Nama : Linda Tri Antika
NIM/ Kelas : 130341816943 / A
Resume untuk Hari, Tanggal : Kamis, 21 November 2013
MATERI I
THINK PAIR SHARE (TPS)
1. Think Pair Share (TPS)
Think Pair Share
(TPS) adalah strategi yang didesain untuk menghindarkan peserta
didik dari ceramah yang selalu diterima peserta didik di kelas ketika guru
mengajar dan memberi kesempatan bagi peserta didik untuk menyusun ide-ide
pribadi dan membagi ide tersebut. TPS dalam
pembelajaran antara lain yaitu dapat menstruktur diskusi, meningkatkan
pertisipasi peserta didik dan meningkat-kan banyak informasi yang dapat diingat
peserta didik, meningkatkan lamanya “time
on task” dalam kelas dan kualitas konstribusi peserta didik dalam diskusi
kelas, serta dengan metode TPS, peserta
didik dapat mengembangkan kecakapan hidup sosial mereka.
Strategi pembelajaran TPS
merupakan salah satu pembelajaran kooperatif. Menurut Arends (2008)
menyatakan bahwa terdapat 3 tujuan yang dapat dicapai dari pembelajaran kooperatif,
yaitu (1) peningkatan prestasi akademik, (2) penerimaan terhadap keragaman
(suku, sosial, budaya, kemampuan, dan sebagai-nya), (3) pengembangan
keterampilan sosial dalam memecahkan masalah. Pen-dekatan ini memberikan kepada
peserta didik kesempatan untuk bekerja secara independent pada tugas yang sama dan saling menghargai. Diasumsikan
bahwa semua resitasi atau diskusi perlu dilakukan dalam setting seluruh kelompok, dan memiliki prosedur built-in untuk memberikan lebih banyak
waktu kepada peserta didik untuk lebih banyak berpikir, merespons, dan saling
membantu.
Menurut Rusyan (1988), strategi TPS merupakan strategi yang menggunakan metode diskusi dimana cara
penyajian pembelajaran, siswa dihadapkan pada suatu masalah yang dapat berupa
pertanyaan untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Oleh karena itu, strategi TPS dapat dimungkinkan dipadu dengan
strategi PBMP. Berikut kelebihan dari metode diskusi dalam pembelajaran.
a.
Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk
ide, gagasan, prakarsa, terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
b.
Membiasakan siswa untuk bertukar pikiran
dengan teman.
c.
Merangsang keterampilan menyajikan pendapat,
mempertahankan pendapat, dan menghargai pendapat.
Strategi pembelajaran kooperatif TPS terdiri atas tiga tahap yang harus di-lakukan yaitu Think (berpikir), Pair (berpasangan), dan Share
(berbagi). Pada tahap Think guru
mengajukan suatu permasalahan atau pertanyaan terkait materi pembelajaran.
Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan permasalahan secara individu
dengan batas waktu tertentu. Pada tahap Pair
peserta didik di-minta secara berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah
dipikirkan bersama teman dalam alokasi waktu tertentu. Kemudian pada tahap Share peserta didik meminta pasangan
peserta didik untuk berbagi jawaban hasil diskusi secara klasikal di dalam
kelas dalam alokasi waktu tertentu.
Strategi Pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan strategi diskusi kooperatif yang dikembangkan oleh
Frank Lyman di Universitas Maryland pada tahun 1985. Miranda (2010), menyatakan bahwa TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola
diskusi kelas. Menurut Slavin (2008),
langkah-langkah pembelajaran kooperatif yang dilakukan Frank Lyman terdiri dari
tiga tahap yaitu tahap think (berpikir),
tahap pair (berpasangan), dan tahap share (berbagi).
a) Think (Berpikir secara individu)
Pada tahap think (berpikir),
guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang berhubungan dengan pelajaran,
kemudian siswa diminta untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan/masalah
tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. Pada tahapan ini, siswa sebaiknya
menuliskan jawaban dari pertanyaan/masalah yang diajukan karena guru tidak
mungkin untuk memantau semua jawaban dari keseluruhan siswa. Adanya “think time” atau waktu untuk berpikir
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawaban mereka sendiri.
b) Pair (Berpasangan)
Pada tahap pair (berpasangan), guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain
untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap think. Hasil dikusi selama tahap pair dapat menambah informasi bagi masing-masing siswa dari jawaban mereka sebelumnya sehingga hasil akhir yang
didapat akan lebih baik dari jawaban mereka sebelumnya. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk
berpasangan.
c) Share (Berbagi)
Tahapan share
(berbagi) guru meminta pada pasangan untuk berbagi hasil pemikiran mereka dengan seluruh kelas. Tahap share akan lebih efektif jika dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan
dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan
untuk mempresentasikan
hasil diskusi masing-masing kelompok. Melalui tahap ini, semua kelompok mendapat tambahan informasi dan
menjadi lebih paham bagaimana cara yang benar untuk memecahan masalah yang
diberikan. Guru bertugas memberikan koreksi terhadap jawaban siswa dan
memberikan penguatan (reinforcement)
di akhir pembelajaran.
Strategi pembelajaran TPS memiliki prosedur yang
ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak dalam
berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain (Ibrahim, dkk, 2000).
Siswa dilatih bagaimana cara menyampaikan pendapat dengan baik dan menghargai
pendapat orang lain. Siswa juga akan terlatih memecahkan masalah dan menerapkan
konsep dari hasil diskusi dengan teman yang menjadi pasangannya. Melalui
tahap-tahap pada strategi pembelajaran TPS, siswa dapat memberdayakan
keterampilan metakognitifnya sehingga hasil belajar dan retensi dapat
dioptimalkan. Hasil penelitian Basith
(2011) menyatakan bahwa strategi pembelajaran TPS lebih efektif dalam
meningkatkan keterampilan metakognitif siswa. Hestiningtyas (2010) dalam
penelitiannya membuktikan bahwa pembelajaran TPS memiliki potensi tinggi dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
MATERI II
GROUP INVESTIGATION (GI)
1. Pengertian GI
Group Investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk
mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui
bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat
mencari melalui internet.
Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan
topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut
para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
keterampilan proses kelompok. Group Investigation dapat melatih siswa
untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif
dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Dalam metode Group Investigation terdapat tiga
konsep utama, yaitu: penelitian atau inquiri,
pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic
of the learning group (Udin S. Winaputra, 2001:75). Penelitian di sini
adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan
masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa
baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok
menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang
melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui
proses saling beragumentasi.
2. Langkah-langkah
Pembelajaran Group Investigation (GI)
Slavin (2008) mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan pembelajaran
kooperatif GI adalah sebagai berikut:
1)
Tahap Pengelompokan (Grouping)
Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi
serta membentuk kelompok investigasi, dengan
anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap ini:
a.
siswa mengamati sumber, memilih
topik, dan menentukan kategori-kategori topik permasalahan.
b.
siswa bergabung pada
kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik
untuk diselidiki,
c.
guru membatasi jumlah anggota
masing-masing kelompok antara 4 sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan
keheterogenan.
Misalnya:
1)
Dalam sub pokok bahasan Ekologi,
siswa mengamati gambar fenomena banjir. Kemudian siswa menentukan
kategori-kategori topic permasalahan yaitu menentukan sebab akibat dari banjir.
Selanjutnya, siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar dan berdiskusi
berdasarkan topik yang mereka pilih (dibimbing oleh guru).
2)
Setelah penyampaian topik bahasan
yang akan diinvestigasi:
ü Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memilih topik yang menarik untuk dipilih dan membentuk kelompok
berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki,
ü Guru
membatasi anggota kelompok 4 sampai 5 orang dengan cara mengarahkan siswa dan
memberikan suatu motivasi kepada siswa supaya bersedia membentuk kelompok baru
dan memilih topik.
2)
Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap Planning atau tahap perencanaan tugas-tugas
pembelajaran. Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang:
(1)
Apa yang mereka pelajari?
(2)
Bagaimana mereka belajar?
(3)
Siapa dan melakukan apa?
(4)
Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut?
Misalnya: pada topik Bahasan Ekologi, Siswa belajar bagaimana cara
mencegah dan mengatasi bencana banjir. Siswa belajar dengan menggali informasi, bekerjasama dan
berdiskusi, kemudian siswa
membagi tugas untuk memecahkan masalah topik tersebut, mengumpulkan informasi,
menyimpulkan hasil investigasi dan mempresentasikan di kelas.
3)
Tahap Penyelidikan (Investigation)
Tahap Investigation, yaitu tahap pelaksanaan proyek
investigasi siswa. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut:
a.
siswa mengumpulkan informasi,
menganalisis data dan membuat kesimpulan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki
b.
masing-masing anggota kelompok
memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok
c.
siswa saling bertukar, berdiskusi,
mengklarifikasi dan mempersatukan ide dan pendapat.
Misalnya: Siswa menemukan cara-cara mencegah dan mengatasi bencana
banjir. Kemudian
siswa mencoba cara-cara yang ditemukan dari
hasil pengumpulan
informasi terkait dengan topik bahasan yang diselidiki, dan siswa berdiskusi,
mengklarifikasi tiap cara atau langkah dalam pemecahan masalah tentang topik
bahasan yang diselidiki.
4)
Tahap Pengorganisasian (Organizing)
Yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan
siswa sebagai berikut:
a.
anggota kelompok menentukan
pesan-pesan penting dalam proteknya masing-masing
b.
anggota kelompok merencanakan apa
yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya
c.
wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi
kelas dalam presentasi investigasi.
Misalnya: Siswa menemukan bahwa sebab dari bencana banjir yaitu
membuang smpah sembarangan di sungai, penebangan liar di hutan, dll., Kemudian siswa membagi tugas sebagai
pemimpin, moderator, notulis dalam presentasi investigasi.
5)
Tahap Presentasi (Presenting)
Tahap presenting yaitu tahap penyajian laporan akhir.
Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a.
penyajian kelompok pada keseluruhan
kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian
b.
kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat
secara aktif sebagai pendengar
c.
pendengar mengevaluasi,
mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang
disajikan.
Misalnya: Siswa yang bertugas untuk mewakili
kelompok menyajikan hasil atau simpulan dari investigasi yang telah
dilaksanakan, kemudian siswa
yang tidak sebagai penyaji, mengajukan pertanyaan, saran tentang topik yang
disajikan, selanjutnya siswa
mencatat topik yang disajikan oleh penyaji.
6)
Tahap evaluasi (evaluating)
Pada tahap evaluating atau penilaian proses kerja dan
hasil proyek siswa. Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran
sebagai berikut:
a.
siswa menggabungkan masukan-masukan
tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang
pengalaman-pengalaman efektifnya
b.
guru dan siswa mengkolaborasi,
mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan
c.
penilaian hasil belajar haruslah
mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.
Misalnya: Siswa merangkum dan mencatat setiap
topik yang disajikan, siswa menggabungkan tiap topik yang diinvestigasi dalam
kelompoknya dan kelompok yang lain, kemudian guru mengevaluasi dengan memberikan
tes uraian pada akhir siklus.