Jumat, 29 Oktober 2010

FLAVONOID TUMBUHAN SEBAGAI ANTIOKSIDAN PENCEGAH KANKER

FLAVONOID TUMBUHAN SEBAGAI ANTIOKSIDAN PENCEGAH KANKER
Linda Tri Antika*
Abstrak: Studi menunjukkan bahwa senyawa fenolik seperti flavonoid mempunyai aktivitas antioksidan penangkap radikal bebas. Senyawa yang banyak terdapat dalam buah dan sayuran ini memiliki kandungan antioksidan yang lebih baik daripada antioksidan yang dimiliki oleh vitamin C dan vitamin E pada buah dan sayuran. Antioksidan sangat berperan untuk mencegah berbagai penyakit, seperti kanker. Kanker merupakan penyakit yang sangat berbahayadan ditakuti karena merupakan penyumbang angka kematian yang signifikan di suatu negara khususnya Indonesia. Korelasi ini menarik perhatian para peneliti untuk terus mencari tahu tanaman yang mengandung flavonoid dengan usaha isolasi ekstrak metanol demi kepentingan hidup manusia.

Kata kunci: flavonoid, antioksidan, radikal bebas, vitamin C, kanker, isolasi, ekstrak metanol.

Indonesia sebagai negara tropis memiliki beraneka ragam tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebanyak-banyaknya untuk kepentingan manusia. Sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia telah mengenal tanaman yang mempunyai khasiat obat atau menyembuhkan berbagai macam penyakit. Saat ini, para peneliti semakin berkembang untuk mengeksplorasi bahan alami yang mempunyai aktivitas biologis yang positif bagi manusia. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dikembangkan, senyawa-senyawa yang memiliki potensi sebagai antioksidan umumnya merupakan senyawa flavonoid, fenolat, dan alkaloid.
Senyawa yang paling mudah ditemukan adalah flavonoid karena senyawa ini adalah kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, biru, dan sebagai zat berwarna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan. Perkembangan pengetahuan menunjukkan bahwa flavonoid termasuk salah satu kelompok senyawa aromatik yang termasuk polifenol dan mengandung antioksidan. Oleh karena jumlahnya yang melimpah di alam, manusia lebih banyak memanfaatkan senyawa ini dibandingkan dengan senyawa lainnya sebagai antioksidan.
Flavonoid dikatakan antioksidan karena dapat menangkap radikal bebas dengan membebaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya. Aksi radikal memberikan efek timbulnya berbagai penyakit yang berbahaya bagi tubuh. Tubuh manusia tidak mempunyai sistem pertahanan antioksidatif yang lebih sehingga apabila terkena radikal bebas yang tinggi dan berlebih, tubuh tidak dapat menanggulanginya. Saat itulah tubuh manusia membutuhkan antioksidan dari luar (eksogen) yang dapat dilakukan dengan asupan senyawa yang memiliki kandungan antioksidan yang tinggi melalui suplemen, makanan, dan minuman yang dikonsumsi.
Namun, globalisasi yang merupakan zaman sintetik membuat manusia khawatir terhadap antioksidan buatan yang pada umumnya memberikan efek samping yang tidak ringan. Globalisasi membuat masyarakat menjadi semakin pandai dan kritis termasuk dalam memilih produk makanan atau minuman yang akan dikonsumsi. Berkembangnya berbagai jenis penyakit terutama yang diakibatkan oleh pola konsumsi makanan yang salah, mendorong masyarakat kembali ke alam. Dengan kata lain, masyarakat kini mulai beralih pada upaya alami dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung antioksidan alami yang tidak menimbulkan efek samping atau mungkin ada efek samping tetapi dengan efek yang relatif ringan. Jadi, antioksidan alami menjadi alternatif yang lebih diminati oleh masyarakat daripada antioksidan sintetik.
Sebagai bahan alami, buah-buahan, sayuran, dan teh merupakan serat alami yang memiliki kandungan senyawa flavonoid dalam kadar yang tinggi. Seperti yang kita ketahui bahwa buah, sayuran, dan teh banyak mengandung vitamin dan mineral yang memang sangat berguna bagi kesehatan tubuh kita, misalnya kerena adanya kandungan vitamin E dan vitamin C yang memang telah dikenal sebagai antioksidan sehingga banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Sejauh yang masyarakat umum ketahui, kandungan pada buah, sayuran, dan teh adalah kandungan vitamin dan mineralnya saja. Padahal di dalamnya juga terdapat kandungan flavonoid yang juga merupakan antioksidan. Bahkan flavonoid merupakan antioksidan yang jauh lebih baik dari pada antioksidan lainnya, seperti pada vitamin E dan vitamin C. Hal ini membuktikan bahwa flavonoid sebagai antioksidan memiliki potensi yang lebih tinggi sebagai obat antikanker dari pada vitamin dan mineral.
Kandungan flavonoid ini memberi harapan sebagai pencegah antikanker. Penyakit yang sangat ditakuti saat ini adalah kanker. Kalau dahulu orang takut penyakit pes, kolera, cacar, TBC, tipus, dan jenis-jenis penyakit lain yang sekarang sudah tidak ditakuti lagi, sekarang orang selalu takut akan bahaya kanker yang sewaktu-waktu dapat timbul (Braam, 1980). Saat ini, cara pengobatan kanker yang biasa dilakukan oleh masyarakat pada umumnya adalah pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi. Tujuan dari cara pengobatan tersebut adalah membunuh sel-sel kanker. Akan tetapi, perlu kita ketahui bahwa tidak sedikit dari cara-cara tersebut yang justru menimbulkan efek samping. Efek samping yang ditimbulkan tersebut akan menjadi beban baru bagi para penderita kanker. Oleh sebab itu, masyarakat mulai beralih pada pengobatan yang tidak menimbulkan efek samping atau mungkin ada efek samping tetapi dengan efek yang ringan.

Penyakit Kanker
Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal dan tidak terkendali. Drs. Wildan Yatim dalam bukunya Biologi (1996:100) menilai kanker sebagai berikut:
”Kanker mengandung sel-sel yang membelah terus secara cepat dan tak terkontrol. Sel-selnya memilki sifat seperti sel muda yang aktif bermitosis. Seperti sel-sel embrio, sel-sel kanker berinti besar, nukleus pun besar, dan dalam plasma terdapat banyak butiran dan membran tipis. Sel kanker bisa merusak sel-sel yang lain dan dapat pindah ke jaringan dan daerah lain”.

Sudah jelas bahwa sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar. Penyebarannya bisa melalui jaringan ikat, darah, dan yang lebih berbahaya lagi bahwa sel kanker dapat menyerang organ-organ penting dan saraf tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel membelah diri apabila ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Berbeda dengan sel kanker yang akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya sehingga akan terjadi penumpukan sel baru. Sel baru ini lah yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya.
Kanker dapat tumbuh di berbagai jaringan dalam berbagai organ di setiap tubuh mulai dari kaki sampai kepala. Bila kanker tumbuh pada bagian permukaan tubuh, maka akan dengan mudah diketahui oleh penderita. Akan tetapi, bila kanker tumbuh di dalam tubuh, maka penyakit yang dianggap misterius tersebut akan sulit diketahui sebab kadang-kadang tidak menunjukkan gejala apa pun, bahkan kanker tertentu baru akan dapat diketahui setelah kanker tersebut sudah ada pada stadium akhir atau lanjut, misalnya leukimia (kanker darah). Kalau pun timbul gejala, biasanya gejala tersebut terasa pada saat stadium lanjut sehingga terkadang sudah terlambat untuk diobati. Ini lah alasan utama mengapa kanker menjadi penyakit yang harus sangat diwaspadai oleh seluruh masyarakat.
Ada beberapa jenis kanker yang sering diderita oleh masyarakat pada umumnya, misalnya kanker payudara, kanker leher rahim (serviks), dan kanker usus. Akan tetapi, di luar itu masih banyak jenis kanker lainnya yang belum dikenal oleh masyarakat pada umumnya, contohnya adalah limfoma, yaitu jenis kanker yang berasal dari jaringan yang membentuk darah, misalnya jaringan limfa, limfa, berbagai kelenjar limfa, timus, dan sumsum tulang. Selain itu, ada juga kanker darah (leukemia), yaitu jenis kanker yang tidak membentuk massa tumor, tetapi memenuhi pembuluh darah dan mengganggu fungsi sel darah normal. Ada pula sarkomaq, yaitu jenis kanker yang tumbuh pada jaringan penunjang yang berada di permukaan tubuh seperti jaringan ikat, termasuk sel-sel yang ditemukan pada otot dan tulang. Gliom yang merupakan kanker pada susunan saraf, misalnya sel-sel glia (jaringan penunjang) di sistem saraf pusat.
Begitu banyak jenis kanker yang dapat diderita oleh masyarakat sehingga masyarakat harus benar-benar bisa menjaga diri dan mencegah timbulnya penyakit kanker tersebut. Mengingat risiko yang akan dialami oleh penderita kanker sangat berat, maka perlu dipertimbangkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kanker. Segala sesuatu terjadi pasti ada penyebabnya, termasuk juga terjadinya kanker dalam tubuh manusia. Banyaknya jenis kanker tersebut pasti lah disebabkan oleh faktor penyebab yang berbeda-beda.
Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena penyebab kanker dapat terjadi karena gabungan dari sekumpulan beberapa faktor. Akan tetapi, faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker yang biasanya diturunkan secara genetis dalam keluarga, misalnya kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit, dan kanker usus besar. Sebagai contoh, risiko wanita untuk menderita kanker meningkat 1,5 s/d 3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara. Jadi, dapat dikatakan bahwa faktor genetik menjadi faktor utama seseorang akan menderita kanker atau tidak.
Faktor lingkungan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Contohnya adalah merokok yang dapat menyebabkan kanker paru-paru, kanker mulut, kanker laring (pita suara), dan kanker kandung kemih. Selain rokok, sinar ultraviolet dari matahari juga menjadi faktor yang menyebabkan kanker, khususnya kanker kulit. Radiasi ionisasi (merupakan karsinogenik) yang digunakan dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh. Contohnya adalah orang yang selamat dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, berisiko tinggi menderita kanker sel darah, seperti leukimia.
Jika dihubungkan dengan sejarah lainnya, yaitu pada saat awal Revolusi Industri di Inggris. Saat itu, banyak bermunculan tiang telepon baru di sisi-sisi jalan raya atau pun jalan biasa. Kita ketahui bahwa orang Inggris pada saat itu masih mengandalkan kaki untuk pergi ke suatu tempat melewati jalan yang dipenuhi jejeran tiang telepon tadi. Hal yang paling mengejutkan adalah sejak saat itu orang yang lewat di daerah jalan dengan tiang telepon tadi ternyata menderita kanker paru-paru. Setelah diteliti ternyata aroma cat tiang telepon yang baru dicat lah yang menyebabkan terjadinya kanker paru-paru. Sejak saat itu, diketahui bahwa aroma cat bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan berbagai macam jenis kanker, terutama kanker paru-paru. Oleh karena itu, kita disarankan untuk tidak berada dalam ruangan yang baru saja dicat karena jika terlalu lama berada dalam ruangan tersebut, maka akan mengganggu paru-paru kita. Hal ini menggambarkan bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap aktifnya sel kanker dalam tubuh.
Selain lingkungan, makanan yang kita makan juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan sebab makanan yang dikonsumsi seseorang dapat mempengaruhi pengaktifan sel kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker pada saluran pencernaan adalah makanan yang diasap dan diasamkan. Makanan tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker lambung. Contoh lainnya adalah minuman yang mengandung alkohol yang menyebabkan kanker kerongkongan. Bahkan zat pewarna makanan pun dapat menjadi penyebab timbulnya kanker pada saluran pencernaan. Terdapat pula penyebab kanker pada saluran pencernaan, yaitu logam berat seperti mercury yang biasanya sering terdapat pada makanan laut yang tercemar, seperti kerang, ikan, dan sebagainya. Selain itu, perlu diperhatikan oleh masyarakat adalah bahwa berbagai makanan manis mengandung tepung yang diproses secara berlebihan juga merupakan faktor penyebab aktifnya sel kanker dalam tubuh.
Setelah faktor genetik, faktor makanan juga sangat potensial menimbulkan kanker sebab manusia tidak lepas dari makanan. Sedangkan zaman globalisasi seperti sekarang ini menunjukkan betapa banyaknya makanan sampah atau makanan yang tidak berguna bagi tubuh (junk food) yang dijual di berbagai tempat. Contohya adalah makanan cepat saji, misalnya mie instant yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat karena selain enak dan mudah pembuatannya, mie instant juga dijual dengan harga yang relatif murah. Padahal perlu masyarakat ketahui bahwa bumbu mie instant mengandung zat yang mengaktifkan sel-sel kanker, yaitu pada bumbu siap masak yang apabila dipanaskan akan bersifat karsinogenik yang sudah tentu dapat menyebabkan kanker seperti makanan yang bersifat karsinogenik lainnya.
Virus juga menjadi faktor penyebab kanker. Contohnya adalah virus Papilloma yang menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis). Selain itu, virus ini juga merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita. Virus lainnya, misalnya Sitomegalo yang menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem pembuluh darah yang ditandai oleh kulit berwarna merah). Masih banyak virus lainnya yang dapat menyebabkan kanker, misalnya virus Hepatitis B yang menyebabkan kanker hati, virus Epstein-Bar yang menyebabkan Virus kanker hidung dan tenggorokan, serta virus HIV yang menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya.
Infeksi dari bakteri parasit juga dapat menyebabkan kanker. Contohnya adalah parasit Schistosoma yang dapat menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Ada juga infeksi oleh bakteri Clonorchis yang menyebabkan kanker pankreas dan kanker pada saluran empedu. Helicobacter pylori adalah suatu bakteri yang dimungkinkan merupakan penyebab kanker lambung. Hal ini menjelaskan pada manusia agar harus berhati-hati terhadap makhluk mikroskopis berbahaya yang mungkin saja banyak terdapat di sekitar kita.
Namun, faktor yang sangat penting adalah faktor internal, yaitu hormonal dan emosional. Contohnya adalah hormon estrogen yang berfungsi merangsang pertumbuhan sel. Hal ini lah yang cenderung mendorong terjadinya kanker. Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan progesteron akan menyebabkan meningkatnya risiko kanker payudara, kanker leher rahim, kanker rahim, dan kanker prostat pada pria. Ada pula faktor emosional, misalnya depresi yang berat dapat menyebabkan ganggguan pada tubuh sebab keadaan tegang yang terjadi terus-menerus akan mengaktifkan sel-sel secara berlebihan sehingga menyebabkan kanker.
Banyak cara pencegahan kanker yang saat ini banyak diusahakan oleh manusia, baik dari segi makanan hingga internal (hormonal dan emosional). Usaha pencegahan kanker tersebut, misalnya dengan mengurangi konsumsi terhadap bahan karsinogen dengan tidak merokok dan menghindari asap rokok , menghindari makanan yang berlemak tinggi, banyak mengonsumsi sayuran dan buah, rajin berolahraga, mengusahakan berat badan yang ideal, dan hidup dengan pola yang sehat. Pencegahan kanker juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan secara teratur ke dokter ahli. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan terjangkitnya kanker sehingga jika memang benar terjangkit kanker, di mana kanker belum menyebar lebih jauh, kanker tersebut masih dapat diobati dan memberikan hasil yang optimal.
Dengan karakter bangsa Indonesia yang masih kurang menguasai ilmu pengetahuan, maka sosialisasi khusus mengenai penyakit kanker sangat diperlukan terutama bagi masyarakat yang masih sangat awam yang tinggal di kampung-kampung atau desa terpencil. Pencegahan dengan sosialisasi ini tidak harus melalui badan atau program pemerintah, tetapi masyarakat yang dinilai lebih mengerti mengenai penyakit ini pun selayaknya berbagi informasi demi keselamatan masyarakat itu sendiri. Pencegahan dengan cara ini sangat berperan penting dalam mengurangi penderita kanker di Indonesia karena apabila mereka sudah mengerti akan bahaya penyakit kanker, maka mereka pasti akan lebih waspada terhadap faktor-faktor yang menyebabkan aktifnya sel kanker sehingga angka kematian yang disebabkan oleh penyakit kanker dapat berkurang.

Senyawa Flovonoid sebagai Antikanker
Senyawa bioaktif flavonoid yang merupakan ekstrak metanol ini dikatakan sebagai antikanker karena dapat menghambat tumbuhnya sel-sel kanker itu sendiri. Sebagai antioksidan, senyawa flavonoid dapat mencegah reaksi bergabungnya molekul karsinogen dengan DNA sel sehingga mencegah kerusakan DNA sel. Di sini lah komponen bioaktif flavonoid dapat mencegah terjadinya proses awal pembentukan sel kanker. Bahkan flavonoid dapat merangsang proses perbaikan DNA sel yang telah termutasi sehingga sel menjadi normal kembali. Selain itu, dapat mencegah pembentukan pembuluh darah buatan sel kanker (proses angiogenesis) sehingga sel-sel kanker tidak dapat tumbuh menjadi besar karena saluran untuk pertumbuhannya terhambat.
Makanan yang mengandung flavonoid, seperti stroberi hijau, kubis, apel, kacang-kacangan, dan bawang juga mengurangi risiko terjagkitnya penyakit kanker paru-paru. Hal ini menandakan bahwa untuk mencegah terjadinya kanker sangat lah mudah asalkan kita sendiri ada kemauan dalam menjaga kesehatan. Pepatah “lebih baik mencegah dari pada mengobati” pun menjadi amat tepat bila bicara mengenai kanker. Hal ini mengingat sulitnya pengobatan dan minimnya kesembuhan apabila seseorang sudah terjangkit kanker.
Namun, manusia harus selektif dalam mengonsumsi makanan, minuman, sayuran, dan buah-buahan yang dianggap alami dan tidak memiliki efek samping. Hal ini tampaknya harus menjadi pertimbangan yang lebih jauh dari manusia mengingat zaman sekarang yang semakin maju dan mengakibatkan manusia selalu menginginkan yang instan, mudah, dan murah, misalnya penggunaan pestisida dalam perawatan buah dan sayuran untuk menghindari gangguan hama yang dapat membuat hasil buah atau sayuran menjadi rusak bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Secara otomatis, pestisida yang disemprotkan pada buah atau sayuran tersebut akan menempel dan akan termakan oleh manusia yang mengonsumsinya. Padahal, jika kita lihat dari kandungannya, pestisida merupakan bahan kimia yang bersifat karsinogen yang dapat mengaktifkan sel-sel kanker pada tubuh manusia.
Kandaswami dan Middleton (2004) mengatakan bahwa flavonoid dapat menghalangi reaksi oksidasi kolesterol jahat (LDL) yang menyebabkan darah mengental yang dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah pada tubuh akan menyebabkan aliran darah tidak lancar dan jika dibiarkan dalam waktu yang terlalu lama, kemungkinan besar akan mengumpul bahkan menggumpal pada daerah tertentu. Penggumpalan darah ini dapat mengakibatkan sel-sel tersebut menjadi sel kanker yang dapat aktif apabila didukung oleh asupan bahan karsinogenik atau faktor luar lainnya yang dikonsumsi manusia.
Flavonoid juga menghambat invasi tumor sehingga tumor tidak membesar dan tidak menjadi ganas yang menyebabkan kanker. Tumor yang tertanam dalam tubuh manusia apabila dibiarkan terlalu lama akan menjadi sel kanker yang ganas dan akan menggerogoti tubuh. Mengingat bahaya penyakit kanker bagi tubuh, manusia harus mengambil sikap dan antisipasi terhadap penyakit yang menyebabkan kematian tersebut, misalnya dengan mengonsumsi makanan yang mengandung flavonoid yang tinggi. Karena kandungannya yang banyak terdapat pada buah, sayur, dan teh, dapat dikatakan bahwa tidak sulit untuk melindungi diri dari penyakit berbahaya, seperti kanker. Perlindungan tersebut dikatakan cukup mudah sebab buah, sayur-sayuran, dan teh sangat mudah didapat.

2 komentar:

  1. maap sist... numpang ctrl+s yak :)

    BalasHapus
  2. kenapa senyawa flavonoid kandungan antioksidan nya lebih baik daripada antioksidan yang dimiliki oleh vitamin C dan vitamin E......


    memang apa yang terkandung dalam flavonoid yang membuat dia lebih kuat dari vit c dan e

    jawab y buuuuu

    BalasHapus