Anatomi Tumbuhan
BATANG
Batang merupakan bagian pokok tumbuhan karena merupakan tempat kedudukan daun, bunga, dan buah bagi tumbuhan tinggi. Selain itu batang dapat digunakan untuk menyalurkan zat-zat bahan makanan dari akar ke organ lain terutama daun.
Sifat-sifat batang pada umumnya: mempunyai bentuk seperti silinder, mempunyai buku (nodium) yang merupakan tempat kedudukan daun, dan beruas-ruas (internodium), pada setiap buku dapat tumbuh tunas yang akan berkemnbang menjadi daun (gemma folifera) atau bunga (gemma florifera) dan batang kecil atau cabang. Ujung batang selalu tumbuh ke arah sinar (fototropisme positif). Batang dapat berwarna hijau pada waktu muda dan berfungsi untuk fotosintesis, tetapi setelah dewasa akan berubah warna kecuali pada tumbuhan berumur pendek, batang tetap berwarna hijau. Selain mengangkut air dan zat-zat bahan makanan dan air ke daun juga mengangkut zat makanan ke akar.
Beberapa tumbuhan seringkali tidak menampakkan batangnya karena ruas-ruasnya sangat pendek sehingga yang tampak di atas tanah daun-daun yang berjejal-jejal. Tumbuhan yang tidak tampak batangnya sering disebut dengan planta acaulis. Daun-daun pada tumbuhan ini tumbuh membentuk roset daun sebagai contoh lidah buaya (Aloe vera), (jadam, Adam dan Hawa), sawi (Brassica juncea). Batang pohon kelapa tumbuh ke atas tetapi pada ujungnya ruas-ruasnya sangat pendek dan membentuk roset, tumbuhan demikian disebut roset batang. Roset dari kata rosula, contoh tumbuhan yang membentuk roset batang selain kelapa, yaitu anjuang (Codyline fruticosa) dan Pleomele angustifolia (Pandan suji).
Tumbuhan yang batangnya tampak jelas dapat dibedakan menjadi.
1. Herbaceous (tumbuhan berbatang basah).
Batang tumbuhan tampak berair bahkan kadang-kadang transparan. Contoh herbaceous: Impatiens balsamina (pacar air), Piperomia pellucida, krokot (Portulaca oleracea).
2. Lignosus (batang berkayu).
Tumbuhan lignosus batangnya keras. Pepohonan (arbores) dan semak-semak (frutices). Arbores batang tinggi umumnya bercabang-cabang, contohnya: nangka (Artocarpus integra), manggis (Garcinia mangostoma) dan lain-lain. Frutices biasanya batangnya pendek berkayu, cabang dekat dengan tanah, contoh: Ixora grandiflora (soka), Gardenia agusta (kaca piring), Tabernamontana divaricata (rondolali) dan lain-lain.
3. Calmus
Batang rumput-rumputan, batang tidak berkayu, ruas-ruas tampak nyata, seringkali berongga, contohnya: Oryza sativa tumbuhan yang termasuk Gramineae.
4. Calamus
Batang tidak keras, ruas-ruasnya agak panjang dan seringkali berongga, contoh Fimbristylis globulosa Kunth (mendong) dan tumbuhan yang termasuk Cyperaceae.
Batang mempunyai berbagai macam bentuk diantaranya:
1. teres (bulat) seperti batang papaya (Carica papaya), batang mangga (Mangifera indica), batang pisang (Musa paradisiaca)
batang-01
2. bersegi (angularis), triangularis misal pada batang teki (Cyperus rotundus), quadrangularis misal pada jinten (Coleus amboinicus), Bidens pilosus
3. pipih melebar seperti daun dan berfungsi seperti daun juga. Ada dua macam jika batang tumbuh terus dan bercabang disebut kladodia, contoh tumbuhan kaktus (Opuntia vulgaris Rill) dan batang tumbuh terbatas, contoh Muehlenbeckia platyclada (jakang).
Gambar 2
Permukaan batang juga berbagai macam:
a. laevis (licin) misalnya batang kangkung, jagung, pacar air
b. costasus (berusuk) punya rigi seperti Piper bettle (sirih)
c. beralur (sulcatus) pada Biden pilosus, Costus caudatus (kenikir)
d. bersayap (alatus) biasanya batang bersegi dan sudutnya mengalami pelebaran contoh pada Dioscorea alata (uwi) dan Passiflora quadrangularis (markisah)
e. berambut (pilosus) misal pada beberapa Begonia sp.
f. berduri (spinosus) dadap (Erythrina sp.), Euphorbia milli
g. berbekas-bekas (bekas daun tampak jelas) pada Carica papaya, Ceiba pentandra
h. memperlihatkan bekas daun penumpu pada Artocarpus communis (kluwih), Artocarpus integra (nangka)
i. banyak lentisel pada sengon (Albizzia stipulate)
j. batang mengelupas contoh pada Bungur (Lagustrumia speciosa), Psidium guajava (jambu biji).
Batang tumbuh ke arah sinar matahari (fototropis atau heliotrope) dengan arah bervariasi sebagai berikut:
a. tegak lurus contoh: kelapa (Cocos nucifera), papaya (Carica papaya)
b. menggantung (dependens, pendalus) contoh anggrek tertentu, Lycopodium
c. berbaring (humifusus) contoh semangka
d. menjalar (merayap, repens) contoh Ipomoea reptans, Ipomoea batatas
e. condong (ascendens)/serong ke atas contoh kacang tanah (Arachis hypogea)
f. metans (mengangguk ke atas) contoh pada bunga matahari
g. memanjat (scandens)
dengan akar pelekat sirih belanda (Philodendron)
dengan akar pembelit Philodendron bipenifolium
dengan sulur pembelit pada Sechium edule
dengan daun atau sulur daun pada kembang sungsang
dengan duri pada Rosa sp., Bougenville
dengan duri daun pada rotan (Calamus coesius Bl.)
dengan kait pda Mucaria gambir Roxb.
h. membelit dengan arah membelit ke
kiri (sinistrum volubilis) pada kembang telang (Clitoria ternatea)
kanan (dextrosum volubilis).
Percabangan pada batang
Tumbuhan monokotil jarang bercabang sedang pada dikotil memkpunyai percabangan dengan berbagai cara
1. monopodial, batang pokok tumbuh terus contoh pada Pinus sp.
Gambar 3
2. simpodial cabang lebih panjang dari batang pokok pada sawo kecik (Manilkara bidentata)
Gambar 4
3. menggarpu (dikotomis) setiap ujung bercabang menjadi dua yang sama besar pada flamboyan.
Gambar 5
Cabang yang besar disebut dahan (ramus) yang kecil disebut ranting. Cabang pada tumbuhan dibedakan:
a. geragih (flagellum, stolon) contoh Centella asiatica, cabang merayap di atas tanah dan kentang merayap di dalam tanah
Gambar 6
b. wiwilan atau tunas air (Virga singularis), batang tumbuh cepat dan banyak kuncup tidurnya contoh pada batang coklat (Theobroma cacao)
Gambar 7
c. sirung panjang (virga) cabang beruas panjang tidak pernah berbunga
d. sirung pendek (virgula) cabang pendek pendukung bunga dan buah contoh jambu biji.
Cabang tumbuhan dapat membentuk sudut dengan sumbu pokok dengan berbagai variasi diantaranya.
a. fastigatus contoh pada kopi sudut antara batang dan cabang sangat kecil
b. condong ke atas ± 45° pada Casuarina equisetifolia
c. mendatar sudut 90° pada randu, ketapang (Terminalia catappa)
Gambar 8
d. terkulai (dechiatus), pangkal mendatar ujung terkulai contoh kopi
e. bergantung (pendalus) sudut > 90°
Tumbuhan akan mati jika batangnya mati oleh karena ada tumbuhan berumur pendek dan tumbuhan berumur panjang.
1. Tumbuhan annual (annuus) umur kurang dari 1 tahun contoh palawija: jagung, padi, kedelai.
2. Tumbuhan bienial (biennis) contoh gula bit (Beta vulgaris)
3. Tumbuhan menahun atau tumbuhsn keras digolongkan dalam semak sedang untuk terna (herba) berumur panjang contoh empon-empon.
Struktur Anatomi Batang
Perbedaan yang mendasar antara anatomi batang dan akar terletak pada struktur pembuluh angkutnya. Susunan xilem dan floem pada akar terletak pada radius yang berbeda dan berseling secara bergantian, sedang pada batang floem dan xilem terletak dalam satu radius, floem berada di sebelah luar dan xilem di sebelah dalam. Susunan berkas pengangkut pada akar disebut radial sedangkan pada batang kolateral. Sifat xilem pada akar disebut eksark karena letak protoxilem berada di sebelah luar metaxilem sedangkan pada batang disebut endark karena letak protoxilem di sebelah dalam metaxilem. Floem dan xilem pada batang membentuk suatu berkas yang tersusun di dalam satu lingkaran.
Epidermis batang pada umumnya memiliki stoma dan trikoma pada waktu masih muda sehingga batang dapat berfungsi sebagai organ fotosintesis. Korteks terdiri dari jaringan parenkimatik yang mungkin di dalamnya ditemukan jaringan sekretorik misalnya saluran lendir pada batang Hibiscus sp., sel minyak pada batang Piper betle dan Cinamomum sp., saluran resin pada batang Pinus sp.; kristal kalsium oksalat pada batang Impatiens balsamina. Jaringan penguat pada batang dapat berupa kolenkima dan sklerenkima tergantung jenis tumbuhannya. Kolenkima di korteks dapat membentuk suatu lingkaran utuh atau terdapat dalam suatu kelompok-kelompok. Kolenkima dapat mengandung kloroplas dan dapat juga menjadi meristematik kembali membentuk felogen. Sklerenkima yang ditemukan di korteks dapat berupa serabut atau sel batu. Sel-sel sklerenkima mati dan berdinding tebal, sklerenkima dapat berupa lingkaran utuh yang terletak di bawah epidermis atau di sebelah dalam korteks. Batas antara korteks dan stele terdiri dari selapis sel yang disebut endodermis yang seringkali pada waktu batang masih muda mengandung butir-butir amilum sehingga disebut dengan sarung tepung atau floeoterma.
Stele terdiri dari tiga bagian yaitu perisikel, berkas pengangkut dan empulur. Perisikel dapat terdiri dari satu lapis atau beberapa lapis sel yang berupa parenkima dan sklerenkima atau parenkima saja. Sklerenkima yang terdapat di stele mungkin terjadi dalam kelompok-kelompok yang terpisah atau membentuk lingkaran utuh yang berrada di luar berkas pengangkut membentuk garis batas yang jelas antara korteks dan stele.
Berkas pengangkut pada batang monokotil merupakan berkas yang terpisah-pisah dan memiliki tipe kolateral tertutup, seringkali dikelilingi oleh sklerenkima sehingga disebut kolateral tertutup fibrovaskuler. Berkas pengangkut tersebut tersebar tidak teratur. Berkas pengangkut pada dikotil ada yang berupa berkas terpisah-pisah tapi tersusun dalam satu lingkaran atau membentuk satu lingkaran utuh, di antara floem dan xilem ditemukan kambium. Kambium yang terdapat di dalam berkas pengangkut dinamakan kambium fasikuler. Di antara berkas pengangkut yang satu dengan yang lain kambiumnya saling berhubungan, kambium yang menghubungkan dua berkas pengangkut dinamakan kambium interfasikuler.
Empulur biasanya terdiri dari sel-sel parenkima atau canpuran antara sklerenkima dan kolenkima. Beberapa tumbuhan empulurnya mengalami desintegrasi sehingga batangnya berlubang, contohnya pada Ipomoea reptans.
Korteks batang monokotil tidak memiliki batas yang jelas antara korteks dan stelenya. Berkas pengangkut pada batang monokotil umumnya kolateral tertutup ada yang dikelilingi oleh sklerenkima baik sebagian atau keseluruhan berkas sehingga disebut kolateral tertutup fibrovaskuler.
Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder terjadi pada batang dikotil maupun monokotil.
Titik tumbuh sekunder pada batang adalah felogen dan kambium vaskuler. Felogen dapat berasal dari kolenkima, parenkima, atau perisikel. Felogen dapat bersifat monopleuris dan dipleuris. Felogen monopleuris hanya membentuk felem saja ke arah luar, sedang yang dipleuris keluar membentuk felem ke arah luar dan ke arah dalam membentuk feloderm. Felem, felogen, dan feloderm menyusun lapisan periderm yang menggantikan epidermis. Lenti sel dapat terbentuk pada periderm. Lenti sel berfungsi sebagai jalan keluar masuknya udara untuk bernafas. Lenti sel tidak dapat membuka dan menutup. Lenti sel terdiri dari celah yang diapit oleh felem, dan di dalamnya terdapat felogen dan feloderm, dan di dalam celah terdapat sel-sel yang lepas disebut chorifeloid.
Sel-sel penyusun felem biasasnya berbentuk prisma memanjang tersusun teratur, berdinding tipis tetapi menganddung suberin sehingga kedap terhadap air. Sel-sel felem mati. Pada Quercus suber felem sangat tebal dan dapat dipanen setiap tahun setelah tanaman berumur 10 tahun. Felem dimanfaatkan sebagai gabus yang dapat digunakan untuk tutup botol, sol sepatu, dan lain-lain. Felogen bersifat meristematis, sel-selnya berbentuk balok, terdiri dari selapis atau beberapa lapis kalau sedang aktif, dan biasanya berinti. Feloderm disusun dari sel-sel parenkimatik dan hidup. Susunanya juga teratur seperti felem
Kambium fasikuler maupun interfasikuler membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan floem sekunder ke arah luar. Kambium faskuler dan interfasikuler tidak terdapat pada monokotil.
Xilem primer dibentuk sebelum dibentuk kambium interfasikuler. Unsur-unsur xilem primer yang dibentuk pertama kali disebut protoxilem sedang unsur-unsur yang dibentuk setelah protoxilem disebut metaxilem.
Pada batang yang telah mengalami pertumbuhan sekunder posisi xilem primer terdesak ke arah dalam berbatasan langsung dengan sel-sel parenkima empulur sedang floem primer akan terdesak ke tepi berbatasan langsung dengan parenkima korteks; sehingga pada batang yang telah mengalami pertumbuhan sekunder daerah korteks tidak terlihat jelas bahkan mungkin hilang.
Struktur Anatomi Batang Dikotil Herba
1. Batang Pacar Air (Impatiens balsamina)
Gambar 9
Epidermis terdiri dari satu lapis sel dengan kutikula tebal. Di sebelah dalam epidermis ditemukan jaringan penguat berupa kolenkima anguler. Kemudian diikuti oleh jaringan parenkimatik yang tersusun dari sel isodiametrik dengan ruang sel yang besar. Endodermis masih tampak jelas, tersusun dari satu lapis sel, diikuti dengan satu lapis sel perikambium. Berkas pengangkut di dalam stele terdiri dari empat berkas yang masing-masing berkas dipisahkan oleh parenkima. Floem dan xilem dibatasi oleh kambium. Bagian tengah dari korteks diisi oleh empulur yang parenkimatik
2. Batang Kangkung (Ipomoea reptans)
Gambar 10
Lapisan terluar batang kangkung disusun oleh satu lapis epidermis. Daerah korteks disusun oleh jaringan penguat yang berupa kolenkima dan parenkima. Jaringan kolenkima terdiri dari 2-3 lapis sel, terletak di sebelah dalam epidermis. Parenkima terdapat di sebelah dalam jaringan kolenkima. Lapisan endodermis masih tampak jelas. Daerah silinder pusat di mulai dari jaringan parenkimatis yang menyusun perisikel, di sebelah dalam lapisan perisikel ditemukan berkas pengangkut bertipe kolateral terbuka. Kambium ditemukan di antara berkas floem dan xilem. Kambium interfasikuler terdapat di antara dua berkas pengangkut yang berbatasan. Pada gambar 10 menunjukkan pertumbuhan sekunder pada batang kankung. Parenkima empulur ada yang mengalami desintegrasi sehingga tampak adanya rongga di dalam empulur.
Struktur Anatomi Batang Dikotil Berkayu
Contoh batang dikotil berkayu di antaranya batang keningar (Cinamomum burmani) dan batang bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea)
1. Batang Cinamomum burmani
Gambar 11
Penampang melintang batang C. burmani menunjukkan struktur anatomi sebagai berikut: pada gambar 11 memiliki epidermis yang terdiri dari satu lapis. Korteks terdiri dari beberapa lapis sel parenkimatik dengan beberapa sel yang mengandung antosianin yang tersebar di antara sel-sel parenkimatik tersebut. Endodermis tidak tampak jelas. Perisikel terdiri dari beberapa lapis sel yang berupa kelompok sklereida yang dihubungkan dengan parenkima sehingga membentuk lingkaran utuh. Floem dan xilem dibatasi oleh kambium. Floem membentuk kelompok-kelompok diselingi oleh parenkima, sedang xilem membentuk lingkaran utuh. Empulur terdiri dari sel-sel parenkimatik yang memiliki ukuran lebih besar dari sel-sel disebelah luarnya. Sel-sel empulur yang berbatasan dengan xilem berlignin.
Awal pertumbuhan sekunder pada batang C. burmani diawali dengan aktifitas kambium gabus dan kambium pembuluh. Kambium gabus berasal dari sel-sel di bawah epidermis. Kambium gabus pada awalnya hanya tampak di bagian tertentu (gambar A dan B) . Kambium gabus pada pertumbuhan sekunder yang lebih lanjut, akan terus membelah ke arah luar dan ke arah dalam sehingga membentuk lapisan periderm yang rata di semua permukaan batang (gambar C).
Kambium pembuluh membelah ke arah dalam membentuk xilem sekunder dan ke arah luar membentuk floem sekunder. Kambium pembuluh lebih aktif membelah ke arah dalam dari pada ke arah luar sehingga lapisan xilem sekunder lebih tebal dari pada floem sekunder (gambar C). Di antara berkas-berkas xilem sekunder terdapat parenkima jari-jari empulur.
2. Batang bunga kupu-kupu (Bauhinia sp.)
Struktur anatomi batang Bauhinia sp. yang telah mengalami pertumbuhan sekunder menunjukkan bagian paling luar berupa lapisan periderm yang terdiri dari 3 bagian yang meliputi felem bagian paling luar, felogen yang bersifat meristematik, dan feloderm yang berada di sebelah dalam dan berasal dari felogen. Felem terdiri dari beberapa lapis sel yang dindingnya bergabus, pada beberapa bagian tertentu felem tampak robek sebagai akibat desakan pertumbuhan jaringan yang berada di sebelah dalamnya. Bagian yang robek tadi dinamakan lenti sel, yang berfungsi sebagai jalan keluar masuknya udara pada peristiwa pernafasan. Felogen terdiri dari beberapa lapis sel yang terletak di sebelah dalam felem. Sel penyusun felogen berbentuk pipih ke arah samping dan selnya hidup. Feloderm berada di sebelah dalam felogen, terdiri dari sel-sel parenkimatik. Korteks berada di sebelah dalam lapisan periderm, terdiri dari sel-sel klorenkima. Lapisan endodermis bersifat parenkimatis sedangkan lapisan perisikel sebagian bersifat sklerenkimatis dan sebagian kecil parenkimatis. Sel-sel penyusun jaringan floem sekunder berada di sebelah dalam perisikel. Parenkima jari-jari floem berada di dalam berkas floem sekunder. Kambium pembuluh tersusun hingga 5 deret sel. Xilem sekunder berada di sebelah dalam kambium pembuluh. Xilem sekunder terdiri dari trakea dan trakeida yang tersusun dalam satu jari-jari xilem. Parenkima jari-jari xilem berada di dalam berkas xilem sekunder. Parenkima jari-jari empulur memisahkan antar berkas pengangkut. Tipe stele pada batang Bauhinia sp. bertipe eustele. Batang Bauhinia sp. yang diamati belum menunjukkan adanya daerah dilatasi. Daerah empulur disusun oleh sel-sel yang bersifat parenkimatik.
Gambar 12
Struktur Monokotil Berbatang Lunak
Batang Jagung (Zea mays)
Lapisan terluar batang jagung disusun oleh satu lapis epidermis. Daerah korteks batang jagung sempit. Daerah korteks batang jagung terdiri dari 2 sampai 3 lapis sklerenkima yang terdiri dari sel-sel serabut sklerenkima yang berlignin dan satu sampai dua lapis sel parenkimatik. Batas daerah korteks dengan silinder pusat tidak jelas. Ukuran sel-sel parenkima semakin ke dalam semakin besar. Berkas penngangkut yang bertipe kolateral tertutup fibrovaskuler tersebar di antara sel-sel parenkima. Ukuran berkas pengangkut semakin ke dalam semakin besar. Ciri khas pada berkas pengangkut batang jagung, xilem terdiri dari dua trakea besar kemudian dihubungkan dengan satu buluh cincin dan di antara floem dan xilem ditemukan ruang reksigen. Serabut sklerenkima mengelilingi seluruh berkas pengangkut. Tipe stele pada batang jagung disebut ataktostele.
Gambar 13
Monokotil berbatang keras
Batang Palem Kuning
Batang palem kuning saat muda terbungkus oleh pelepah daun. Irisan melintang batang palem berbentuk segitiga dengan ujung tumpul. Lapisan terluar batang disusun oleh selapis sel epidermis. Korteks tampak sempit dan batas antara korteks dengan silinder pusat tidak jelas. Di sebelah dalam epidermis, terdapat satu sampai dua lapis sel sklerenkima diikuti dengan parenkima. Di antara jaringan parenkima terdapat berkas pengangkut yang bertipe kolateral tertutup fibrovaskuler. Serabut sklerenkima yang mengelilingi berkas pengangkut sangat tebal dan berlignin.
Gambar 14
Perbedaan pokok antara batang monokotil dan dikotil terletak pada tipe berkas pengangkut, jaringan penguat, dan tipe stelenya. Tipe berkas pengangkut pada batang dikotil yang normal tipe kolateral terbuka. Kambium terdapat di antara xilem dan floem (kambium faskuler) dan kambium interfasikuler terdapat di antara dua berkas pengangkut. Pertumbuhan sekunder menyebabkan dua berkas pengangkut yang berbatasan menjadi satu sehingga berkas pengangkut tampak sebagai satu lingkaran yang utuh. Jaringan penguat pada dikotil dapat berupa kolenkima yang terdapat di daerah korteks baik berbatasan langsung dengan epidermis atau terdapat di dalam parenkima. Sklerenkima mungkin terdapat sebagai jaringan penguat sendiri atau bersama dengan kolenkima di dalam korteks. Tipe berkas pengangkut pada monokotil disebut kolateral tertutup karena tidak terdapat kambium di antara xilem dan floem. Kambium interfasikuler juga tidak ada. Letak berkas pengangkut pada monokotil tersebar. Tipe stele pada dikotil eustele sedang pada batang monokotil ataktostele.
Batang Tumbuhan Dikotil yang Menyimpang
Beberapa tumbuhan dikotil memiliki struktur anatomi yang menyimpang dari normal. Sebagai contoh berkas pengangkut yang umumnya kolateral, pada tumbuhan tersebut bertipe bikolateral, konsentris baik amfivasal maupun amfikribral. Berkas pengangkut pada dikotil normalnya tersusun dalam satu lingkaran tetapi pada beberapa tumbuhan dapat lebih dari satu lingkaran sehingga ada berkas pengangkut perifer dan medular. Berkas pengangkut yang perifer tersusun dalam satu lingkaran sedang berkas pengangkut yang terletak di medular umumnya tersebar. Tipe stele pada dikotil yang normalnya eustele dapat berubah menjadi diktiostele. Penyimpangan tersebut dinamakan anomali. Contoh-contoh batang yang memiliki struktur anatomi menyimpang:
1. Sechium edule
Lapisan terluar batang S. edule disusun oleh satu lapis sel epidermis. Daerah korteks disusun oleh jaringan kolenkima, klorenkima, dan sklerenkima. Kolenkima terletak di sebelah dalam lapisan epidermis. Kolenkima memiliki tebal 2 sampai 7 lapis sel, disebelah dalam jaringan kolenkima terdapat 1 sampai 2 lapis sel klorenkima. Jaringan sklerenkima terdapat setelah jaringan klorenkima. Jaringan sklerenkima memiliki tebal kurang lebih 5 lapis sel. Batas antara korteks dan silinder pusat tidak jelas. Sel-sel yang menyusun endodermis dan perisikel bersifat parenkimatis. Berkas pengangkut terdapat di antara sel-sel parenkima yang menyusun daerah empulur. Berkas pengangkut memiliki tipe bikolateral, dengan susunan floem luar-kambium-xilem-floem dalam. Tipe bikolateral termasuk sifat anomali. Berkas pengangkut tersusun dalam satu lingkaran. Adanya pertumbuhan yang tidak sama menyebabkan berkas pengangkut tampak tersebar. Sel-sel parenkima di daerah empulur ada yang berdisintegrasi sehingga terbentuk rongga empulur.
Batang 15
2. Batang Piper betle
Gambar 16
Bagian terluar dari batang sirih disusun oleh selapis sel epidermis. Daerah korteks disusun oleh jaringan kolenkima dan sklerenkima. Kolenkima terletak di sebelah dalam epidermis. Kolenkima memiliki tebal 3-4 lapis. Di sebelah dalam kolenkima terdapat parenkima yang mengandung koloroplas. Endodermis batang sirih bersifat parenkimatis. Di sebelah dalam endodermis adalah selapis perisikel yang juga bersifat parenkimatis. Berkas pengangkut yang terletak di tepi memiliki tipe kolateral terbuka fibrovaskuler. Sklerenkima yang terdiri dari serabut sklerenkima yang berlignin membentuk lingkaran utuh yang bergelombang membatasi berkas pengangkut perifer dan medular. Berkas pengangkut yang terletak di tepi tersusun dalam lingkaran yang rapi. Di daerah tengah atau medular di antara sel-sel parenkima empulur terdapat berkas pengangkut yang juga bertipe kolateral terbuka. Berkas pengangkut yang terletak di medular letaknya berseling dengan berkas pengangkut perifer. Adanya berkas pengangkut yang terletak di medular (di antara parenkima empulur) merupakan salah satu bentuk anomali pada batang P. betle.
3. Batang Amaranthus sp.
Gambar 17
Bagian terluar dari batang bayam disusun oleh selapis sel epidermis. Daerah korteks disusun oleh beberapa lapis jaringan kolenkima. Kolenkima terletak di sebelah dalam epidermis. Klorenkima terdapat di sebelah dalam kolenkima. Kristal kalsium oksalat berbentuk tetrahedral atau prisma yang berukuran sangat kecil sehingga disebut dengan bentuk pasir terdapat di dalam parenkima korteks. Endodermis batang bayam bersifat parenkimatis terdiri dari satu lapis, diikuti oleh perikambium. Berkas pengangkut perifer memiliki tipe kolateral terbuka. Dua berkas pengangkut perifer dipisahkan oleh kambium interfasikuler. Sel-sel hasil pembelahan kambium interfasikuler ke arah dalam membentuk jaringan parenkima konjungtif. Berkas pengangkut yang terletak di tepi tersusun dalam lingkaran yang rapi. Di daerah tengah atau medular di antara sel-sel parenkima empulur terdapat berkas pengangkut yang juga bertipe kolateral terbuka. Berkas pengangkut yang terletak di medular tersusun tersebar. Adanya berkas pengangkut yang terletak di medular (di antara parenkima empulur) merupakan salah satu bentuk anomali pada batang Amaranthus sp.. Bentuk anomali juga ditunjukkan dengan adanya susunan berkas pengangkut yang tersebar karena Amaranthus sp. termasuk kelompok dikotil.
4. Batang Begonia sp.
Gambar 18
Bagian terluar batang Begonia sp. dilapisi oleh selapis sel epidermis. Di sebelah dalam epidermis terdapat 6- 7 jaringan kolenkima. Di dalam sel-sel kolonkima juga ditemukan pigmen antosianin. Di sebelah dalam jaringan kolenkiam adalah jaringan parenkima. Di dalam sel penyusun jaringan kolenkima dapat ditemukan kloroplas dan kristal kalsium oksalat dengan bentuk drusse. Lapisan endodermis bersifat parenkimatik. Di sebelah dalam endodermis adalah perisikel yang juga bersifat parenkimatik. Berkas pengangkut bersifat kolateral terbuka. Berkas pengangkut dalam silinder pusat tersusun di dalam dua lingkaran yang berseling, ukuran berkas pengangkut perifer lebih kecil dibandingkan berkas pengangkut medular.
Batang Monokotil yang Bersifat Anomali
Batang Aloe sp.
Gambar 19
Lapisan terluar batang Aloe sp. yang sudah tua disusun oleh lapisan periderm. Di sebelah dalam lapisan periderm terdapat jaringan parenkima yang menyusun daerah korteks. Batas antara daerah korteks dengan silinder pusat tidak tampak jelas. Setelah beberapa lapis parenkima dapat ditemukan sel-sel kambium yang berada di luar berkas pengangkut. Di sebelah dalam kambium ditemukan berkas pengangkut yang memiliki tipe konsentris amfivasal dan berkas pengangkut letaknya tersebar di dalam stele. Parenkima terdapat di antara berkas pengangkut. Keberadaan kambium di luar berkas pembuluh dan tipe berkas pengangkut konsentris amfivasal merupakan bentuk anomali pada batang Aloe sp.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar