I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kanker adalah penyakit yang saat ini ramai dibicarakan oleh masyarakat di dunia karena merupakan salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi. Sampai saat ini, kanker merupakan penyakit yang sangat berbahaya bagi manusia karena dapat menyerang siapa saja dan yang paling mengkhawatirkan adalah sifatnya yang mematikan. Zaman yang semakin maju dengan makanan yang beragam dan tidak alami pun terbukti sangat memicu munculnya berbagai macam penyakit kanker. Hal ini mengingatkan kepada masyarakat khususnya masyarakat Indonesia agar berhati-hati dalam mengonsumsi makanan. Dalam hal ini, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini kanker menjadi penyakit yang sangat ditakuti oleh masyarakat karena selain mengancam nyawa, pengobatannya pun sangat rumit dan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Cara pengobatan kanker yang biasa dilakukan oleh masyarakat pada umumnya adalah pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi. Tujuan dari cara pengobatan tersebut adalah membunuh sel-sel kanker. Akan tetapi, perlu kita ketahui bahwa tidak sedikit dari cara-cara tersebut yang justru menimbulkan efek samping. Efek samping yang ditimbulkan tersebut akan menjadi beban baru bagi para penderita kanker. Oleh sebab itu, masyarakat mulai beralih pada pengobatan yang tidak menimbulkan efek samping atau mungkin ada efek samping tetapi dengan efek yang ringan. Hal ini menyebabkan pengobatan kanker dalam masyarakat saat ini mulai bergeser kepada pengobatan alternatif terutama pengobatan tradisional atau alami.
Salah satu pengobatan tradisional adalah dengan menggunakan tanaman obat alami, antara lain jenis lumut hati, yaitu Marchantia. Lumut ini disebut sebagai tumbuhan bertalus karena belum memiliki batang, daun, dan akar sejati. Menurut Triastono (1992:22), Marchantia merupakan salah satu marga lumut yang habitatnya adalah tempat-tempat yang lembab, dingin, dan teduh. Lumut ini sering kita temukan di tebing-tebing sungai, dinding sumur, rawa, dan bebatuan yang basah. Sering kita jumpai jenis lumut ini, tetapi keterbatasan ilmu pengetahuan dan kurang minatnya kita pada penelitian, seolah lumut ini hanya lah tanaman yang sama sekali tidak berguna. Lumut jenis Marchantia memang jarang diberdayakan, padahal lumut liar ini ternyata berpotensi sebagai bahan obat alternatif antikanker.
Berbagai penelitian terhadap beberapa tanaman dari tingkat taksonomi yang sama menyebutkan bahwa terdapat kandungan zat sitotoksik (antikanker) dalam lumut Marchantia. Dalam makalah ini, penulis akan menjabarkan pemanfaatan Marchantia beserta kandungan yang terdapat dalam lumut tersebut sehingga dapat dibuktikan bahwa tumbuhan lumut yang awalnya dianggaap tidak berguna tersebut menjadi barang yang sangat berarti dalam dunia kesehatan.
1.2 Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah deskripsi morfologi dan anatomi lumut Marchantia, zat yang terkandung dalam Marchantia, deskripsi penyakit kanker, dan Marchantia sebagai obat antikanker.
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui kandungan lumut Marchantia, penyebab penyakit kanker, dan pengolahan lumut Marchantia menjadi obat antikanker. Penulisan ilmiah ini akan menjelaskan seberapa besar peranan Marchantia dalam dunia kesehatan sehingga menghilangkan anggapan remeh manusia terhadap tanaman lumut tersebut.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai kajian yang bersifat ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan tentang kandungan lumut Marchantia yang memilki potensi sebagai antikanker, menjadi pertimbangan dalam upaya mencari alternatif pengobatan kanker yang relatif aman, murah dan dapat dipertanggungjawabkan, dan meningkatkan nilai sosial ekonomi tanaman lumut Marchantia berdasarkan informasi manfaat yang dimilikinya.
1.5 Batasan Masalah
Agar pembahasan lebih terfokus pada masalah, maka akan dibatasi ruang lingkup masalahnya, yaitu makalah ini hanya membahas kanndungan lumut Marchantia yang berpotensi sebagai antikanker secara umum, belum ada spesifikasi kanker apa yang paling cocok untuk untuk dicegah dengan kandungan Marchantia.
II. PEMBAHASAN
2.1 Morfologi dan Anatomi Marchantia
2.1.1 Struktur Luar
Marchantia memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan tanaman lumut yang lain, antara lain adalah tubuhnya tersusun dari talus dorsi-ventral yang berwarna hijau gelap, pipih, dan membentuk cabang dikotom. Drs. Istamar Syamsuri (2004:238) mengatakan lumut berbentuk lembaran daun ini tumbuh menempel di atas permukaan tanah, pohon, atau tebing yang lembab atau basah. Percabangan talusnya disebut lobus dari talus. Begitu pula jika diamati secara seksama, maka akan terlihat bagian tengah talus Marchantia menebal dan memiliki rusuk. Selain itu, pada ujung talus terdapat takik yang merupakan titik tumbuh. Contoh spesiesnya antara lain: Marchantia polymorpha, Marchantia palmata, dan Marchantia nepalensis. Triastono (1992:23) menyatakan ciri-ciri Marchantia sebagai berikut:
”Permukaan dorsal talus tersusun atas ruang-ruang udara atau aerolae yang berbentuk trapesium. Setiap aerolae memiliki sebuah pori (lubang udara) di permukaan atas yang terlihat seperti titik kecil. Fungsi dari pori udara adalah sebagai jalan/lubang aerasi talus dengan penguapan seminimal mungkin. Selain itu, pada permukaan dorsal tepatnya di bagian rusuk sering ditemukan kupula atau mangkuk tempat tumbuh gemmae (tunas). Jika talus telah dewasa, pada bidang dorsal tumbuh gametangiofor (struktur pembawa alat kelamin) yang berbentuk seperti payung”.
Jika diamati pada bidang ventral (bawah), banyak sekali rhizoid yang tidak berwarna atau terlihat bening. Fungsi rhizoid lumut Marchantia pada dasarnya sama dengan fungsi akar pada tumbuhan tingkat tinggi, yaitu untuk menempel atau melekat pada substrat dan menyerap air serta larutan garam. Selain rhizoid, jika diamati secara mikroskopis, maka akan terlihat jelas bahwa pada bidang ventral juga terdapat sisik yang fungsinya menjaga kelembaban lingkungan di sekitar talus dengan cara menyerap air.
2.1.2 Struktur Internal
Struktur internal talus Marchantia dapat dibedakan menjadi tiga daerah, yaitu daerah epidermis, daerah fotosintesis, dan daerah penyimpanan makanan. Daerah epidermis dari talus Marchantia tersusun dari epidermis atas (dorsal) dan epidermis bawah (ventral). Fungsi epidermis atas sama seperti fungsi epidermis yang terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi, yaitu untuk melindungi jaringan yang berada di bawahnya dan mengatur penguapan air. Selain itu, pada epidermis atas terdapat pori udara yang berfungsi sebagai pertukaran gas antara ruang udara dengan lingkungan luar untuk melakukan fotosintesis dan respirasi. Jadi, jika dilihat dari segi fungsi, pori tersebut dapat dianalogikan dengan stomata pada tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan pada daerah epidermis bawah muncul rhizoid dan sisik.
Seperti yang dijelaskan oleh Triastono bahwa permukaan dorsal tersusun dari aerolae yang terletak di bawah epidermis atas. Setiap ruang udara pada daerah fotosintesis berhubungan dengan lingkungan luar melalui pori. Pada dasar aerolae terdapat filamen-filamen bercabang yang sel-selnya mengandung kloroplas yang ditandai dengan warnanya yang hijau. Filamen ini disebut filamen fotosintesis. Jadi, dapat kita katakan bahwa sel-sel dasar ruang udara, sel-sel pemisah ruang udara, dan sel-sel epidermis atas juga mengandung kloroplas. Oleh sebab itu, lumut ini dapat menghasilkan makanannya sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.
Daerah penyimpanan makanan pada Marchantia terletak di bawah daerah fotosintesis. Tidak ada kloroplas pada daerah ini, tetapi sebagian besar mengandung tepung dan butir-butir protein. Oleh karena itu, sesuai dengan kandungan di dalamnya, daerah ini disebut daerah penyimpanan cadangan makanan. Sesuai dengan namanya, daerah ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan. Triastono (1992:27) juga mengatakan bahwa pada daerah penyimpanan makanan juga ada sel-sel yang mengandung minyak (sel minyak) dan sel mucilage (lendir). Sel ini juga menjaga talus Marchantia agar selalu dalam keadaan lembab.
2.2 Kandungan Lumut Marchantia
Saat ini, para peneliti banyak yang meneliti untuk menemukan bahan alami yang dapat dijadikan sebagai bahan obat antikanker . Bahan alami tersebut misalnya senyawa-senyawa dari tumbuhan baik darat maupun tumbuhan laut yang bersifat aktif terhadap sel kanker. Contohnya adalah lumut Marchantia, lumut yang masih belum diberdayakan oleh masyarakat terutama di Indonesia ini ternyata memiliki kandungan yang sangat berguna bagi dunia kesehatan. Dalam suatu penelitian yang dilakukan di Jepang terhadap lumut hati dari spesies Marchantia polymorpha, ternyata diperoleh hasil bahwa lumut tersebut mengandung senyawa bioaktif yang menunjukkan aktivitas sitotoksik (antikanker).
Jika ditinjau dari segi ilmu kemotaksonomi bahwa tanaman yang memiliki kekerabatan cukup dekat, kemungkinan besar memiliki kandungan senyawa yang hampir sama, misalnya Marchantia polymorpha, Marchantia planiloba, dan Marchantia nitida. Dilihat dari penelitian tersebut, maka para peneliti di Indonesia mulai melakukan penelitian terhadap spesies lain dari famili Marchantiaceae yaitu Marchantia nitida. Diharapkan dalam Marchantia nitida juga terdapat senyawa yang memiliki aktivitas sitotoksik seperti pada Marchantia polymorpha sehingga dapat dipastikan bahwa kandungan yang terdapat dalam Marchantia tersebut benar-benar bisa digunakan sebagai obat alternatif antikanker.
Untuk mengetahui senyawa aktif dalam Marchantia, maka harus dilakukan skrining fitokimia, yaitu proses yang dilakukan untuk mengetahui zat atau kandungan apa saja yang terkandung di dalam tanaman tertentu. Dari proses skrining fitokimia tersebut, Marchantia mengandung ekstrak metanol dengan senyawa aktifnya, yaitu flavonoid. Sering kita dengar bahwa flavonoid merupakan senyawa aktif yang sangat potensial sebagai obat antikanker. Senyawa ini masih diteliti lebih lanjut oleh para peneliti Indonesia pada berbagai tanaman.
Flavonoid merupakan zat antioksidan dari polifenol yang banyak terkandung dalam buah, sayuran, dan teh. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa flavonoid yang merupakan zat antioksidan juga dapat melindungi sel dari penuaan, menangkal radikal bebas, mencegah penyakit hati (hepatitis), asma, stroke, dan kanker. Flavonoid juga menghambat invasi tumor sehingga tumor tidak membesar dan tidak menjadi ganas yang menyebabkan kanker. Karena kandungannya yang banyak terdapat pada buah, sayur, dan teh, maka dapat dikatakan bahwa tidak sulit untuk melindungi diri dari penyakit berbahaya, seperti kanker. Perlindungan tersebut cukup mudah, yaitu dengan banyak mengonsumsi makanan yang banyak mengandung serat alami pada buah, sayur-sayuran, dan teh.
Buah, sayuran, dan teh banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat berguna sebagai antioksidan, misalnya vitamin E dan vitamin C yang memang telah dikenal sebagai antioksidan sehingga banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Sejauh yang masyarakat umum ketahui bahwa kandungan pada buah, sayuran, dan teh adalah kandungan vitamin dan mineralnya saja. Padahal di dalamnya terdapat kandungan flavonoid yang juga merupakan antioksidan. Bahkan para peneliti menyebutkan bahwa flavonoid jauh lebih baik dari pada antioksidan lainnya, seperti pada vitamin E dan vitamin C. Hal ini membuktikan bahwa flavonoid sebagai antioksidan memiliki potensi yang lebih tinggi sebagai obat antikanker dari pada vitamin dan mineral.
Makanan yang mengandung flavonoid pada stroberi hijau, teh, kubis, apel, kacang-kacangan, dan bawang juga telah dibuktikan oleh para peneliti bahwa makanan tersebut mengurangi risiko mendapatkan kanker paru-paru. Hal ini menandakan bahwa untuk mencegah terjadinya kanker sangat lah mudah asalkan kita sendiri ada kemauan dalam menjaga kesehatan. Pepatah “Lebih baik mencegah dari pada mengobati” pun menjadi amat tepat bila bicara soal kanker. Hal ini mengingat sulitnya pengobatan dan minimnya kesembuhan apabila seseorang sudah terjangkit kanker.
2.3 Penyakit Kanker
Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal dan tidak terkendali. Drs. Wildan Yatim dalam bukunya Biologi (1996:100) menilai kanker sebagai berikut:
”Kanker mengandung sel-sel yang membelah terus secara cepat dan tak terkontrol. Sel-selnya memilki sifat seperti sel muda yang aktif bermitosis. Seperti sel-sel embrio, sel-sel kanker berinti besar, nukleus pun besar, dan dalam plasma terdapat banyak butiran dan membran tipis. Sel kanker bisa merusak sel-sel yang lain dan dapat pindah ke jaringan dan daerah lain”.
Sudah jelas bahwa sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar. Penyebarannya bisa melalui jaringan ikat, darah, dan yang lebih berbahaya lagi bahwa sel kanker dapat menyerang organ-organ penting dan saraf tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel membelah diri apabila ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Berbeda dengan sel kanker yang akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya sehingga akan terjadi penumpukan sel baru. Sel baru ini lah yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya.
Kanker dapat tumbuh di berbagai jaringan dalam berbagai organ di setiap tubuh mulai dari kaki sampai kepala. Bila kanker tumbuh pada bagian permukaan tubuh, maka akan dengan mudah diketahui oleh penderita. Akan tetapi, bila kanker tumbuh di dalam tubuh, maka penyakit yang dianggap misterius tersebut akan sulit diketahui sebab kadang-kadang tidak menunjukkan gejala apa pun, bahkan kanker tertentu baru akan dapat diketahui setelah kanker tersebut sudah ada pada stadium akhir atau lanjut, misalnya leukimia (kanker darah). Kalau pun timbul gejala, biasanya gejala tersebut terasa pada saat stadium lanjut sehingga terkadang sudah terlambat untuk diobati. Ini lah alasan utama mengapa kanker menjadi penyakit yang harus sangat diwaspadai oleh seluruh masyarakat.
Ada beberapa jenis kanker yang sering diderita oleh masyarakat pada umumnya, misalnya kanker payudara, kanker leher rahim (serviks), dan kanker usus. Akan tetapi, di luar itu masih banyak jenis kanker lainnya yang belum dikenal oleh masyarakat pada umumnya, contohnya adalah limfoma, yaitu jenis kanker yang berasal dari jaringan yang membentuk darah, misalnya jaringan limfa, limfa, berbagai kelenjar limfa, timus, dan sumsum tulang. Selain itu, ada juga kanker darah (leukemia), yaitu jenis kanker yang tidak membentuk massa tumor, tetapi memenuhi pembuluh darah dan mengganggu fungsi sel darah normal. Ada pula sarkomaq, yaitu jenis kanker yang tumbuh pada jaringan penunjang yang berada di permukaan tubuh seperti jaringan ikat, termasuk sel-sel yang ditemukan pada otot dan tulang. Gliom yang merupakan kanker pada susunan saraf, misalnya sel-sel glia (jaringan penunjang) di sistem saraf pusat.
Begitu banyak jenis kanker yang dapat diderita oleh masyarakat sehingga masyarakat harus benar-benar bisa menjaga diri dan mencegah timbulnya penyakit kanker tersebut. Mengingat risiko yang akan dialami oleh penderita kanker sangat berat, maka perlu dipertimbangkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kanker. Segala sesuatu terjadi pasti ada penyebabnya, termasuk juga terjadinya kanker dalam tubuh manusia. Banyaknya jenis kanker tersebut pasti lah disebabkan oleh faktor penyebab yang berbeda-beda.
Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena penyebab kanker dapat terjadi karena gabungan dari sekumpulan beberapa faktor. Akan tetapi, faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker yang biasanya diturunkan secara genetis dalam keluarga, misalnya kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit, dan kanker usus besar. Sebagai contoh, risiko wanita untuk menderita kanker meningkat 1,5 s/d 3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara. Jadi, dapat dikatakan bahwa faktor genetik menjadi faktor utama seseorang akan menderita kanker atau tidak.
Faktor lingkungan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Contohnya adalah merokok yang dapat menyebabkan kanker paru-paru, kanker mulut, kanker laring (pita suara), dan kanker kandung kemih. Selain rokok, sinar ultraviolet dari matahari juga menjadi faktor yang menyebabkan kanker, khususnya kanker kulit. Radiasi ionisasi (merupakan karsinogenik) yang digunakan dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh. Contohnya adalah orang yang selamat dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, berisiko tinggi menderita kanker sel darah, seperti leukimia.
Jika dihubungkan dengan sejarah lainnya, yaitu pada saat awal Revolusi Industri di Inggris. Saat itu, banyak bermunculan tiang telepon baru di sisi-sisi jalan raya atau pun jalan biasa. Kita ketahui bahwa orang Inggris pada saat itu masih mengandalkan kaki untuk pergi ke suatu tempat melewati jalan yang dipenuhi jejeran tiang telepon tadi. Hal yang paling mengejutkan adalah sejak saat itu orang yang lewat di daerah jalan dengan tiang telepon tadi ternyata menderita kanker paru-paru. Setelah diteliti ternyata aroma cat tiang telepon yang baru dicat lah yang menyebabkan terjadinya kanker paru-paru. Sejak saat itu, diketahui bahwa aroma cat bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan berbagai macam jenis kanker, terutama kanker paru-paru. Oleh karena itu, kita disarankan untuk tidak berada dalam ruangan yang baru saja dicat karena jika terlalu lama berada dalam ruangan tersebut, maka akan mengganggu paru-paru kita. Hal ini menggambarkan bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap aktifnya sel kanker dalam tubuh.
Selain lingkungan, makanan yang kita makan juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan sebab makanan yang dikonsumsi seseorang dapat mempengaruhi pengaktifan sel kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker pada saluran pencernaan adalah makanan yang diasap dan diasamkan. Makanan tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker lambung. Contoh lainnya adalah minuman yang mengandung alkohol yang menyebabkan kanker kerongkongan. Bahkan zat pewarna makanan pun dapat menjadi penyebab timbulnya kanker pada saluran pencernaan. Terdapat pula penyebab kanker pada saluran pencernaan, yaitu logam berat seperti mercury yang biasanya sering terdapat pada makanan laut yang tercemar, seperti kerang, ikan, dan sebagainya. Selain itu, perlu diperhatikan oleh masyarakat adalah bahwa berbagai makanan manis mengandung tepung yang diproses secara berlebihan juga merupakan faktor penyebab aktifnya sel kanker dalam tubuh.
Setelah faktor genetik, faktor makanan juga sangat potensial menimbulkan kanker sebab manusia tidak lepas dari makanan. Sedangkan zaman globalisasi seperti sekarang ini menunjukkan betapa banyaknya makanan sampah atau makanan yang tidak berguna bagi tubuh (junk food) yang dijual di berbagai tempat. Contohya adalah makanan cepat saji, misalnya mie instant yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat karena selain enak dan mudah pembuatannya, mie instant juga dijual dengan harga yang relatif murah. Padahal perlu masyarakat ketahui bahwa bumbu mie instant mengandung zat yang mengaktifkan sel-sel kanker, yaitu pada bumbu siap masak yang apabila dipanaskan akan bersifat karsinogenik yang sudah tentu dapat menyebabkan kanker seperti makanan yang bersifat karsinogenik lainnya.
Virus juga menjadi faktor penyebab kanker. Virus yang dapat menyebabkan kanker antara lain virus Papilloma. Virus ini menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis). Selain itu, virus ini juga merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita. Virus lainnya misalnya Sitomegalo yang menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem pembuluh darah yang ditandai oleh kulit berwarna merah). Masih banyak virus lainnya yang dapat menyebabkan kanker, misalnya virus Hepatitis B yang menyebabkan kanker hati, virus Epstein-Bar yang menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan, serta virus HIV yang menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya.
Infeksi dari bakteri parasit juga dapat menyebabkan kanker. Contohnya adalah parasit Schistosoma yang dapat menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Ada juga infeksi oleh bakteri Clonorchis yang menyebabkan kanker pankreas dan kanker pada saluran empedu. Helicobacter pylori adalah suatu bakteri yang dimungkinkan merupakan penyebab kanker lambung. Hal ini menjelaskan pada manusia agar harus berhati-hati terhadap makhluk mikroskopis berbahaya yang mungkin saja banyak terdapat di sekitar kita.
Namun, faktor yang sangat penting adalah faktor internal, yaitu hormonal dan emosional. Contohnya adalah hormon estrogen yang berfungsi merangsang pertumbuhan sel. Hal ini lah yang cenderung mendorong terjadinya kanker. Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan progesteron akan menyebabkan meningkatnya risiko kanker payudara, kanker leher rahim, kanker rahim, dan kanker prostat pada pria. Ada pula faktor emosional, misalnya depresi yang berat dapat menyebabkan ganggguan pada tubuh sebab keadaan tegang yang terjadi terus-menerus akan mengaktifkan sel-sel secara berlebihan sehingga menyebabkan kanker.
Banyak cara pencegahan kanker yang saat banyak diusahakan oleh manusia, baik dari segi makanan hingga internal (hormonal dan emosional). Usaha pencegahan kanker tersebut misalnya dengan mengurangi konsumsi terhadap bahan karsinogen dengan tidak merokok dan menghindari asap rokok , menghindari makanan yang berlemak tinggi, banyak mengonsumsi sayuran dan buah, rajin berolahraga, mengusahakan berat badan yang ideal, dan hidup dengan pola yang sehat. Pencegahan kanker juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan secara teratur ke dokter ahli. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan terjangkitnya kanker sehingga jika memang benar terjangkit kanker, di mana kanker belum menyebar lebih jauh, kanker tersebut masih dapat diobati dan memberikan hasil yang optimal.
Dengan karakter bangsa Indonesia yang masih kurang menguasai ilmu pengetahuan, maka sosialisasi khusus mengenai penyakit kanker sangat lah diperlukan terutama bagi masyarakat yang masih sangat awam yang tinggal di kampung-kampung atau desa terpencil. Pencegahan dengan sosialisasi ini tidak harus melalui badan atau program pemerintah, tetapi masyarakat yang dinilai lebih mengerti mengenai penyakit ini pun selayaknya berbagi informasi demi keselamatan masyarakat itu sendiri. Pencegahan dengan cara ini sangat berperan penting dalam mengurangi penderita kanker di Indonesia karena apabila mereka sudah mengerti akan bahaya penyakit kanker, maka mereka pasti akan lebih waspada terhadap faktor-faktor yang menyebabkan aktifnya sel kanker sehingga angka kematian yang disebabkan oleh penyakit kanker dapat berkurang.
2.4 Marchantia sebagai Obat Alternatif Antikanker
Setelah mengetahui kandungan senyawa aktif yang terdapat pada Marchantia, para peneliti sangat antusias untuk meneliti lebih lanjut dalam pengolahan Marchantia menjadi obat alternatif antikanker. Marchantia yang digunakan adalah jenis Marchantia nitida. Dengan mengetahui apakah ekstrak eter dan ekstrak metanol pada Marchantia nitida memiliki aktivitas antikanker terhadap sel mieloma mencit dengan metode viabilitas sel dan untuk mengetahui harga LC50 dari masing-masing ekstrak. Bahan yang digunakan adalah ekstrak eter dan ekstrak metanol dari Marchantia nitida. Untuk mendapatkan bahan tersebut dilakukan ekstraksi bertingkat dengan menggunakan pelarut eter dan metanol. Dengan demikian dapat diperoleh hasil ekstrak yang sempurna.
Percobaan ekstrak metanol menunjukkan aktivitas antikanker yang lebih besar daripada ekstrak eter. Oleh karena itu, peneliti kini berusaha untuk melakukan isolasi dan identifikasi kandungan ekstrak metanol Marchantia yang berpotensi sebagai antikanker dan juga melakukan uji aktivitas antikanker dengan kultur sel kanker lainnya. Ekstrak metanol dengan senyawa bioaktifnya, yaitu flavonoid yang dikandung oleh Marchantia dapat menghambat tumbuhnya sel kanker. Sebagai antioksidan, senyawa flavonoid dapat mencegah reaksi bergabungnya molekul karsinogen dengan DNA sel sehingga mencegah kerusakan DNA sel. Di sini lah komponen bioaktif flavonoid dapat mencegah terjadinya proses awal pembentukan sel kanker. Bahkan flavonoid dapat merangsang proses perbaikan DNA sel yang telah termutasi sehingga sel menjadi normal kembali. Selain itu, dapat mencegah pembentukan pembuluh darah buatan sel kanker (proses angiogenesis) sehingga sel-sel kanker tidak dapat tumbuh menjadi besar karena saluran untuk pertumbuhannya terhambat.
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Marchantia merupakan salah satu dari jenis lumut atau tumbuhan bertalus yang dapat digunakan sebagai obat alternatif antikanker. Tumbuhan ini berwarna hijau gelap. Tubuhnya tersusun atas lobus-lobus, pipih, dan bercabang dikotomi. Lumut ini biasa ditemukan secara liar di tebing-tebing sungai, dinding sumur, rawa, dan bebatuan yang basah. Untuk membedakannya dengan jenis lumut lain, dapat melalui bentuk morfologinya yang khas. Di balik perangainya yang sederhana ini, ternyata menurut salah satu penelitian yang dilakukan di Jepang, Marchantia mengandung suatu zat bioaktif yang menunjukkan aktivitas sitotoksik (antikanker). Senyawa yang dimaksud adalah flavonoid, salah satu antioksidan yang terkandung dalam buah, sayuran, dan minuman tertentu, seperti teh. Senyawa ini dapat melindungi tubuh dari penuaan, menangkal radikal bebas, mencegah hepatitis, asma, stroke, dan kanker. Hal ini diketahui melalui proses ekstraksi. Marchantia diyakini memiliki aktivitas antikanker walaupun kadarnya masih lebih kecil daripada yang ditetapkan oleh NCI.
Penyakit kanker, belakangan menjadi masalah yang serius. Penyakit ini dapat menjadi salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi. Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal dan tidak terkendali. Banyak sekali penyebab penyakit ini, misalnya dari faktor lingkungan seperti merokok, radiasi nuklir, makanan, infeksi dari bakteri parasit, faktor hormonal dan emosional, bahkan karena adanya radiasi sinar ultraviolet. Hal ini tidak dibarengi oleh adanya obat-obat antikanker yang alami dan bebas efek samping. Kerap kali efek samping dari obat-obat tersebut malah memperparah keadaan. Obat tradisional yaitu dari ekstrak Marchantia dianggap lebih aman daripada obat-obatan kimia tersebut dan setidaknya dapat megurangi efek samping yang merugikan bagi tubuh.
3.2 Saran
Dengan ditemukannya penelitian ini, setidaknya kita dapat sedikit bernafas lega. Akan tetapi, masih banyak kendala dalam mengembangkan obat alternatif antikanker ini. Di antaranya penelitian belum dilakukan secara merata di seluruh belahan dunia. Hal ini bisa juga berkaitan dengan persebaran lumut Marchantia yang memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai untuk dapat tumbuh optimal. Kendala dapat juga disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan dari masyarakat Indonesia pada khususnya sehingga mereka belum dapat memanfaatkan tumbuhan yang kerap mereka jumpai di lingkungan sekitar. Untuk itu, diperlukan upaya sosialisasi mengenai hal ini agar pengetahuan masyarakat tumbuh seiring dengan semakin berkembangannya penelitian-penelitian dari pakar kesehatan dan farmasi. Tentunya harapan akan kesembuhan dari kanker dapat terbuka lebar seiring dengan perkembangan penelitian tersebut.
Masyarakat sendiri juga harus memiliki kesadaran yang tinggi mengenai bahaya penyakit kanker dan bagaimana mencegahnya. Mereka diharapkan untuk mengerti tentang hal-hal yang menyebabkan timbulnya penyakit ganas tersebut. sebisa mungkin menghindari polusi udara, air, dan makanan di mana pun kita berada, baik di rumah, lingkungan sekitar, maupun di kantor. Kebersihan rumah dan lingkungan juga perlu dijaga untuk mencegah infeksi. Hal penting lainnya adalah memperbaiki pola konsumsi makanan sehari-hari agar semua zat gizi yang diperlukan tersedia dalam tubuh setiap saat secara cukup, tidak kurang, dan tidak lebih.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, D.A., dkk. 2004. Buku Penuntun Biologi. Jakarta: Erlangga.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Malang: Erlangga.
Yatim, Wildan. 1996. Biologi. Bandung: Tarsito.
Kirara. 2009. Bebas Kanker? Kuncinya Buah dan Sayur, (Online), (http://99-health.blogspot.com/2009/03/bebas-kanker-kuncinya-konsumsi-buah-dan.html, diakses 12 April 2010).
Wilantara, Dedi. 2009. Mencegah Pertumbuhan Sel Kanker Payudara dan Rahim, (Online), (http://wilantara.com/kesehatan/34-mencegah-pertumbuhan-sel-kanker-payudara-dan-rahim.html, diakses 12 April 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar