I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tak dapat dipungkiri lagi nahwa saat ini kertas merupakan telah menjadi salah satu kebutuhan pokok. Bukan hanya bagi pelajar yang memang membutuhkan kertas untuk buku-buku pelajaran, tetapi juga khalayak umum. Karena pada saat ini hampir semua informasi dan data ditulis pada kertas. Meskipun sudah ada beberapa media elektronik sebagai pengganti fungsi kertas sebagai penyimpan data, tetapi rupanya keberadaan kertas di masyarakat belum tergantikan. Hal ini terjadi karena belum semua angggota masyarakat memiliki media elektronik tersebut. Seperti computer, laptop, atau e-book. Terlebih lagi, walaupun mereka telah memiliki alat-alat elektronik tersebut, mereka tetap membutuhkan kertas karena berbagai alasan.
Salah satu alasan masyarakat tetap memilih kertas adalah karena penggunaan media elektronik yangterlalu lama dapat mengganggu kesehatan mata. Selain itu juga lebih praktis untuk dibawa. Sebagai contoh sederhana, ada seorang pelajar yang mendapatkan materi pelajaran dari gurunya dalam bentuk soft file, pelajar tersebut memiliki laptop, tetapi dia tetap mencetak materi pelajaran itu pada kertas (mengeprint) dengan alasan lebih praktis, lebih mudah dibawa kemana-mana untuk dipelajari. Selain itu para jurnalistik juga masih sangat banyak yang menyampaikan berita mereka dengan menggunakan media kertas kendati sudah banyak media elektronik untuk menyampaikan berita, seperti radio, televisi, maupun koran elektronik.
Dengan beberapa contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa keberadaan kertas saat ini masih sangat diperlukan oleh masyarakat luas untuk berbagai keperluan. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan tugas akhir Matakuliah Metodologi Penelitian ini kami mengambil tema tentang kertas. Lebih tepatnya tentang daya serap kertas terhadap zat cair. Pertimbangan lain kami memilih tema ini adalah untuk mengetahui kertas jenis apa yang paling baik untuk digunakan sampul. Hal ini penting karena untuk melindungi data penting yang kita miliki diperlukan sampul yang baik. Supaya tidak mudah rusak apabila terkena air maupun zat cair (Anonim, 2010).
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana terjadinya kapilaritas air terhadap kertas?
2. Apakah masing-masing kertas memiliki daya kapilaritas yang berbeda beda?
3. Faktor apa yang mempengaruhi perbedaan kecepatan kapilaritas pada kertas?
4. Jenis kertas apa yang paling baik digunakan untuk sampul buku?
5. Jenis kertas apa yang paling baik digunakan untuk kromatogram pada kromatografi kertas?
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses kapilaritas yang terjadi pada percobaan pengaruh jenis kertas (Bufallo, Linen, kertas Foto, Glosy, kertas Kayu, dan kertas Minyak) terhadap kecepatan kapilaritas zat cair.
2. Untuk mengetahui daya kapilaritas masing-masing kertas tersebut (Bufallo, Linen, kertas Foto, Glosy, kertas Kayu, dan kertas Minyak).
3. Untuk mengetahui kecepatan kapilaritas masing kertas (Bufallo, Linen, kertas Foto, Glosy, kertas Kayu, dan kertas Minyak) terhadap zat cair yang digunakan, yaitu air mangsi spidol warna merah.
4. Untuk mengetahui jenis kertas yang paling baik digunakan untuk sampul buku.
5. Untuk mengetahui jenis kertas yang paling baik digunakan untuk kromatogram pada kromatografi kertas.
I.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”Jenis kertas (Bufallo, Linen, Kertas Foto Glosy, Kertas Kayu, dan Kertas Minyak) berpengaruh terhadap kecepatan kapilaritas zat cair”.
I.5 Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah membuktikan kertas apakah yang paling baik digunakan untuk mengabsorbsi air. Sehingga sebaiknya digunakan untuk kertas kromatografi. Selain itu, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui jenis kertas yang paling baik digunakan untuk sampul buku atau data-data penting.
II. KAJIAN PUSTAKA
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serta yang berasal dari pulp. Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu) melalui berbagai proses pembuatannya (mekanis, semikimia, kimia). Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa (Ruhiyat, 2009).
Kertas secara umum tersusun dari serat-serat selulosa. Pada proses produksi kertas, serat-serat atau fiber akan mengikuti arah mesin atau sering disebut juga MD (machine direction). Pada MD ini, serat-serat diatur menurut arah mesin. Nilai kekuatan tarik untuk MD berbeda dengan TD/CD (transverse direction/cross machine direction) atau yang melintang arah mesin (Heldman dan Lund, 1992). Nilai kekuatan tarik pada MD lebih tinggi dibandingkan dengan kekuatan tarik pada CD. Hal ini dapat disebabkan karena pada MD serat-serat atau fiber tersusun secara teratur dan terkumpul dalam satu arah tarikan sehingga kekuatan yang dibutuhkan untuk memutuskan kertas tersebut lebih besar. Sedangkan pada CD serat-serat fiber melintang terhadap arah tarikan, sehingga kekuatan antar serat menjadi tidak terlalu kuat ketika ditarik (Nurminah, 2002).
Dari hasil percobaan didapat rataan penyerapan air berturut-turut, kertas karton, dupleks, kertas nasi, kertas sak, kertas roti, kertas minyak, yaitu: 0.004083309, 004021373, 0.000615192, 0.000613908, 0.000386638, 0.000304226 (g/cm2.menit). Adanya perbedaan ini mungkin disebabkan ada perbedaan metode sizing (sizer). Sizing umumnya digunakan untuk memberikan ketahanan resistensi air. Sizer adalah bahan penolong yang ditambahkan sebelum atau sesudah pembentukan lembaran kertas yang ditujukan terutama untuk meningkatkan ketahanan kertas terhadap cairan (Nurminah, 2002).
Sifat daya serap air dipengaruhi oleh sizer dan filler. Sizer akan akan mengubah sifat hidrofilik selulosa menjadi hidrofobik sehingga kemampuan penyerapan airnya akan berkurang. Untuk melindungi kepentingan konsumen juga untuk pengawasan proses dan pengendalian mutu bagi produsen kertas maka diperlukan batas maksimum berat air yang terserap selama 45 detik untuk kertas yang bergramatur 45 g/m2 standart pabrik sebesar 25 g/m2 dengan toleransi maksimum hingga 27 g/m2 (Andriana, 1998).
Pada percobaan pengaruh janis kertas terhadap kecepatan zat cair ini ada bebrapa konsep yang saling berkaitan, yang meliputi bidang keilmuan biologi, fisika, kimia, maupun matematika. Ditinjau dari bidang keilmuan biologi bidang yang terkait di antaranya adalah proses peresapan air dan bahan-bahan nutrisi tumbuhan melalui akar. Konsep yang digunakan dalam hal ini adalah sama dengan percobaan pengaruh janis kertas terhadap kecepatan zat cair yang kami lakukan tersebut, yaitu melalui osmosis. Pada peristiwa osmosis air berpindah dari medium yang tinggi konsentrasi airnya ke medium yang konsentrasi airnya lebih rendah (Jagor, 2009).
Ditijau dari bidang keilmuan fisika, konsep yang terkait adalah konsep tentang gerak dan perpindahan, yaitu kecepatan. Setiap benda yang bergerak selalu mengalami perpindahan. Perpindahan yang terjadi tiap satu satuan waktunya diukur dengan besaran yang dinamakan kecepatan. Kecepatan adalah laju perubahan tempat yang diperoleh dari pengukuran jarak yang ditempuh (∆s) dan selang waktu (∆t) yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut, yaitu: v = ∆s / ∆t. Pada umumnya kecepatan dapat berubah-ubah, tidak tetap, sehingga kecepatan yang didefinisikan menurut persamaan di atas adalah kecepatan rata-rata selama selang waktu ∆t tersebut (Peter, 2004).
Untuk mengetahui perbedaan kualitas kertas dalam menyerap zat cair, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menghitung kecepatan peresapan zat cair pada masing-masing kertas. Semakin tinggi kecepatan kertas tersebut dalam menyerap zat cair, maka semakin kurang baik kualitasnya apabila digunakan untuk sampul buku. Karena akan sangat mudah basah apabila terkena air, sehingga data yang ada kurang bisa terlindungi. Sebaliknya, apabila kertas tersebut digunakan untuk penyerap zat cair akan sangat baik kualitasnya. Karena zat cair akan terserap dengan cepat. Selain itu konsep fisika yang masih berkaitan dengan percobaan kami yang berjudul pengaruh janis kertas terhadap kecepatan zat cair ini adalah kapilaritas. Dimana zat cair akan merambat melalui media yang pori-porinya sangat kecil, yang menyebabkan terjadinya proses kapilaritas (Zaelani, 2006).
Ditinjau dari segi keilmuan kimia, konsep yang terkait adalah tentang pemisahan warna pada zat cair, yaitu kromatografi kertas. Kertas dapat digunakan untuk memisahkan suatu zat terlarut melalui proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam absorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion dinamakan kromatografi sehingga masing-masing zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode analitik.
Pada kromatografi kertas sebagai penyerap digunakan sehelai kertas dengan susunan serabut dan tebal yang sesuai. Susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai tempat untuk mengalirkannya fase bergerak (Eti're, 1993).
Sedangkan apabila ditinjau dari bidang keilmuan matematika, maka perhitungan yang sangat penting yang digunakan dalam percobaan kami ini mutlak menggunakan ilmu matematika. Mulai dari menyiapkan bahan, yaitu memotong ukuran kertas dengan hitungan yangtepatdan teliti. Ketika melakukan percobaan, yaitu mencatat waktu yang digunakan untuk pengamatan, pencatatan data, sampai dengan menganalisis data yang telah diperoleh yaitu menghitung kecepatan peresapan zat cair pada masing-masing jenis kertas yang digunakan.
III. METODE PENELITIAN
III.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian percobaan kami ini adalah penelitian kualitatif. Karena bahan yang kami teliti tidak dapat dibandingkan dalam bentuk angka.
III.2 Lokasi Penelitian
Percobaan kami ini kami lakukan di Gedung Biologi, 05, FMIPA, Universitas Negeri Malang
III.3 Rancangan Penelitian
Instrumen Penelitian
1. Material apa saja yang digunakan uuntuk penelitian?
Air, penggaris, pewarna (mangsi spidol merah), kertas (kertas Bufallo, Linen, kertas Foto Glossy, kertas Kayu, dan kertas Minyak).
2. Bagaimanakah respon kertas?
Air meresap pada kertas.
3. Hal-hal apa sajakah yang dapat diubah-ubah?
Kertas : jenis, ukuran, merk.
Zat cair : jenis, jumlah, pH, volum, massa.
4. Bagaimana cara melakukan penelitian ini?
• Dengan cara mengukur tinggi zat cair yang diserap kertas
• Dengan cara mengukur volum zat cair yang terserap oleh kertas.
Rancangan Diagram Eksperimen
Judul : Pengaruh Jenis Kertas (Bufallo, Linen, Kertas Foto, Glosy, Kertas Kayu, dan Kertas Minyak) Terhadap Kecepatan Kapilaritas Zat Cair.
Hipotesis: Jenis kertas berpengaruh terhadap kecepatan kapilaritas zat cair.
Variabel babas : Jenis kertas
Variabel kontrol : Jenis zat cair, jumlah zat cair, ukuran kertas, waktu pencelupan kertas pada zat cair, gelas (ukuran dan jenis).
Kelompok kontrol : -
Jenis kertas
Buffalo Glosy Kertas photo Kertas minyak Kertas kayu
5
Trials 5
Trials 5
Trials 5
Trials 5
Trials
DV : Daya kapilaritas kertas
C : -
Tabel Penelitian
Waktu yang digunakan masing-masing 5 menit
Jenis Kertas Jarak
Tempuh
1 Jarak
Tempuh
2 Jarak
Tempuh
3 Jarak
Tempuh
4 Jarak
Tempuh
5
Kertas Buffalo
Kertas Linen
Kertas Photo Glossy
Kertas Kayu
Kertas HVS
III.4 Alat dan Bahan
1. Alat
Gunting 1 buah
Penggaris 1 buah
Alat tulis 1 buah
Stop watch 1 buah
Gelas 1 buah
Baskom 1 buah
2. Bahan-bahan
Air 1 liter
Pewarna (mangsi spidol merah) 3 buah
Kertas buffalo, kertas photo, kertas glory, kertas kayu, kertas minyak
@ 1 gulung
III.5 Prosedur Penelitian
1. Siapkan lima jenis kertas yaitu: Kertas Buffalo, kertas Linen, kertas photo Glossy, kertas kayu, dan kertas HVS.
2. Gunting kertas tersebut masing-masing dengan panjang 21 cm dan lebar 1,5 cm. masing-masing kertas dibuat lima buah.
3. Garisi 1 cm di salah satu ujung kertas tersebut.
4. Siapkan air 1 liter di dalam baskom.
5. Warnai air tersebut dengan mangsi spidol merah dengan cara mencelupkannya ke dalam air.
6. Siapkan lima gelas yang berukuran sama yang diisi dengan zat cair tersebut setinggi 1 cm.
7. Celupkan masing-masing jenis kertas pada bagian yang digarisi ke dalam gelas yang sudah diisi zat cair.
8. Nyalakan stopwatch dan tunggu sampai 5 menit.
9. Setelah dua menit matikan stopwatch dan segera ambil masing-masing kertas dari gelas tersebut.
10. Ukur tinggi zat cair yang terserap oleh masing-masing kertas.
11. Tulislah data yang diperoleh.
12. Ulangi langkah 6-11 sebanyak lima kali.
III.6 Cara Pengumpulan Data
Penelitian yang kami lakukan adalah bersifat kualitatif . Kami mengumpulkan data dengan cara mengukur ketinggian zat cair yang merambat pada masing-masing jenis kertas. Dimana terdapat lima jenis kertas yaitu kertas linen, kertas HVS, kertas glossy, kertas kayu, dan kertas buffalo. Masing-masing jenis kertas tersebut diulang lima kali.
Setelah melakukan percobaan, kami memasukkan data hasil percobaan yang kami peroleh pada tabel penelitian. Setelah itu kami melakukan analisis data dengan cara menghitung kecepatan peresapan zat cair pada masing-masing jenis kertas. Rumus perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:
III.7 Hasil Penelitian
Tabel III.7.1 Rata-rata Jarak Tempuh Masing-masing Kertas
Waktu yang Diperlukan (masing-masing 5 menit)
Jenis Kertas Jarak Tempuh 1 Jarak Tempuh 2 Jarak Tempuh 3 Jarak Tempuh 4 Jarak Tempuh 5 Rata-rata
Kertas Buffalo 9 mm 9 mm 7 mm 4 mm 5 mm 6,8 mm
Kertas Linen 0 mm 1 mm 1 mm 0 mm 1 mm 0,6 mm
Kertas Glossy 3 mm 3 mm 2 mm 4 mm 3 mm 3 mm
Kertas Kayu 3 mm 1 mm 0 mm 1 mm 2 mm 1,4 mm
Kertas HVS 2 mm 3 mm 3 mm 4 mm 3 mm 3 mm
III.8 ANALISIS DATA
Tabel III.8.1 Kecepatan Kapilaritas
Jenis Kertas Kecepatan Kapilaritas
Kertas Buffalo 1,36 mm/ menit
Kertas Linen 0,12 mm/ menit
Kertas Photo Glossy 0,6 mm/ menit
Kertas Kayu 0,28 mm/ menit
Kertas HVS 0,6 mm/ menit
1. Kertas Buffalo
Dari percobaan tentang kecepatan peresapan zat cair pada medium kertas, yaitu kertas Buffalo yang telah kami lakukan, kami mendapat data sebagai berikut:
a. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas Buffalo sejauh 9 mm.
b. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas Buffalo sejauh 9 mm.
c. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas Buffalo sejauh 7 mm.
d. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas Buffalo sejauh 4 mm.
e. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas Buffalo sejauh 5 mm.
Dari data di atas kecepatan rata-rata peresepan zat cair pada medium kertas Buffalo ini adalah : = = 1,36 mm/menit
Perhitungan tersebut diperoleh dari jumlah jarak total yang ditempuh oleh zat cair pada lima kali ulangan dibagi dengan waktu tempuh total yang diperlukan zat cair. Karena masing-masing percobaan dilakukan selama lima menit, maka waktu total yang diperlukan untuk seluruh percobaan dengan medium kertas Buffalo adalah 5x5 = 25 menit.
2. Kertas Linen
Dari percobaan tentang kecepatan peresapan zat cair pada medium kertas, yaitu kertas Linen yang telah kami lakukan, kami mendapat data sebagai berikut:
a. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas Linen sejauh 0 mm.
b. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas Linen sejauh 1 mm.
c. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas Linen sejauh 1 mm.
d. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas Linen sejauh 0 mm
e. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas Linen sejauh 1 mm.
Dari data di atas kecepatan rata-rata peresepan zat cair pada medium kertas Linen ini adalah : = = 0.12 mm/menit. Perhitungan tersebut diperoleh dari jumlah jarak total yang ditempuh oleh zat cair pada lima kali ulangan dibagi dengan waktu tempuh total yang diperlukan zat cair. Karena masing-masing percobaan dilakukan selama lima menit, maka waktu total yang diperlukan untuk seluruh percobaan dengan medium kertas Linen adalah 5x5 = 25 menit.
3. Kertas Photo Glossy
Dari percobaan tentang kecepatan peresapan zat cair pada medium kertas, yaitu kertas Photo Glossy yang telah kami lakukan, kami mendapat data sebagai berikut:
a. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas Photo Glossy sejauh 3 mm.
b. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas Photo Glossy sejauh 3 mm.
c. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas Photo Glossy sejauh 2 mm.
d. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas Photo Glossy sejauh 4 mm
e. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas Photo Glossy sejauh 3 mm.
Dari data di atas kecepatan rata-rata peresepan zat cair pada medium kertas Photo Glossy ini adalah : = = 0,6 mm/menit. Perhitungan tersebut diperoleh dari jumlah jarak total yang ditempuh oleh zat cair pada lima kali ulangan dibagi dengan waktu tempuh total yang diperlukan zat cair. Karena masing-masing percobaan dilakukan selama lima menit, maka waktu total yang diperlukan untuk seluruh percobaan dengan medium kertas Photo Glossy adalah 5x5 = 25 menit.
4. Kertas Kayu
Dari percobaan tentang kecepatan peresapan zat cair pada medium kertas, yaitu kertas kayu yang telah kami lakukan, kami mendapat data sebagai berikut:
a. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas kayu sejauh 3 mm.
b. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas kayu sejauh 1 mm.
c. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas kayu sejauh 0 mm.
d. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas kayu sejauh 1 mm.
e. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas kayu sejauh 2 mm.
Dari data di atas kecepatan rata-rata peresepan zat cair pada medium kertas kayu ini adalah : = = 0.28 mm/menit
Perhitungan tersebut diperoleh dari jumlah jarak total yang ditempuh oleh zat cair pada lima kali ulangan dibagi dengan waktu tempuh total yang diperlukan zat cair. Karena masing-masing percobaan dilakukan selama lima menit, maka waktu total yang diperlukan untuk seluruh percobaan dengan medium kertas kayu adalah 5x5 = 25 menit.
5. Kertas HVS
Dari percobaan tentang kecepatan peresapan zat cair pada medium kertas, yaitu kertas HVS yang telah kami lakukan, kami mendapat data sebagai berikut:
a. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas HVS sejauh 2 mm.
b. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas HVS sejauh 3 mm.
c. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas HVS sejauh 3 mm.
d. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas HVS sejauh 4 mm.
e. Pada percobaan pertama dalam waktu lima menit zat cair yang berupa larutan mangsi spidol ini dapat menempuh jarak pada medium kertas HVS sejauh 3 mm.
Dari data di atas kecepatan rata-rata peresepan zat cair pada medium kertas HVS ini adalah : = = 0.6 mm/menit
Perhitungan tersebut diperoleh dari jumlah jarak total yang ditempuh oleh zat cair pada lima kali ulangan dibagi dengan waktu tempuh total yang diperlukan zat cair. Karena masing-masing percobaan dilakukan selama lima menit, maka waktu total yang diperlukan untuk seluruh percobaan dengan medium kertas HVS adalah 5x5 = 25 menit.
IV. PEMBAHASAN
Sebelum membahas tentang hasil percobaan kami, perlu diketahui bahwa kertas yang baik digunakan sebagai sampul buku adalah kertas yang daya resapnya kecil, sehingga kecepatan rata-rata pada percobaan peresapan zat cair pun kecil. Sedangkan kertas yang baik digunakan sebagai kertas kromatografi adalah kertas yang kecepatan perasapannya terhada zat cair besar, sehingga zat cair mudah meresap pada kertas tersebut. Sebenarnya pada pemisahan warna (kromatografi) selain kecepatan peresapan tinta (zat cair) pada medium kertas juga ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi, salah satunya adalah kemampuan kertas dalam menguraikan warna. Tetapi dalam percobaan kali ini kami hanya meninjau dari segi kecepatan peresapan zat cair pada kertas-kertas yang digunakan untuk percobaan, yaitu kertas Kayu, kertas Glossy, kertas HVS, kertas Linen, dan kertas Buffalo
Dari hasil percobaan didapatkan rata-rata jarak tempuh kapilaritas zat cair pada kertas buffalo yaitu 6,8 mm. Jika dibandingkan dengan jarak tempuh kapilaritas kertas yang lain, maka jarak tempuh zat cair pada kertas Buffalo lah yang paling jauh. Hal ini menandakan bahwa kertas Buffalo lebih banyak mengandung serat selulosa yang mampu menyerap zat cair lebih banyak dibandingkan dengan kertas lain, sehingga zat cair juga lebih cepat naik (peristiwa kapilaritas) ke arah ujung atas kertas. Dari data tersebut, maka dapat dihitung kecepatannya yaitu 6,8 mm/5 menit atau 1,36 mm/menit. Penjelasan di atas dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
Gambar 4.1 Jarak Tempuh Zat Cair pada Kertas Buffalo
Gambar tersebut hanya salah satu dari lima kali ulangan pada percobaan yang kami lakukan. Pada gambar tersebut terlihat jarak yang ditempuh zat cair pada kertas buffalo dalam waktu lima menit adalah 9 mm dari garis batas yang telah ditentukan awal. Setelah melakukan lima kali ulangan, kami mengambil rata-rata yang hasilnya seperti telah dijelaskan di atas.
Dari perhitungan pada anilisis data, kita dapat mengetahui bahwa kecepatan peresapan zat cair pada kertas Buffalo adalah 1,36 mm/menit. Kecepatannya cukup besar apabila dibandingkan dengan kertas yang lain. Dengan demikian kertas Buffalo ini baik apabila digunakan sebagai kertas kroatografi, karena mudah menyerap air. Tetapi kurang baik apabila digunakan untuk kertas sampul, karena sangat mudah menyerap air. Apabila terkena air, kertas Buffalo ini kurang bisa melindungi data yang kita sampul dengan kertas ini.
Hasil yang berbeda kami peroleh untuk percobaan yang selanjutnya. Yaitu percobaan ketika menggunakan kertas Linen. Gambar dari salah satu ulangan ketika percobaan dengan kertas Linen adalah sebagai berikut.
Gambar 4.2 Jarak Tempuh Zat Cair pada Kertas Linen
Pada gambar tersebut terlihat bahwa setelah lima menit kertas Linen dicelupkan pada zat cair, tidak ada perubahan jarak tempuh sama sekali. Yakni tetap pada garis batas yang telah ditentukan awal. Dan analisis data percobaan, kami memperoleh kecepatan tempuh rata-rata zat cair pada medium kertas Linen adalah: = = 0.12 mm/menit
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa kecepatan rata-rata zat cair pada medium kertas Linen sangat kecil, bahkan ada salah satu ulangan yang tidak menunjukkan perambatan sama sekali. Dengan demikian kita dapat mengetahui bahwa kertas linen tidak mengandung banyak selulosa. Sehingga apabila digunakan sebagai kertas sampul, kertas linen cukup baik. Karena tidak mudah menyerap air. Tetapi apabila digunakan sebagai kertas kromatografi, kertas linen kurang bagus karena sangat sedikit dan sangat lambat dalam menyerap air.
Sedangkan hasil jarak tempuh rata-rata zat cair pada kertas foto Glossy dari lima kali pengulangan adalah 3 mm. Berarti kecepatan kapilaritasnya adalah 3mm/5 menit atau 0,6 mm/menit. Dari hasil percobaan, didapatkan hasil bahwa meskipun kertas Glossy tidak cukup baik dalam menyerap air, namun kertas ini sangat baik dalam menyerap warna. Hal ini ditandai dengan meresapnya warna pada kertas bersama air dan warna (warna merah isi spidol) terlihat sangat jelas dan tajampada kertas Glossy. Berikut ini adalah salah satu gambar dari percobaan kami yang menggunakan kertas Glossy :
Gambar 4.3 Jarak Tempuh Zat Cair dan Penyerapan Warna yang Baik pada Kertas Foto Glossy
Dari analisis data yang telah dilakukan, kita dapat mengetahui bahwa kertas Glossy memiliki kecepatan peresapan zat cair rata-rata 0,6 mm/menit, sedikit lebih cepat bila dibandingkan dengan percobaan ketika menggunakan kertas kayu dan kertas Linen. Dengan demikian, kita dapat mengetahui bahwa kertas Glossy ini cukup baik apabila digunakan sebagai kertas sampul karena cukup lambat dalam meresapan zat cair. Apabila digunakan untuk kertas kromatografi, kertas Glossy kurang baik, karena peresapan zat cairnya cukup lambat.
Pada kertas kayu, didapatkan rata-rata jarak tempuh zat cair setelah lima kali pengulangan adalah 0,28 mm/menit. Kertas kayu yang kami gunakan dalam percobaan ini adalah kertas berwarna coklat yang biasanya digunakan untuk sampul. Kebanyakn anak Sekolah Dasar gemar menggunakan jenis kertas sampul ini. dari perhitungan di atas dapat diketahi bahwa kecepatan peresapan zat cair pada kertas kayu ini tidak terlalu besar, sehingga sudah cocok apabila digunakan untuk kertas sampul. Apabila digunakan untuk kertas kromatografi, kertas jenis kertas kayu ini kurang baik karena daya resapnya rendah. Berikut ini adalah salah satu hasil percobaan kami menggunakan kertas kayu:
Gambar 4.4 Jarak Tempuh Zat Cair pada Kertas Kayu
Sedangkan pada kertas HVS, didapatkan jarak tempuh rata-rata yaitu 3 mm/ 5 menit atau 0,6 mm/menit, sama dengan rata-rata jarak tempuh pada kertas foto Glossy. Namun, bukan berarti bahwa kandungan serat/selulosa pada kedua kertas tersebut sama. Bisa saja terjadi kesamaan angka jarak tempuh karena ada beberapa faktor. Tapi dimungkinkan juga serat/selulosa kedua kertas ini hampir sama. Jarak tempuh zat cair terhadap kertas HVS dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.5 Jarak Tempuh Zat Cair pada Kertas HVS
Dari seluruh percobaan yang telah dilakukan dapat dimungkinkan banyak terjadi kesalahan-kesalahan dalam proses percobaan itu sendiri yang tentu berpengaruh terhadap hasil yang didapat. Kesalahan-kesalahan tersebut misalnya adalah:
1. Kekurangtelitian dalam menjaga waktu pada masing-masing perlakuan.
2. Ketidakseimbangan posisi kertas terhadap gelas ukur pada saat percobaan.
3. Terjadi goncangan/goyangan pada kertas atau pada gelas ukur.
4. Kekurangtelitian dalam pengukuran jarak tempuh zat cair terhadap masing-masing kertas.
V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Pada kertas terdapat pori-pori sangat kecil sehingga air dapat masuk dan merambat ke atas (gejala kapilaritas), hal ini sama dengan yang terjadi pada kapilaritas zat cair pada pipa kapiler.
2. Masing-masing kertas memiliki daya kepilaritas yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kandungan selulosa pada kertas tersebut. Semakin banyak mengandung selulosa, maka semakin besar daya kapilaritasnya.
3. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan kapilaritas zat cair adalah : besar graviasi bumi, kandungan selulosa yang terdapat pada kertas, dan jenis serta kekentalan zat cair.
4. Jenis kertas yang paling baik digunakan untuk sampul adalah kertas linen, karean kecepatan peresapan zat cairnya sangat kecil.
5. Ditinjau dari kecepatan kapilaritas zat cair, jenis kertas yang paling baik digunakan untuk kromatografi adalah kertas Buffalo.
V.2 Saran
Saran untuk para peneliti selanjutnya tentang percobaan Pengaruh Jenis Kertas (Kertas Linen, Kertas HVS, Kertas Photo Glossy, Kertas Kayu, dan Kertas Buffalo) Terhadap Kecepatan Kapilaritas Zat Cair adalah:
1. Lebih berhati-hati ketika melakukan penelitian sehingga dapat diperoleh data yang lebih valid.
2. Memperbanyak jenis kertas yang digunakan untuk penelitian serta memperbanyak ulangan.
3. Mempersiapkan secara cermat dan teliti mengenai bahan-bahan dan alat-alat sebelum melakukan penelitian.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2004. Root.(online),(www.root.wikipedia.com, diakses tanggal 23 November 2010).
Eti're.1993. Chemistry.Jakarta:Pustaka Widya
Jagor.2009.Difusi,Osmosis,dan Imbibisi.(online).(http://www.diffen.com/difference/Diffusion_vs_Osmosis , diakses tanggal 5 Desember 2010)
Nurminah, Mini.2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan Kertas Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan yang Dikemas. (online), (http://www.linkpdf.com/e-book.viewer.php?url,diakses 26 November 2010)
Ruhiyat,Ahmat.2009.Pengetahuan Tentang Kertas.(online), (http://wwwjasa-cetakan.blogspot.com/2009/05/pengetahuan-tentang-kertas.html, diakses 26 November 2010)
Zaelani. 2006. Fisika.Jakarta: Gramedia.
bahasanya tolong direvisi sesuai EYD , tidak enak dilihat kalau penulisan ilmiah bahasanya kacau. contoh :
BalasHapus1. Mangsi ---> maksudnya Tinta
2. Digarisi ---> diberi garis
3. dll
JAGUARQQ AGEN JUDI POKER ONLINE DAN AGEN DOMINO 99 TERPERCAYA DI INDONESIA
BalasHapusSegera daftar dan bermain di JaguarQQ
Hanya dengan minimal deposit dan withdraw sebesar Rp.15.000,-
Anda sudah memiliki kesempatan untuk menangkan hingga jutaan rupiah
JaguarQQ menyediakan 8 Game dalam 1 User ID diantaranya :
-Poker
-AduQ
-BandarQ
-Domino QQ
-Capsa Susun
-Bandar Poker
-Bandar Sakong
-Bandar 66 (NEW)
Segera Gabung dan Dapatkan Promo Terbesar
-Bonus Rollingan 0.5% Setiap Minggu nya (diproses setiap hari Jumat)
-Bonus Refferal 20% Terbesar Seumur Hidup Tanpa Syarat Apapun
Untuk info lebih lanjut Silahkan hubungi Cs JAGUARQQ:
LiveChat 24 Jam Online
PIN BBM : 2AE76E22
WA : 081319506846
WEBSITE :www.jaguarqq.info