembelajaran kooperatif. Menurut Arends (2008) menyatakan bahwa terdapat 3 tujuan yang dapat dicapai dari pembelajaran kooperatif, yaitu (1) peningkatan prestasi akademik, (2) penerimaan terhadap keragaman (suku, sosial, budaya, kemampuan, dan sebagai-nya), (3) pengembangan keterampilan sosial dalam memecahkan masalah. Pen-dekatan ini memberikan kepada peserta didik kesempatan untuk bekerja secara independent pada tugas yang sama dan saling menghargai. Diasumsikan bahwa semua resitasi atau diskusi perlu dilakukan dalam setting seluruh kelompok, dan memiliki prosedur built-in untuk memberikan lebih banyak waktu kepada peserta didik untuk lebih banyak berpikir, merespons, dan saling membantu.
Menurut Rusyan (1988), strategi TPS merupakan strategi yang menggunakan metode diskusi dimana cara penyajian pembelajaran, siswa dihadapkan pada suatu masalah yang dapat berupa pertanyaan untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Oleh karena itu, strategi TPS dapat dimungkinkan dipadu dengan strategi PBMP. Berikut kelebihan dari metode diskusi dalam pembelajaran.
a.       Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa, terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
b.      Membiasakan siswa untuk bertukar pikiran dengan teman.
c.       Merangsang keterampilan menyajikan pendapat, mempertahankan pendapat, dan menghargai pendapat.
Strategi pembelajaran kooperatif TPS terdiri atas tiga tahap yang harus di-lakukan yaitu Think (berpikir), Pair (berpasangan), dan Share (berbagi). Pada tahap Think guru mengajukan suatu permasalahan atau pertanyaan terkait materi pembelajaran. Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan permasalahan secara individu dengan batas waktu tertentu. Pada tahap Pair peserta didik di-minta secara berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah dipikirkan bersama teman dalam alokasi waktu tertentu. Kemudian pada tahap Share peserta didik meminta pasangan peserta didik untuk berbagi jawaban hasil diskusi secara klasikal di dalam kelas dalam alokasi waktu tertentu.
Strategi Pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan strategi diskusi kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman di Universitas Maryland pada tahun 1985. Miranda (2010), menyatakan bahwa TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Menurut Slavin (2008), langkah-langkah pembelajaran kooperatif yang dilakukan Frank Lyman terdiri dari tiga tahap yaitu tahap think (berpikir), tahap pair (berpasangan), dan tahap share (berbagi).

a)      Think (Berpikir secara individu)
Pada tahap think (berpikir), guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan/masalah tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. Pada tahapan ini, siswa sebaiknya menuliskan jawaban dari pertanyaan/masalah yang diajukan karena guru tidak mungkin untuk memantau semua jawaban dari keseluruhan siswa. Adanya “think time” atau waktu untuk berpikir memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawaban mereka sendiri.

b)     Pair (Berpasangan)
Pada tahap pair (berpasangan), guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap think. Hasil dikusi selama tahap pair dapat menambah informasi bagi masing-masing siswa dari jawaban mereka sebelumnya sehingga hasil akhir yang didapat akan lebih baik dari jawaban mereka sebelumnya. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan. 

c)       Share (Berbagi)
Tahapan share (berbagi) guru meminta pada pasangan untuk berbagi hasil pemikiran mereka dengan seluruh kelas. Tahap share akan lebih efektif jika dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok. Melalui tahap ini, semua kelompok mendapat tambahan informasi dan menjadi lebih paham bagaimana cara yang benar untuk memecahan masalah yang diberikan. Guru bertugas memberikan koreksi terhadap jawaban siswa dan memberikan penguatan (reinforcement) di akhir pembelajaran.
Strategi pembelajaran TPS memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak dalam berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain (Ibrahim, dkk, 2000). Siswa dilatih bagaimana cara menyampaikan pendapat dengan baik dan menghargai pendapat orang lain. Siswa juga akan terlatih memecahkan masalah dan menerapkan konsep dari hasil diskusi dengan teman yang menjadi pasangannya. Melalui tahap-tahap pada strategi pembelajaran TPS, siswa dapat memberdayakan keterampilan metakognitifnya sehingga hasil belajar dan retensi dapat dioptimalkan.  Hasil penelitian Basith (2011) menyatakan bahwa strategi pembelajaran TPS lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan metakognitif siswa. Hestiningtyas (2010) dalam penelitiannya membuktikan bahwa pembelajaran TPS memiliki potensi tinggi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

 

MATERI II
GROUP INVESTIGATION (GI)
1.  Pengertian GI
Group Investigation merupakan  salah satu bentuk pembelajaran kooperatif  yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. 
Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau inquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group (Udin S. Winaputra, 2001:75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi.

2.  Langkah-langkah Pembelajaran Group Investigation (GI)
Slavin (2008) mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif GI adalah sebagai berikut:
1) Tahap Pengelompokan (Grouping)
Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta membentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap ini:
a.       siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-kategori topik permasalahan.
b.      siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki,
c.       guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4 sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan.
Misalnya:
1)      Dalam sub pokok bahasan Ekologi, siswa mengamati gambar fenomena banjir. Kemudian siswa menentukan kategori-kategori topic permasalahan yaitu menentukan sebab akibat dari banjir. Selanjutnya, siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar dan berdiskusi berdasarkan topik yang mereka pilih (dibimbing oleh guru).
2)      Setelah penyampaian topik bahasan yang akan diinvestigasi:
ü  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih topik yang menarik untuk dipilih dan membentuk kelompok berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki,
ü  Guru membatasi anggota kelompok 4 sampai 5 orang dengan cara mengarahkan siswa dan memberikan suatu motivasi kepada siswa supaya bersedia membentuk kelompok baru dan memilih topik.

2) Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap Planning atau tahap perencanaan tugas-tugas pembelajaran. Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang:
(1) Apa yang mereka pelajari?
(2) Bagaimana mereka belajar?
(3) Siapa dan melakukan apa?
(4) Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut?
Misalnya:  pada topik Bahasan Ekologi, Siswa belajar bagaimana cara mencegah dan mengatasi bencana banjir. Siswa belajar dengan menggali informasi, bekerjasama dan berdiskusi, kemudian siswa membagi tugas untuk memecahkan masalah topik tersebut, mengumpulkan informasi, menyimpulkan hasil investigasi dan mempresentasikan di kelas.

3) Tahap Penyelidikan (Investigation)
Tahap Investigation, yaitu tahap pelaksanaan proyek investigasi siswa. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut:
a.       siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki
b.      masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok
c.       siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan mempersatukan ide dan pendapat.
Misalnya: Siswa menemukan cara-cara mencegah dan mengatasi bencana banjir. Kemudian siswa mencoba cara-cara yang ditemukan dari hasil pengumpulan informasi terkait dengan topik bahasan yang diselidiki, dan siswa berdiskusi, mengklarifikasi tiap cara atau langkah dalam pemecahan masalah tentang topik bahasan yang diselidiki.

4) Tahap Pengorganisasian (Organizing)
Yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai berikut:
a.       anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proteknya masing-masing
b.      anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya
c.        wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi.
Misalnya: Siswa menemukan bahwa sebab dari bencana banjir yaitu membuang smpah sembarangan di sungai, penebangan liar di hutan, dll., Kemudian siswa membagi tugas  sebagai pemimpin, moderator, notulis dalam presentasi investigasi.

5) Tahap Presentasi (Presenting)
Tahap presenting yaitu tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a.       penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian
b.      kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar
c.       pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan.
Misalnya: Siswa yang bertugas untuk mewakili kelompok menyajikan hasil atau simpulan dari investigasi yang telah dilaksanakan, kemudian siswa yang tidak sebagai penyaji, mengajukan pertanyaan, saran tentang topik yang disajikan, selanjutnya siswa mencatat topik yang disajikan oleh penyaji.

6) Tahap evaluasi (evaluating)
Pada tahap evaluating atau penilaian proses kerja dan hasil proyek siswa. Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut:
a.       siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya
b.      guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan
c.       penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.
Misalnya: Siswa merangkum dan mencatat setiap topik yang disajikan, siswa menggabungkan tiap topik yang diinvestigasi dalam kelompoknya dan kelompok yang lain, kemudian guru mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada akhir siklus.