A.
WAKTU DAN TEMPAT PRAKTUKUM
Hari/ Tanggal : Jum’at,
8 dan 15 Maret 2013
Tempat :
Biologi 305
Pengambilan Sampel : Balai
Budidaya Air Payau Pasuruan
B.
TOPIK
Identifikasi Mikroalga dari Perairan Air Tawar
C.
TUJUAN
Praktikum ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1.
Mengidentifikasi jenis mikroalga yang hidup diperairan Balai
Budidaya Air Payau Pasuruan
2.
Mengetahui keanekaragaman jenis mikroalga yang tumbuh di perairan
tawar, khususnya di Balai Budidaya Air Payau Pasuruan.
D.
DASAR TEORI
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya
hayati perairan baik jenis maupun jumlah yang sangat melimpah. Salah satu
sumber daya hayati tersebut adalah mikroalga. Mikroalga merupakan kelompok
tumbuhan berukuran renik yang termasuk dalam kelas alga dengan diameter tubuh
yang berkisar antara 3-30 µm, baik berupa sel tunggal maupun koloni yang hidup
di seluruh wilayah perairan tawar maupun laut. Di dunia mikroba, mikroalga
termasuk organisme eukariotik yang umumnya bersifat fotosintetik dengan pigmen
fotosintetik hijau (klorofil), coklat (fikosantin), biru kehijauan (fikobilin),
dan merah (fikoeritrin). Bila ditinjau dari morfologinya, mikroalga dapat berbentuk uniseluler atau multiseluler
tetapi belum ada pembagian tugas yang jelas pada sel-sel komponennya. Hal
itulah yang membedakan mikroalga dari tumbuhan tingkat tinggi (Romimohtarto,
2001).
Handajani (2010) menjelaskan bahwa sel mikroalga dapat dibagi menjadi
10 divisi dan 8 divisi merupakan bentuk unicellular. Dari 8 divisi algae, 6
divisi telah digunakan untuk keperluan budidaya perikanan sebagai pakan alami.
Empat karakteristik yang digunakan untuk membedakan divisi mikro algae yaitu;
tipe jaringan sel, ada tidaknya flagella, tipe komponen fotosintesa, dan jenis
pigmen sel. Selain itu morfologi sel dan bagaimana sifat sel yang menempel
berbentuk koloni/filamen adalah merupakan informasi penting didalam membedakan
masing-masing kelompok. Divisi mikroalga
tersebut yaitu Cyanobacteria Atau Alga Biru Hijau, Alga
Hijau (Chlorophyta), Diatom – Chrysophyta, Alga Coklat-Emas – Chrysophyta, Alga
Merah – Rhodophyta, Euglenophyta, Cryptophyta, Phyrrophyta.
Mikroalga hidup di berbagai habitat perairan dan dapat ditemukan
mulai di bagian sedimen sampai area intertidal. Mikroalga umumnya bersel satu atau
berbentuk benang dan selama hidupnya merupakan plankton. Gunawan (2011)
menjelaskan bahwa mikroalga juga merupakan kelompok fitoplankton, atau plankton
jenis nabati. Oleh karenaya, mikroalga lazim disebut sebagai fitoplankton.
Fitoplankton memiliki zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam
menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air. Sebagai dasar mata rantai pada
siklus makanan di laut, fitoplankton menjadi makanan alami bagi zooplankton
baik yang masih kecil maupun yang dewasa. Selain itu,fitoplanton juga menjadi
nutrisi bagi larva ikan dan vertebrata, mikroba, dan organisme yang lebih besar
seperti udang, kepiting, kerang, ikan, dan burung (Anonim, 2008). Organisme ini
juga dapat digunakan sebagai indikator kesuburan suatu perairan.Melalui peran
mikroalga yang penting dalam ekosistem perairan, maka alga memainkan peran yang
penting dalam produksi berbagai macam
bahan makanan laut. Beberapa spesies yang memiliki peran seperti itu antara
lain dari kelompok alga hijau seperti Tetraselmis dan
Pyramimonas merupakan sumber makan yang populer untuk mengkultur rotifer,
kerang, dan larva udang.Contoh lainnya yaituClamidomonas dan Nannocloris yang cenderung mengapung dalam budidaya, bisa
berupa suspensi dalam kondisi tanpa aerasi sehingga menguntungkan bagi usaha
budidaya. organisme ini adalah sumber makan yang populer untuk pakan rotifer,
kerang, dan larva udang.
Manfaat lainnya
dari mikroalga yaitu dapat dimanfaatkan dalam bidang farmasi, sebagai makanan
suplemen seperti Chlorella, serta sebagai sumber energi alternatif biodisel.Contohnya,
Botrycoccus braunii memiliki
kandungan minyak yang komposisinya mirip seperti tanaman darat dengan jumlah
yang lebih tinggi bila dibanding dengan kandungan minyak pada kelapa, jarak dan
sawit.Berkaitan dengan besarnya manfaat mikroalga dalam kehidupan maka masih
diperlukan banyak penelitian lebih lanjut untuk mengatahui sebaran jenis
mikroalga di berbagai wilayah perairan Indonesia, sekalipun penelitian terkait
memang telah banyak dilakukan.
Berikut ini
merupakan beberapa penjelasan mengenai divisi Mikroalga.
1. Cyanobacteria
Atau Alga Biru Hijau
Cyanobacteria
atau alga biru hijau adalah kelompok alga yang paling primitif dan memiliki
sifat-sifat bakterial dan alga. Kelompok ini adalah organisme prokariotik tidak
memiliki struktur-struktur sel, contohnya nukleus dan chloroplast. hanya
memiliki chlorophil a, namun memiliki variasi phycobilin seperti carotenoid.
Pigmen-pigmen ini memiliki beragam variasi sehingga warnanya bisa
bermacam-macam. Contohnya Spirulina, Oscillatoria, Anabaena .
2. Alga Hijau
(Chlorophyta)
Alga hijau
adalah kelompok alga yang paling maju dan memiliki banyak sifat-sifat tanaman
tingkat tinggi., merupakan organisme prokaryotik dan memiliki struktur-struktur
sel khusus, memiliki kloroplas, DNA–nya berada dalam sebuah nukleus, dan
beberapa jenisnya memiliki flagella. Dinding sel alga hijau sebagaian besar
berupa sellulosa, meskipun ada beberapa yang tidak mempunyai dinding sel.
Mempunyai klorophil a dan beberapa karotenoid, dan biasanya mereka berwarna
hijau rumput. Pada saat kondisi budidaya menjadi padat dan cahaya terbatas, sel
akan memproduksi lebih banyak klorophil dan menjadi hijau gelap. Contoh: Tetraselmis
(Air tawar, air laut) dan Pyramimonas memiliki penampakan serta sifat berenang
yang identik dengan tetraselmis. Kedua organisme ini adalah sumber makan yang
populer untuk mengkultur rotifer, kerang, dan larva udang.
Contoh lainnya,
Clamidomonas (Air tawar, air laut), Nannocloris (Air tawar, air laut,) yang berwarna
hijau tidak motil dan tidak memiliki flagel, berukuran sangat kecil dengan
diameter 1,5-2,5 mm, sel berbentuk bola, cenderung mengapung dalam budidaya,
berupa suspensi dalam kondisi tanpa aerasi sehingga menguntungkan bagi usaha
budidaya. organisme ini adalah sumber makan yang populer untuk mengkultur rotifer,
kerang, dan larva udang.
Dunaliella (Air
tawar, air laut,), dan Chlorella (Air tawar, air laut,) yang Selnya
bereproduksi dengan membentuk dua sampai delapan sel anak didalam sel induk
yang akan dilepaskan dengan melihat kondisi lingkungan. Merupakan pakan untuk
rotifer dan dapnia.
3. Diatom –
Chrysophyta
Diatom adalah
kelompok alga yang unik dengan dinding sel yang terbentuk dari silikon
dioksida.yang dipenuhi banyak lubang sehingga tampak seperti ayakan (saringan)
dan secara komersial dapat digunakan sebagai perlengkapan dalam beberapa
peralatan filter. Tidak memiliki flagella kecuali pada beberapa spesies
tertentu. hanya memiliki chlorophyl a dan c serta beberapa carotenoid seperti
fucoxanthin sehingga berwarna kecoklatan. Organisme ini biasa digunakan sebagai
pakan dalam budidaya. Contoh Chaetoceros (Air laut,) yang populer sebagai pakan
rotifer, kerang-kerangan, tiram, dan larva udang.
4. Alga
Coklat-Emas – Chrysophyta
Alga
coklat-emas dikaitkan dengan diatomae, namun mereka memiliki dinding sel silika
yang sedikit selama masa hidup mereka. Alga ini memiliki sifat-sifat yang dapat
ditemui pada sebagian besar alga. Beberapa anggota kelompok alga ini memiliki
flagella dan motil. Semua memiliki kloroplas dan memilki DNA yang terdapat di
dalam nukleusnya. Alga ini hanya memiliki chlorophyl a dan c serta beberapa
carotenoid seperti fucoxanthin yang memberikan mereka warna kecokelatan. Alga
ini seringkali dibudidayakan dalam bentuk uniseluler pada usaha budidaya
sebagai sumber pakan. contoh Isochrysis (Air laut;). Nannochloropsis (Air
tawar, air laut; ). Ellipsoidon (Air tawar, air laut).
5. Alga Merah –
Rhodophyta
Alga merah
merupakan makroalga i. hanya memiliki chlorophyl a di samping memiliki pigmen
lainnya seperti phycocyanin (pigmen biru), dan phycoeretrin (pigmen merah),
seperti juga halnya berbagai carotenoid. Phycoeretrin memberi warna merah pada
alga ini. Selain itu alga ini juga terkadang berwarna hijau kebiruan hingga
ungu. Alga merah uniseluler tidak motil dan tidak memiliki
flagel. Dapat digunakan dalam lingkungan budidaya. Contoh Porphyridium. Alga
ini digunakan pada lingkungan budi daya untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat.
6. Euglenophyta
Euglenophyta
dimasukkan dalam kelompok alga hijau oleh beberapa ahli taksonomi dan
dimasukkan ke dalam golongan protozoa oleh sebagian ahli lainnya dikarenakan
organisme ini memiliki sifat-sifat tanaman sekaligus hewan. Organisme ini
merupakan organisme eukaryotik dengan struktur-struktur tubuh yang dapat
dijumpai pada sebagian besar alga, namun mereka juga memiliki kerongkongan
sehingga mereka dapat memasukkan partikel ke dalam tubuhnya. Mereka memiliki
satu flagella yang panjang dan bisanya berenang dengan cara menarik diri mereka
melalui air. Beberapa di antaranya melakukan gerakan amoeboid. Organisme ini
tidak memiliki dinding sel, namun mereka memiliki lapisan luar yang keras yang
tersusun dari protein yaitu pellicle, yang memiliki fungsi yang sama seperti
dinding sel. Euglenophyta memiliki chlorophyl a dan b beberapa carotenoid dan
biasanya mereka terlihat berwarna hijau rumput. Euglena umum ditemukan di
perairan yang kaya akan nutrien.contoh Euglena.
7.
Cryptophyta
Cryptophyta
adalah kelompok uniseluler yang unik yang tidak memiliki kedekatan dengan
kelompok alga lainnya. Kelompok ini merupakan organisme eukaryotik, dan mereka
juga memiliki kerongkongan. Semua spesies kelompok ini memiliki flagel,
bersifat motil, dan memiliki satu atau dua kloroplast serta memiliki chlorophyl
a dan c, phycocyanin dan phycoeretrin serta beberapa carotenoid yang memberikan
warna kecokelatan pada tubuh mereka. Cryptomonas (Air tawar, air laut;).
memiliki 1-2 kloroplas cokelat dan dapat melakukan fotosintesa ataupun bertahan
hidup menggunakan bakteri. Pada umumnya tidak digunakan sebagai pakan pada
lingkungan budidaya, namun demikian populasi di alam merupakan makanan bagi
rotifer, kerang, tiram, dan larva udang.
8. Phyrrophyta
Dalam kelompok
ini terdapat dinoflagellata yang merupakan suatu kelompok organisme uniseluler
yang unik yang memiliki dua flagella dan umum dijumpai di air tawar maupun air
laut. Kelompok ini merupakan organisme eukaryotik.. Salah satu ciri khas
kelompok organisme ini adalah keberadaan dinding sel yang terbuat dari lapisan
selulosa. Akan tetapi ada beberapa
organisme yang tidak memiliki dinding sel ini. Organismen ini memiliki dua
flagella. Banyak organisme dari golongan ini yang memiliki trichocyst, yaitu
struktur protein yang dapat dikeluarkan dari permukaan sel untuk melindungi
diri dari predator. Fenomena ‘red tide’ adalah peristiwa yang dihubungkan
dengan ledakan (berkumpulnya) dinoflagellata karena adanya pigmen kemerahan
yang terakumulasi dalam organisme-organisme ini dan dalam jumlah yang besar
yang terjadi pada kondisi lingkungan tertentu. Beberapa dinoflagellata
menyebabkan peracunan pada kerang-kerangan dan menyebabkan pengakumulasian
neurotoxin dalam konsentrasi tinggi. Beberapa spesies merupakan parasit bagi
ikan yang menyebabkan masalah seperti ‘velvet disease’. Sebagian besar spesies
bukan merupakan makanan ikan karena ukurannya terlalu besar untuk
dikonsumsi.Ceratium (Air tawar). Peridinium (Air tawar, air laut;)
E.
CARA KERJA
1. Melakukan pengambilan
sampel mikroalga dari Balai
Budidaya Air Payau Pasuruan
|
2. Mengamati
mikroalga yang ditemukan dengan bantuan mikroskop cahaya
|
3. Melakukan
identifikasi genus mikroalga dengan bantuan buku identifikasi “The Freshwater Algae” karangan G.W.
Prescott dan “Introduction to the
Algae” karangan harold C. Bold dan Michael J. Wyne
|
F.
DATA
No.
|
Ciri-ciri
|
Gambar
|
1.
|
§ dinding sel kaku dan tebal
§ selnya diselubungi lempengan selulosa
§ terdapat alur melintang yang melingkari sel
|
Peridinium (400x)
|
2.
|
§ pigmen kloroplas bewarna coklat
§ sel berbentuk elips
|
Navicula (400x)
|
3.
|
§ pigmen kloroplas bewarna coklat
|
Pinnularia (400x)
|
4.
|
§ sel berbentuk jarum
§ soliter
§ kloroplas terletak di tengah
|
Monoraphidium (400x)
|
5.
|
Memiliki satu katup dengan rafe berkembang dengan baik membentuk
empat buah rafe yang masing-masing menjorok ke dalam sel
|
Achantes (400x)
|
6.
|
§ dalam 1 sel terdapat masing-masing 1 buah kloroplas di sisi sel
§ soliter
§ bentuk sel elips
§ plastida bewarna coklat
|
Nitzshia (400x)
|
7.
|
§ Struktur berupa filamen
§ Sel-sel penyusun filamen berbentuk bulat
|
Anabaena (400x)
|
8.
|
§ Berbentuk batang,
seperti perahu
§ Bergerak
merayap maju mundur
|
Amphora (400x)
|
9.
|
§ hidup berkoloni
§ filamen menempel di dalam matriks musilagonous pada bagian atas
§ warna coklat dan berbentuk coccus
|
Nostoc (400x)
|
10.
|
§ pigmen kloroplas bewarna hijau
§ bentuk lurus
§ hidup soliter
|
Oscillaria (400x)
|
11.
|
§ uniseluler
§ kloroplas berada di tengah
§ berbentuk oval/bola
§ pigmen kloroplas bewarna hijau
§ terdapat dua flagel dibagian anterior
|
Haematococcus (400x)
|
G.
PEMBAHASAN
1.
Latar Belakang Pengambilan Sampel di Balai Budidaya Air Payau
Pasuruan
Budidaya air payau di Kabupaten Pasuruan berupa budidaya tambak
yang berada di 5 kecamatan, yaitu Bangil, Kraton, Rejoso, Lekok, dan Nguling
dengan luas mencapai 3.966,9 Ha (Pemerintah Kabupaten Pasuruan, 2011). Balai
budidaya yang praktikan jadikan tempat pengambilan sampel adalah budidaya air
payau di kecamatan Bangil. Budidaya yang dijalankan adalah budidaya udang dan
ikan bandeng.
Praktikan
mengambil sampel di Balai budidaya tersebut karena berdasarkan analisis
kandungan bahan organik dalam air tambak udang dan bandeng intensif berasal
dari sisa pakan, kotoran udang, dan plankton atau jasad yang mati. Bahan
organik yang terlarut dalam air akan diurai oleh mikroba (bakteri) menjadi
mineral yang bermanfaat bagi fitoplankton, termasuk alga. Dalam tambak yang
menerapkan sedikit atau tanpa ganti air, bahan organik akan menumpuk dalam
tambak dan akan diurai oleh mikroba. Beradasarkan analisis tersebut, praktikan
mengasumsikan bahwa air di balai budidaya air payau Pasuruan hidup sangat
banyak alga.
Dalam budidaya udang, jenis alga yang diharapkan tumbuh adalah dari
kelompok diatom dan alga hijau. Beberapa jenis diatom yang hidup sebagai
perifiton dapat turut menempel pada flok (Navicula,
Amphora, Cymbella), yang berbentuk koloni (Skeletonema, Melosira, Chaetoceros) maupun yang uniseluler (Cyclotella, Coscinodiscus) turut
membentuk flok yang baik untuk makanan udang. Sedangkan Nitzschia, Pseudonitzschia tidak diharapkan karena menghasilkan
biotoksin. Diatom memberikan ciri flok yang berwarna kecokelatan Sedangkan
kelompok green algae memberikan ciri
flok berwarna kehijauan. Meski green
algae tidak dimakan oleh udang, namun kelompok algae ini bersifat stabil
atau siklus hidup yang lebih lama. Di samping itu, beberapa jenis dari green algae seperti Chlorella, Nannochloropsis, Tetraselmis dan Dunaliella dapat menekan perkembangan vibrio (Agrina, 2010).
Bioflok dianggap bermutu jelek bila terdapat dinoflagellata dalam
jumlah yang banyak (lebih dari 10% dari komunitas algae yang ada). Di samping
itu, bila algae yang menyusun didominasi oleh blue green algae (BGA) maupun flagellata (Euglenophyta) maka flok
yang dihasilkan kurang baik bagi pertumbuhan udang. Populasi algae dalam flok
sebaiknya sekitar maksimal 30% (Agrina, 2010).
2). Genus atau Spesies yang Ditemukan
1. Peridinium
·
Klasifikasi
Kingdom : Protozoa
Phylum : Myzozoa
Class : Dinophyceae
Order : Peridinales
Family : Peridineaceae
Genus : Peridinium
Kingdom : Protozoa
Phylum : Myzozoa
Class : Dinophyceae
Order : Peridinales
Family : Peridineaceae
Genus : Peridinium
(Prasetyo, 1987)
·
Karakteristik
Kebanyakan spesies Peridinium
ditemukan di perairan tawar atau payau, dan tidak dapat mentolerasi tingkat
salinitas. Genus ini hidupnya bersifat kosmopolit (ditemukan secara luas) di
air yang kandungan kalsiumnya tinggi, tetapi juga dapat ditemukan di air yang
pH dan nutrisinya rendah. Beberapa spesies dapat menyebabkan algae blooming
(Baker, et.al, 2012).
Gambar 1. Peridinium
Gambar 2. Cangkang
Peridinium
(Dokumen Pribadi, perbesaran 400x) |
Berdasarkan pengamatan, Peridinium memiliki
karakteristik dinding sel kaku dan tebal, selnya diselubungi
lempengan selulosa, terdapat alur melintang yang melingkari
sel. Karakteristik tersebut sesuai dengan Wehr & Sheath (2008) bahwa Peridinium merupakan uniseluler yang berenang aktif dalam gerakan
memutar. Sel berbentuk bulat dengan ukuran 13-30 μm serta memiliki flagel. Pada
permukaan sel terdapat lempengan selulosa yang umumnya berbentuk heksagonal dan
membungkus sel. Pada sisi dorsal terdapat lekukan transversal dan juga lekukan
longitudinal pada sisi ventral. Adapun ciri-ciri yang terlihat adalah dinding sel kaku
dan tebal karena tersusun atas selulosa. Dinophyceae
motil tersusun oleh epikon dan hipokon yang terbagi secara melintang dan
terdapat alur melintang oleh girdle (cirgulum/sabuk) melingkari sel (Baker, et.al, 2012).
Di sisi
lain, kebanyakan
dinoflagellata memperlihatkan reproduksi secara aseksual atau pembelahan sel
mitosis. Proses ini membagi organisme menjadi kembaran identik, theca mereka
mungkin pecah, terbagi pada tiap-tiap kembarannya, jadi tiap kembaran menerima
separuh dan meregenerasi separuhnya. Beberapa genera tumbuh sebagai filament
ketika sel mereka tidak terpisah setelah pembelahan. Dinoflgellata dewasa
bersifat haploid, jadi ketika reproduksi seksual dimulai, gamet mengalami
mitosis, mungkin tumbuh dengan atau tanpa dinding, terlihat sebagai individu
tua dalam versi kecil. Gamet jantan dan betina tidak jelas dibedakan, tetapi
dapat berenang bebas. Setelah penggabungan dua gamet, lalu menjadi zigot yang
aktif berenang, pada kondisi yang tidak menguntungkan, sel akan membentuk hystrichosphere,
ini adalah dorman kapsul yang melindungi dinoflagelata sampai keadaan
menguntungkan kembali (Rifkicahyo, 2011).
Peran Dinopyceae ini di
tambak BBAP Pasuruan yang kami gunakan sebagai lokasi pengambilan sampel alga
adalah sebagai plankton di perairan payau tambak tersebut. Sebab beberapa jenis
alga dapat membentuk flok yang baik untuk makanan udang, namun bioflok dapat
dianggap bernutu jelek bila terdapat dinoflagellata dalam jumlah yang banyak
(lebih dari 10% dari komunitas algae yang ada) (Suprapto, 2010).
2. Nitzschia
·
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Filum :
Bacillariophyta
Class :
Bacillariophyceae
Order :
Pennales
Family : Nitzschiaceae
Genus :
Nitzschia
Species : Nitzschia
sp.
(Prasetyo, 1987)
·
Karakteristik
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, karakteristik alga di bawah ini yaitu
terdapat kloroplas pada tubuhnya dengan warna agak kecoklatan. Selnya memiliki bentuk
elips. Kami beranggapan bahwa mikroalga ini termasuk kelompok genus Navicula.
Gambar 3. Nitzschia sp.
(Dokumen pribadi, perbesaran 400x) |
Akan tetapi anggapan tersebut ternyata tidak sesuai dengan kajian literature yang ada. Berdasarkan penjelasan dari Bellinger dan Sigee (2010), Nitzschia merupakan genus besar yang mungkin selnya berbentuk elip, narrow linear, gelendong atau sigmoid pada tampilan katupnya. Di beberapa spesies, pusat katup (valve)mengerut sedikit. Rafe berpindah menjadi satu di pinggir tetapi rafe di setiap katup membentuk diagonal berlawanan dengan lainnya. Terdapat dua kloroplas besar, tiap bagian kloroplas berada di akhir sentral. Selnya memiliki panjang 20-250µm dan lebar 4,5 – 16µm. Nitzschia hidup soliter dan sebagai bentik ataupun plankton. Tipe gerakan diatom bermacam-macam, salah satunya Nitzschia yang memiliki tipe gerakan membentuk kurva dengan dua lingkaran yang berbeda.