BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu genetika mendefinisikan dan
menganalisis keturunan (heredity) atau konstansi dan perubahan pengaturan dari
berbagai fungsi fisiologis yang membentuk karakter organisme. Unit keturunan
disebut gen,adalah suatu segmen DNA yang nukleotidanya membawa informasi
karakter biokimia atau fisiologis tertentu. Pendekatan tradisional pada
genetika telah mengidentifikasikan gen sebagai dasar kontribusi karakter
fenotip atau karakter dari keseluruhan stuktural dan fisiologis dari suatu sel
atau organisme, karakter fenotip seperti warna mata pada manusia atau
resistensi terhadap antibiotik pada bakteri, pada umumnya di amati pada tingkat
organisme. Dasar kimia untuk variasi dalam fenotip, atau perubahan urutan DNA
dalam suatu gen atau dalam organisasi gen.(Jawets, 2001). Makalah ini disusun
untuk memahami bagaimakah suatu mikroba mampu untuk melakukan pengemasan
terhadap bahan genetik yang terkandung dalam tubuh. Selain itu juga dilakukan
pengidentifikasian terhadap mekanisme pemindahan materi genetik dan mutasi yang
berlangsung pada suatu bahan genetik pada mikroba.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam
penyusunan makalah ini, antara lain:
a. Mengetahui cara mikroba dalam melakukan
pemindahan materi genetik pada bakteri.
b. Mengetahui penyebab mutasi dan mekanisme
mutasi pada bakteri.
1.3 Rumusan Masalah
a.
Bagaimanakah
cara mikroba dalam melakukan pemindahan materi genetik pada bakteri ?
b.
Apakah penyebab
mutasi dan mekanisme mutasi pada bakteri ?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Genetika Mikrobia
Penelaahan tentang genetika pertama
kali dilakukan oleh seorang ahli botani bangsa Austria, Gregor Mendel
pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun 1860-an ia menyilangkan galur-galur
kacang polong dan mempelajari akibat-akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi
perubahan-perubahan pada warna,bentuk, ukuran, dan siat-sifat lain dari kacang
polong tersebut.penelitian inilah ia mengembangkan hukum-hukum dasar kebakaan.
Hukum kebakaan berlaku umum bagi semua bentuk kehidupan. Hukum-hukum mendel
berlaku manusia dan juga organisme percobaan dahulu amat populer dalam
genetika, yakni lalat buah Drosophila. Namun sekarang,
percobaan-percobaan ilmu kebakaan dengan menggunakan bakteri Escherichia
coli. Bakteri ini di pilih karena paling mudah di pelajari pada taraf
molekuler sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak ahli genetika. Hal
ini membantu perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad renik yang di pelajari
dalam bidang genetika mikroba meliputi bakteri, khamir, kapang, dan virus
(Waluyo, 2005).
Genetika mikrobia tradisional
terutama berdasarkan pada pengamatan atau observasi perkembangan secara luas.
Variasi fenotif telah diamati berdasar kemampuan gen untuk tumbuh dibawah
kondisi terseleksi, misalnya bakteri yang mengandung satu genyang resisten
terhadap ampisilin dapat dibedakan dari bakteri kekurangan gen selama
pertumbuhannya dalam lingkungan yang mengandung anti biotik sebagai suatu bahan
penyeleksi. Catatan, bahwa seleksi gen memerlukan expresinya dibawah kondisi
yang tepat, dapat diamati pada tingkat fenotif.
Genetika mikrobia telah
mengungkapkan bahwa gen terdiri dari DNA, suatu pengamatan yang melekat dasar
bagi biologi molekuler. Penemuan selanjutnya dari bakteri telah mengungkapkan
adanya restriction enzymes (enzim restriksi) yang memotong DNA pada
tempat spesifik, menghasilkan fragmen potongan DNA. Plasmida diidentifikasikan
sebagai elemen genetika kecil yang mampu melakukan replikasi diri pada bakteri
dan ragi. Pengenalan dari sebuah fragmen potongan DNA kedalam suatu plasmid memungkinkan
fragmen di perbanyak (teramplifikasi). Amplifikasi regio DNA spesifik dapat di
capai oleh enzim bakteri menggunakan polymerase chain reaction (PCR) atau
metode amplifikasi nukleotida berdasar enzim yang lain (misalnya amplifikasi
berdasar transkripsi). DNA yang di masukkan kedalam plasmid dapat di kontrol
oleh promoter ekspresi pada bakteri yang mengamati protein, di ekspresi pada
tingkat tinggi. Genetika bakteri mendasari perkembangan rekayasa genetika,
suatu teknologi yang bertanggung jawab terhadap perkembangan di bidang
kedokteran.(Jewetz, 2001).
Ada dua fenomena biologi pada konsep hereditas yaitu:
1.
Hereditas
yang bersifat stabil di mana generasi berikut yang terbentuk dari pembelahan
satu sel mempunyai sifat yang identik dengan induknya.
2.
Variasi
genetik yang mengakibatkan adanya perbedaan sifat generasi berikut dari sel
induknya akibat peristiwa genetik tertentu, misalnya mutasi.
Pada bakteri, unit herediternya disebut genom bakteri. Genom bakteri
lazimnya disebut sebagai gen saja. Gen bakteri biasanya terdapat dalam molekul
DNA (asam deoksirinukleat) tunggal, meskipun dikenal pula adanya materi genetik
di luar kromosom (ekstra kromosomal), yang di sebut plasmid, yang tersebar luas
dalam populasi bakteri. Meskipun bakteri bersifat haploid, transimisi gen dari
satu generasi ke generasi berikutnya berlangsung secara linier, sehingga pada
setiap siklus pembelahan sel, sel anaknya menerima satu set gen yang identik
dengan sel induknya.
Kromosom bakteri yang terdiri dari DNA mempunyai berat lebih
kurang 2-3% dari berat kering satu sel. Dengan mikroskop elektron, DNA tampak
sebagai benang-benang fibriler yang menempati sebagian besar dari volume sel. Molekul DNA bila
diekstraksi dari sel bakteri biasanya mempunyai bentuk yang sirkuler, dengan
panjang kira-kira 1 mm. DNA ini mempunyai berat molekul yang tinggi karena
terdiri dari heteropolimer dari deoksiribonukleotida purin yaitu Adenin dan
Guanin dan deoksiribonukleotida pirimidin yaitu Sitosin dan Timin.
Watson dan Crick, dengan sinar X menemukan bahwa struktur DNA terdiri
dari dua rantai poliribonukleotida yang dihubungkan satu sama lain oleh ikatan
hidrogen antara purin di satu rantai dengan pirimidin di rantai lain, dalam
keadaan antiparalel, dan disebut sebagai struktur double helix. Ikatan
hidrogen ini hanya dapat menghubungkan Adenin (6 aminopurin) dengan Timin (2,4 dioksi 5 metil
pirimidin) dan antara Guanin (2 amino 6 oksipurin) dengan Sitosin (2 oksi 4
amino pirimidin). Singkatnya pasangan basa pada suatu sekuens DNA adalah A-T
dan S-G. Karena adanya sistem berpasangan demikian, maka setiap rantai DNA
dapat dijadikan cetakan/template untuk membangun rantai DNA yang
komplementer. Waktu terjadinya proses replikasi DNA dalam pembelahan sel,
molekul DNA dari sel anaknya terdiri dari satu rantai DNA yang komplememter
tapi dibuat baru, dengan kata lain, pemindahan materi genetik dari satu
generasi ke generasi berikutnya adalah dengan cara semikonservatif.
Fungsi primer DNA pada hakikatnya adalah sebagai sumber perbekalan
informasi genetik yang dimiliki oleh sel induk. Proses replikasi di kerjakan
dengan amat lengkap sehingga sel anaknya mendapatkan pula informasi genetik yang lengkap,
sehingga terjadi kesetabilan genetik dalam suatu populasi mikroorganisme.
Satu benang kromosom biasanya terdiri dari lima juta pasangan basa dan terbagi atas segmen
atau sekuens
asam amino tertentu yang akan membentuk stuktur protein. Protein ini kemudian menjadi enzim-enzim,
komponen membran sel dan struktur sel yang lain yang secara keseluruhan
menentukan karakter dari sel itu.
Mekanisme yang menunjukan bahwa sekuen nukleotida di dalam gen
menentukan sekuens asam amino pada pembentukan protein adalah sebagai berikut:
1. Suatu enzim amino sel bakteri yang disebut enzim
RNA polimerase membentuk satu rantai oliribonukleotida (= messesnger
RNA = mRNA) dari rantai DNA yang ada. Proses ini diseut transkripsi. Jadi pada
transkripsi DNA, terbentuk satu rantai RNA yang komplementer dengan salah satu
rantai double helix dari DNA.
2. Secara enzimatik asam amino akan teraktifasi dan ditransfer
kepada transfer RNA (= tRNA yang mempunyai daptor basa yang komplementer dengan
basa mRNA di satu ujungnya dan mempunyai asam amino spesifik di ujung lainnya
tiga buah basa pada mRNA di sebut triplet basa yang lazim disebut sebagai kodon
untuk suatu asam amino.
3. mRNA dan tRNA bersama-sama menuju kepermukaan
ribosom kuman, dan disinilah rantai polipeptida terbentuk sampai seluruhkodon
selesai dibaca menjadi menjadi suatu sekwen asam amino yang membentuk protein
tertentu. Proses ini disebut translasi.
2.2. Mutasi dan
Mutagen
Mutasi adalah suatu perubahan yang
terjadi pada bahan genetika sehingga ekspresinya (fenotip) berubah. Mutasi
dapat terjadi pada pasangan basa, satu ruas ADN, atau bahkan pada kromosom.
Perubahan ADN dapat menyebabkan perubahan kodon-kodon ARNd dan akhirnya
menyebabkan perubahan jenis asam nukleat yang disintesisnya.
2.2.1. Macam-macam Mutasi
1. Berdasarkan jenis sel yang mengalami mutasi, dibedakan menjadi
-
Mutasi
Somatis, adalah mutasi yang terjadi pada sel-sel somatis. Mutasi ini hanya
diwariskan/diturunkan pada sel-sel somatis. Misalnya mutasi pada sel-sel kulit
yang menyebabkan kanker kulit.
-
Mutasi
Germinal, adalah mutasi yang terjadi pada sel-sel gamet (sperma atau ovum).
Mutasi ini diwariskan pada generasi berikutnya. Misalnya berbagai macam cacat
dan penyakit menurun yang terpaut kromosom X atau kromosom Y.
2. Berdasarkan jumlah/banyak sedikitnya
materi genetik yang mengalami mutasi, dibedakan menjadi:
a.
Mutasi kromosom (aberasi) mutasi yang menyebabkan terjadinya perubahan pada
jumlah dan struktur kromosom.
Macam-macam mutasi kromosom:
- Aneuploidi adalah penambahan atau pengurangan satu atau
beberapa kromosom pada genom (ploidi) sehingga kandungan
kromosom di dalam nukleus bukan merupakan kelipatan haploidnya.
- Euploidi adalah perubahan kromosom pada tingkat ploidi atau genom.
Macam-macam mutasi kromosom:
- Aneuploidi adalah penambahan atau pengurangan satu atau
beberapa kromosom pada genom (ploidi) sehingga kandungan
kromosom di dalam nukleus bukan merupakan kelipatan haploidnya.
- Euploidi adalah perubahan kromosom pada tingkat ploidi atau genom.
b.
Mutasi Gen adalah mutasi yang terjadi akibat perubahan pada satu pasang basa
ADN suatu gen.
3. Berdasarkan faktor penyebabnya,
dibedakan menjadi:
a. Mutasi alam, jika
penyebabnya adalah mutagen-mutagen alam
b. Mutasi buatan
(mutasi induksi), jika penyebabnya adalah mutagen buatan
2.2.2. Macam-macam Mutagen
2.2.2. Macam-macam Mutagen
Mutagen
dibagi dalam 3 golongan:
1. Mutagen kimia, dapat masuk ke dalam replikasi ADN sehingga mengubah struktur basa ADN
2. Mutagen fisik, berupa bahan fisik misalnya sinar ultraviolet, sinar X, sinar gamma.
3. Mutagen biologi, berupa virus dan bakteri. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada kromosom
Mutagen alami, misalnya:
1. Sinar kosmis
2. Batuan radioaktif alam (uranium, thorium, radium) masuk bersama
makanan dan minuman menyebabkan ionisasi internal.
3. Sinar ultraviolet matahari, karena daya tembusnya hanya beberapa mm ke dalam kulit, sehingga menyebabkan mutasi pada sel-sel kulit.
4. Temperatur yang terlalu tinggi
5. Kekeliruan metabolisme, terjadi pada saat replikasi gen
6. Virus, asam nukleatnya merusak DNA sel inang.
Mutagen buatan, misalnya:
1. Sinar-sinar radioaktif buatan (sinar x, β, γ)
2. Penggunaan senjata nuklir
3. Zat-zat alkilase (gas mustard, etil metil sulfat, etil metan sulfat)
4. Zat-zat yang sifatnya sama dengan basa nitrogen dapat menggantikan basa normal pada saat replikasi.
1. Mutagen kimia, dapat masuk ke dalam replikasi ADN sehingga mengubah struktur basa ADN
2. Mutagen fisik, berupa bahan fisik misalnya sinar ultraviolet, sinar X, sinar gamma.
3. Mutagen biologi, berupa virus dan bakteri. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada kromosom
Mutagen alami, misalnya:
1. Sinar kosmis
2. Batuan radioaktif alam (uranium, thorium, radium) masuk bersama
makanan dan minuman menyebabkan ionisasi internal.
3. Sinar ultraviolet matahari, karena daya tembusnya hanya beberapa mm ke dalam kulit, sehingga menyebabkan mutasi pada sel-sel kulit.
4. Temperatur yang terlalu tinggi
5. Kekeliruan metabolisme, terjadi pada saat replikasi gen
6. Virus, asam nukleatnya merusak DNA sel inang.
Mutagen buatan, misalnya:
1. Sinar-sinar radioaktif buatan (sinar x, β, γ)
2. Penggunaan senjata nuklir
3. Zat-zat alkilase (gas mustard, etil metil sulfat, etil metan sulfat)
4. Zat-zat yang sifatnya sama dengan basa nitrogen dapat menggantikan basa normal pada saat replikasi.
2.3. Mekanisme Mutasi
Mutagenesis
merupakan suatu teknik biologi molekuler di mana suatu mutasi diciptakan pada
suatu bagian molekul DNA tertentu, yang dikenal sebagai plasmid.
Peristiwa kimia yang
paling umum yang dapat menyebabkan mutasi spontan adalah depurinasi dan
deaminasi basa-basa tertentu. Pada peristiwa depurinasi, adenin dan guanin
tersingkir dari DNA karena terputusnya ikatan kimia antara purin dan
deoksiribose. Pada peristiwa depurinasi, jika tersingkirnya purin itu tidak
segera diperbaiki maka pada saat replikasi tidak terbentuk pasangan basa
komplementer yang lazim. Yang terjadi adalah secara random basa apapun dapat
diadakan. Pada replikasi berikutnya, keadaan tersebut dapat menyebkan mutasi
jika basa baru yang diadakan secara acak tersebut tidak sama dengan basa
mula-mula.
Sementara pada proses
deaminasi, peristiwa yang terjadi adalah tersingkirnya gugus amino dari basa.
Contoh dari deaminasi adalah deaminasi sitosin menjadi urasil. Oleh karena
urasil merupakan basa nitrogen yang tidak lazim bagi DNA maka sebagian besar
urasil tersebut harus segera disingkirkan dan diadakan proses perbaikan untuk
mengembalikan sitosin. Apabila urasil tidak segera diperbaiki maka hal itu akan
menyebabkan pengadaan adenin pada unting DNA baru hasil replikasi berikutnya,
dan sebagai hasilnya adalah terjadinya mutasi berupa perubahan pasangan bsa S-G
menjadi T-A.
Mekanisme dasar:
- Mensintesis DNA yang di dalamnya terdapat bagian yang ingin dimutasi.
- Hasil sintesis ini harus dihibridisasi dengan DNA lain dari gen yang diinginkan.
- Fragmen tersebut diperluas lagi oleh DNA polimerase.
- Molekul yang diperoleh akan diadaptasikan ke dalam sel inang dan dikloning.
- Pemilihan mutan.
Gambar.1
Mutagenesis
2.4. Tipe
Mutan Bakteri
Karena semua sifat sel-sel hidup
pada akhirnya dikendalikan oleh gen maka ciri sel yang manapun dapat berubah
karena mutasi. Berbagai ragam mutan bakteri telah diisolasi dan dipelajari
secara intensif. Beberapa dari tipe-tipe utama mutan adalah sebagai berikut:
1.
Mutan yang memperlihatkan toleransi
yang meningkat terhadap unsur-unsur penghambat, terutama antibiotik (mutan yang
resisten terhadap antibiotik atau obat-obatan)
2.
Mutan yang menunjukkan kemampuan
fermentasi yang berubah atau meningkatnya atau berkurangnya kapasitas untuk
menghasilkan beberapa produk akhir
3.
Mutan yang mempunyai defisiensi akan
nutrisi, yaitu membutuhkan medium yang lebih kompleks untuk tumbuhnya ketimbang
biakan aslinya.
4.
Mutan yang memperlihatkan perubahan
dalam bentuk koloni atau kemampuan untuk menghasilkan pigmen
5.
Mutan yang menunjukkan perubahan
pada struktur permukaan dan komposisi selnya (mutan antigenik)
6.
Mutan yang resisten terhadap aksi bakteriofage
7.
Mutan yang memperlihatkan beberapa
perubahan pada ciri-ciri morfologis, misalnya hilangnya kemampuan untuk
menghasilkan spora, kapsul atau flagella.
Ada banyak implikasi praktis yang
berkaitan dengan terjadinya mutan mikrobia. Hal ini digambarkan oleh
contoh-contoh berikut:
1.
Diketahui ada beberapa
mikroorganisme yang menggambarkan resistensi terhadap antibiotik-antibiotik
tertentu akibat mutasi. Kenyataan ini sangat penting dalam pengobatan penyakit,
karena antibiotik yang pada mulanya efektif untuk mengendalikan suatu infeksi
bacterial menjadi kurang atau tidak lagi efektif ketika muncul mutan-mutan yang
resisten terhadap antibiotik yang bersangkutan
2.
Dapat diisolasi mutan biokimiawi
yang mampu menghasilkan suatu produk akhir dalam jumlah besar. Hal ini penting
dalam industri. Sebagai contoh, jumlah penisilin yang dihasilkan dalam produksi
komersial meningkat secara dramatis melalui seleksi galur-galur mutan Penicillium
3.
Pemeliharaan biakan murni
spesies-spesies jasad renik yang tipikal mensyaratkan tercegahnya mutasi, kalau
tidak maka biakan tersebut tidak akan tipikal lagi
4.
Mutan mikroba telah digunakan secara
meluas di dalam penyelidikan berbagai proses biokimiawi, terutama reaksi-reaksi
bio-sintetik. Sebagai contoh, mutan-mutan yang terhalang atau rusak pada
langkah-langkah enzimatik yang berbeda-beda telah digunakan untuk menyingkap
seluk beluk rangkaian metabolik
Banyak mutan, mungkin sebagian besar
dapat balik ke kondisi liar melalui mutasi balik, yaitu kembalinya sel-sel
mutan ke fenotipe asalnya. Akan tetapi, hal ini tidak mesti disebabkan oleh
pembalikan mutasi aslinya secara tepat. Kadang-kadang, pengaruh mutasi asli
dapat ditekan sebagian atau seluruhnya oleh mutasi kedua pada situs yang
berbeda pada kromosom(Pelczar, 2008).
2.5. Pemindahan Materi Genetik Pada Bakteri
- Konjugasi
Konjugasi merupakan mekanisme perpindahan informasi
genetik (DNA) dari sel donor ke sel resipien yang terjadi akibat adanya kontak
sel dengan sel. Konjugasi bakteri pertama kali ditemukan oleh Lederberg dan
Tatum pada tahun 1946. Mereka menggabungkan dua galur mutan Escherichia coli
yang berbeda yang tidak mampu mensintesis satu atau lebih faktor tumbuh
esensiil dan memberinya kesempatan untuk kawin.
Jika
suatu sel E.coli mengandung faktor F
yang berupa badan terpisah dari kromosom utama, maka ia dinyatakan berkelamin
jantan. Namun, jika tak mengandung F pada sel tersebut, maka dinyatakan
berkelamin betina.
Transfer
materi genetik dari sel E.coli jantan
ke sel E.coli betina didahului
terbentuknya pasangan konjugasi antara kedua sel. Pasangan konjugasi ini
terbentuk melalui perlekatan suatu pilus kelamin
jantan pada permukaan suatu sel kelamin betina.
Menurut
Watson (1987), pilus yang berlekatan di atas, merangsang suatu rangkaian
kejadian yang mendorong terjadinya replikasi DNA faktor F yang membawa transfer
DNA faktor F (hasil replikasi) kepada sel F-. Hanya DNA faktor F
(hasil replikasi) yang ditransfer.
Transfer materi genetik faktor F mengakibatkan seluruh sel kelamin
betina (F-) di sekitarnya segera berubah menjadi sel kelamin jantan
(F+).
Gambar
2 perlekatan suatu pilus kelamin jantan
pada permukaan suatu sel kelamin betina
Gambar 3 mekanisme konjugasi pada bakteri
2.5.1. Sel-Sel E.coli Berkelamin jantan (Hfr)
Faktor
F dalam sel.coli dapat berintegrasi
dengan kromosom utama sel melalui peristiwa pindah silang. Sel-sel E.coli
berkelamin jantan yang faktor F nya terintegrasi ke dalam kromosom utama akan
berubah menjadi sel Hfr (high frequency
recombination). Sama seprti F+, sel Hfr ini dapat membentuk
pilus konjugasi dan mentransfer materi genetik ke sel F-.
Watson
dkk (1987) menyatakan, jika suatu sel Hfr berdekatan dengan sel F-, terjadi
replikasi DNA yang terinduksi oleh konjugasi, dan karena ujung pengarah faktor
F berlekatan dengan kromosom utama, jadi transfer materi genetik kromosom utama
terjadi pula.Transfer materi genetik utuh jarang terjadi karena konjugasi sel
jantan dan sel betina sangat rapuh dan mudah terpisah, sebelum proses transfer
utuh selesai. Sehingga biasanya sel betina (F-) tidak berubah menjadi sel
berkelamin jantan. (Corebima, 1997).
2. Tranformasi
Transformasi
pertama kali ditemukan oleh Frederick Griffith pada tahun 1928. Dia mempelajari
transformasi satu tipe Streptococcus pneumoniae menjadi tipe yang berbeda.
S. pneumoniae dibagi menjadi 100 tipe lain yang berbeda atas dasar
perbedaan kimia pada kapsulnya. Jadi, tipe 1 menghasilkan kapsul yang berbeda
dengan tipe 2, dan seterusnya.
Transformasi ialah
proses pemindahan DNA bebas sel yang mengandung sejumlah informasi genetik
(DNA) dari satu sel ke sel lainnya. DNA
tersebut diperoleh dari sel donor melalui lisis sel alamiah atau dengan cara
ekstraksi kimiawi. Begitu fragmen DNA dari sel donor tertangkap oleh sel
resipien, maka terjadilah rekombinasi.
Manfaat yang didapat dari transformasi gen pada bakteri adalah :
a.
Sarana
penting dalam rekayasa genetika.
b.
Memetakan
kromosom bakteri.
c.
Bermanfaat dalam penelitian-penelitian genetik bakteri di
laboratorium.
3. Transduksi
Beberapa jenis
virus berkembang biak di dalam sel bakteri. Virus-virus yang inangnya adalah
bakteri seringkali disebut bakteriofage atau fage. Pada waktu fage menginfeksi
bakteri, fage memasukkan DNA-nya ke dalam bakteri tersebut. DNA fage ini
kemudian bereplikasi di dalam sel bakteri atau berintegrasi dengan kromosom
bakteri. Inilah yang dikenal dengan transduksi. Jadi, transduksi adalah proses
perpindahan gen dari suatu bakteri ke bakteri lain oleh bakteriofage lalu oleh
bakteriofage tersebut plasmid ditransfer ke populasi bakteri. Transduksi
ditemukan oleh Norton Zinder dan Joshua Lederberg pada tahun 1952. Pada waktu
DNA fage dikemas di dalam pembungkusnya untuk membentuk bakteri-bakteri fage
baru, DNA fage tersebut dapat membawa sebagian dari DNA bakteri yang telah
menjadi inangnya. Selanjutnya, bila fage menginfeksi bakteri lainnya, maka fage
akan memasukkan DNA-nya yang mengandung sebagian dari DNA bakteri inang
sebelumnya. Dengan demikian, fage tidak hanya memasukkan DNA-nya sendiri ke
dalam sel bakteri yang diinfeksinya, tetapi juga memasukkan DNA dari bakteri
lain yang ikut terbawa pada DNA fage. Jadi, secara alami fage memindahkan DNA
dari satu sel bakteri ke bakteri lainnya.
Ada dua tipe
transduksi, yaitu:
1. Transduksi terbatas
Pada proses ini tidak semua gen
dapat ditransfer. Transduksi terbatas terjadi saat profage telah terintegrasi
pada kromosom bakteri. Gen-gen bakteri yang
mengalami transduksi terbatas adalah yang berdekatan dengan profage yang
terintegrasi.
2. Transduksi
umum
Gambar 4 Proses Transduksi pada Sel
Bakteri
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
·
1. Konjugasi merupakan mekanisme perpindahan informasi
genetik (DNA) dari sel donor ke sel resipien yang terjadi akibat adanya kontak
sel dengan sel
·
2. Transformasi
ialah proses pemindahan DNA bebas sel yang mengandung sejumlah informasi
genetik (DNA) dari satu sel ke sel lainnya. DNA tersebut diperoleh dari sel donor melalui lisis sel
alamiah atau dengan cara ekstraksi kimiawi.
·
3. Transduksi
adalah proses perpindahan gen dari suatu bakteri ke bakteri lain oleh
bakteriofage lalu oleh bakteriofage tersebut plasmid ditransfer ke populasi
bakteri
·
4. Berdasarkan
faktor penyebabnya, dibedakan menjadi:
a.
Mutasi alam, jika penyebabnya adalah mutagen-mutagen alam
b.
Mutasi buatan (mutasi induksi), jika penyebabnya adalah mutagen buatan
Mekanisme dasar:
a. Mensintesis DNA yang
di dalamnya terdapat bagian yang ingin dimutasi.
b. Hasil sintesis ini
harus dihibridisasi dengan DNA lain dari gen yang diinginkan.
c. Fragmen tersebut diperluas
lagi oleh DNA polimerase.
d. Molekul yang
diperoleh akan diadaptasikan ke dalam sel inang dan dikloning.
e. Pemilihan mutan.
daftar pustakanya mna neng
BalasHapusDaftar pustakanya mna kka
BalasHapus