Serabut berkembang dari meristem yang berbeda-beda, misalnya prokambium, kambium, meristem dasar, bahkan pada spesies tertentu serabut berkembang dari protoderm. Serabut mungkin juga berkembang dari sel parenkima, misalnya pada protofloemtumbuhan dikotil. Serabut yang dibentuk oleh kambium berasal dari inisial fusiform dan dalam perkembangannya hanya memanjang sedikit atau tidak memanjang sama sekali.
Serabut yang berasal dari inisial yang pendek proses perkembangannya memerlukan pemanjangan yang sangat besar dalam proses pendewasaannya. Pada rami inisial floem primer mempunyai panjang 20 mikrometer sedangkan serabut yang sudah dewasa dapat mencapai 55 cm. Pemanjangan secara bertahap dan memerlukan waktu beberapa bulan. Pemanjangan serabut floem primer yang bertahap ini mencakup perkembangan dinding sekunder yang sangat rumit. Pada saat serabut masih mengalami pertumbuhan simplastik dinding tetap tipis. Selanjutnya pada waktu ujung mulai tumbuh memanjang , hanya dinding pada ujung serabut yang tetap tipis dan penebalan dinding sekunder dimulai dari bagian tengah serabut yang merupakan daerah yang tidak tumbuh memanjang lagi.
Ujung atas serabut rami terus tumbuh dalam periode yang lebih lama daripada ujung bawah serabut. Kadang-kadang tidak semua lamela mencapai ujung serabut dan pada serabut terbentuk ruang-ruang pada ujung karena terjadi pertumbuhan lamel-lamel ini ke arah dalam, yaitu ke arah lumen sel. Lamela serabut floem primer itu atau sekurang-kurangnya pada serabut yang belum dewasa seringkali tidak berlekatan dengan erat antara yang satu dengan yang lain. Sifat perlekatan yang tidak erat ini dapat dengan mudah didemonstrasikan selama pengirisan melintang bahan-bahan tersebut pada saat lapisan-lapisan yang berbeda menjadi terkoyak antara yang satu dengan yang lainnya. Serabut pendek seperti yang terdapat pada Agave, Sansefiera, dan Musa textilis yang total panjangnya tidak lebih dari beberapa milimeter, semua bagian dinding sel tumbuh dengan kecepatan yang sama. Pada waktu serabut diberi reagen yang menyebabkan pembengkakan, selulose serabut itu akan mencapai bentuk seperti untaian mutiara. Fenomena ini dikenal sebagai gebyar balon serabut. Alasan penggembungan ini ialah perbedaan-perbedaan pembengkakan berbagai lapisan dinding sel tersebut.
Ada perbedaan pertumbuhan antara serabut pada tubuh primer dan terdapat pada tubuh sekunder. Inisial serabut primer tampak pada awal sebelum organ tempat serabut itu berada memanjang, maka serabut primer tersebut mengalami pertumbuhan memanjang secara simplastik bersama-sama sel tetangganya yang terus membelah. Pertumbuhan secara simplastik ini ditambah dengan terobosan dan peluncuran ujungnya yang menembus di antara sel-sel sekitar. Inisial serabut sekunder berkembang dalam organ yang sudah berhenti memanjang, oleh karena itu pertumbuhan serabut sekunder hanya mengganggu saja. Tampaknya hal itulah yang menyebabkan serabut primer lebih panjang dari pada serabut sekunder pada tumbuhan yang sama.
Hasil pengamatan dengan mikroskop elektron terhadap serabut silar menunjukkan bahwa selama pembentukan dinding sekunder, sitoplasma secara umum bervakuola jelas meskipun pembentukan vakuola tidak meluas ke ujung-ujung sel. Nukleus besar dan organel yang biasanya sedikit tampak lebih berjejal di dekat ujung sel. Retikulum endoplasma sering tampil terletak paralel dengan permukaan dinding. Dalam proses pembentukan dinding, berlangsung aposisi lamela selulosa dan sekresi matriks vasikular.
Protoplas Serabut
Selama perkembangan serabut floe primer Nicotiana dan Linumdalam protoplas mengandung banyak inti. Protoplas dalam serabut sekunder yang berkembang biasanya mempunyai inti tunggal.
Serabut libriform dewasa dan serabut trakeid biasanya sebagai struktur penguat yang mati. Pada serabut dewasa protoplas hidup dan inti hanya didapatkan pada serabut floem dan serabut bersekat. Serabut libiform kadang-kadang tetap terisi oleh protoplas meskipun dinding sekundernya telah menebal dan berlignin, sehingga dianggap sel ini berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan selain sebagai jaringan penguat. Sekarang telah ditemukan protoplas hidup dan inti pada serabut libriform banyak spesies bahkan juga pada serabut trakeid.
Pada akhir-akhir ini, telah ditemukan protoplas dan inti di dalam serabut libiform dari beberapa spesies bahkan serabut trakeida. Serabut yang hidup ditemukan terjadi di dalam kayu Tamarix sp. , dalam beberapa spesies dari Chenopodiaceae, dan pada pohon, semak beberapa suku dikotil yang lain. Protoplasma hidup juga ditemukan dalam beberapa serabut monokotil. Pada serabut yang panjang dengan lumen yang sempit biasanya intinya memanjang. Umur serabut silar Tamarix aphylla sekitar 20 tahun.
Manfaat Sklerenkim dalam Kehidupan:
• Serat sklerenkim terbagi menjadi serat xylem dan serat extra xylem. Serat extra xylem tersebut biasa dimanfaatkan dalam bidang industrial sebagai produk komersial seperti bahan pakaian, sarung tangan, dll.
• Serat floem di kulit kayu pada dikotil merupakan serat yang diperdagangkan. Contoh yang terkenal dan banyak kegunaannya yaitu jute (Corchorus capsularis) yang dipakai sebagai tali temali dan tekstil kasar, linen (Linum usitatissimum) menghasilkan kain linen dan benang, rami (Boehmeria nivea) yang menghasilkan tali dan tekstil.
• Serat pada daun monokotil yang tergolong serat keras juga memiliki manfaat. Misalnya serat ananas (Ananas comosus) yang dipakai untuk menghasilkan tekstil, dan sisal (Agave sisalana) yang menghasilkan tali. Selain itu, serat daun juga dipakai sebagai bahan baku kertas, misalnya dari daun jagung (Zea mays) dan tebu (Sacchrum officinarum).
• Tempurung kelapa (Cocos nucifera) yang tersusun dari sklereid dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat kerajinan tangan seperti kancing baju, gelas, asbak, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar