JURNAL BELAJAR 3b
Nama :
Linda Tri Antika
NIM :
209341417443
Kelas :
AA
Matakuliah :
Belajar dan Pembelajaran
Dosen :
Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd
Jam/ Ruang :
07 – 08 SPA 307
Hari,
Tanggal : Selasa, 23 Agustus 2011
Jurnal ke- :
4
Konsep : Teori Belajar dan
Pembelajaran
2.
EKSPLORASI KONSEP YANG DIPELAJARI
Dalam pertemuan kali ini, kami
melaksanakan kegiatan presentasi tentang teori belajar dan pembelajaran. Kelompok
1 sebagai penyaji memberikan sajian dalam bentuk Power Point. Penjelasan kali
ini dibatasi pada teori saja, tidak menyinggung terlalu jauh mengenai macam
teori belajar dan pembelajaran. Hasil eksplorasi saya, akan dijelaskan pada
subbab HASIL EKSPLORASI.
3.
HASIL EKSPLORASI
Dari buku yang saya dapatkan (Hudojo, 1986: 10), bahwa
teori merupakan prinsip umum yang didukung oleh data dengan maksud untuk
menjelaskan sekumpulan fenomena. Dengan menggunakan teori sebagai dasarnya,
kita bentuk hipotesis yang kemudian kita tes validitasnya dengan menggunakan
eksperimen.
Dari pengertian belajar dan teori yang dikemukakan
di atas, secara ringkas dapatlah dikatakan teori belajar menyatakan
hukum-hukum/ prinsip-prinsip umum yang melukiskan kondisi terjadinya belajar.
Teori belajar ini sangat membantu pengajar dalam
menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik. Dengan memahami teori
belajar, pengajar akan memahami proses terjadinya proses belajar manusia. Pengajar
mengerti bagaimana seharusnya memberikan stimulasi sehingga peserta didik
menyukai belajar. Pengajar juga dapat memprediksi secara jitu dan beralasan
tentang keberhasilan belajar peserta didik.
Manfaat teori belajar itu selanjutnya adalah bahwa
teori belajar itu dapat merupakan sumber hipotesis, kunci dan konsep-konsep
sehingga pengajar dapat lebih efektif dalam mengajarnya.
Dari sumber lain yang saya dapatkan (Saul, 2006
dalam Fajar, 2010) , teori
belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar,
sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari belajar.
Terdapat banyak teori belajar dan pembelajaran, namun dalam pertemuan kali ini
hanya dibatasi pada pengertian teori belajar dan pembelajaran saja.
.
4.
HUBUNGAN YANG BERKAITAN DENGAN KONSEP
Penggunaan teori belajar oleh guru/ dosen dalam proses
pembelajaran mempunyai
pengaruh besar terhadap upaya pengembangan model-model pembelajaran yang
bertujuan membantu siswa memahami konsep-konsep secara benar.
Para guru/ dosen umumnya telah menyadari bahwa
sebenarnya mengubah kesalahan konsep siswa/ mahasiswa tidaklah mudah. Siswa/ mahasiswa dalam
membangun pemahamannya tentang konsep (misalnya sains) akan membentuk suatu
kerangka berpikir yang kompleks, di mana pembentukan kerangka berpikir tersebut
merupakan hasil interaksi siswa/ mahasiswa dengan pengalaman-pengalaman
konkritnya atau dari hasil belajarnya. Jadi, teori belajar yang digunakan akan
berpengaruh sejauh mana siswa/ mahasiswa memahami konsep yang dipelajari.
Pada dasarnya, teori
pertama dilengkapi oleh teori kedua dan seterusnya, sehingga ada varian, gagasan utama, ataupun
tokoh yang tidak dapat dimasukkan dengan jelas termasuk yang mana, atau bahkan
menjadi teori tersendiri. Namun, hal ini tidak perlu kita perdebatkan. Yang lebih
penting untuk kita pahami adalah teori mana yang baik untuk diterapkan pada kawasan
tertentu, dan teori mana yang sesuai untuk kawasan lainnya. Pemahaman semacam ini penting untuk dapat
meningkatkan kualitas
pembelajaran.
5.
MASALAH DAN SOLUSI
A. MASALAH
1. Bagaimana kecenderungan
pembaharuan pembelajaran di Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh
perubahan pembelajaran yang begitu cepat terhadapkualitas pembelajaran?
3. Bagaimana strategi agar siswa/ mahasiswa mendapatkan
pemahaman ilmu secara mendalam?
4. Bagaimana akibatnya
apabila teori yang digunakan tidak sesuai dengan kehendak peserta didik?
B. SOLUSI
1) Pembaharuan
Pembelajaran di Indonesia
Upaya-upaya
pembaharuan di bidang pembelajaran di Indonesia terus dilakukan. Berbagai teori
serta prinsip-prinsip pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran juga
banyak dikembangkan oleh para ilmuwan pembelajaran. Pada dasarnya perbaikan
pembelajaran yang dilakukan mengarah kepada pembelajaran yang berpusat pada
mahasiswa (student-centred, learning-oriented) guna
memberikan pengalaman belajar yang menantang sekaligus menyenangkan. Mahasiswa
diharapkan terbiasa menggunakan pendekatan mendalam (deep
approach) dan pendekatan strategis (strategic approach)
dalam
belajar, bukan sekedar belajar mengingat informasi atau belajar untuk lulus
saja. Pendekatan yang terakhir ini sering disebut sebagai pendekatan permukaan (surface
approach), atau belajar hafalan (rote learning)
yang masih dominan di kalangan para mahasiswa dewasa ini. Hal tersebut di atas
disebutkan oleh C. Asri Budiningsih dalam JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN
Volume 3 No. 2 September 2010 halaman 2.
Saya
sangat setuju jika pembelajaran dilakukan berpusat pada peserta didik (student
centre) , sehingga peserta didik juga berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Istilahnya, tidak hanya guru yang pintar, namun siswa juga aktif
dalam pembelajaran sehingga mendapatkan pemahaman konsep yang mendalam. Metode Student
Centre sudah banyak dilaksanakan di Indonesia, diharapkan agar siswa mampu
menjadi peserta didik yang dapat berfikir kritis terhadap materi yang diajari.
2) Pengaruh
Perubahan Pembelajaran yang Cepat
terhadap Kualitas Pembelajaran
Menurut C. Asri Budiningsih dalam Jurnal Penelitian Ilmu
Pendidikan yang berjudul PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DEEP DIALOGUE DAN
KEMAMPUAN AWAL TERHADAP PEMAHAMAN MATERI KULIAH, Volume 3 No. 2 September 2010 halaman 3, bahwa perubahan-perubahan yang terjadi begitu
cepat menyebabkan kualitas pembelajaran pada hari ini tidaklah sama dengan
kualitas pembelajaran pada waktu yang lalu bahkan bisa segera menjadi
kadaluwarsa pada hari esok. Dengan demikian, upaya peningkatan kualitas pembelajaran tidak pernah akan berakhir, dan kebutuhan akan
perubahan ke arah yang lebih baik tidak pernah akan ada hentinya. Sementara itu, paradigma
baru pendidikan tinggi menuntut perguruan tinggi untuk mampu mempertanggung jawabkan proses
pendidikan yang berlangsung di dalam institusinya melalui penerapan berbagai
standar kualitas yang dicanangkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
3)
Strategi Agar Siswa/ Mahasiswa Mendapatkan Ilmu secara
Mendalam
Menurut saya, pembelajaran
harus terdapat komunikasi dua arah antara peserta didik dengan guru. Apabila
hanya dilaksanakan dalam satu arah, artinya hanya guru saja yang aktif berbicara (berceramah), maka siswa akan merasa
bosan, ngantuk, bahkan tertekan. Jika kondisi siswa sudah tidak semangat
belajar apalagi tertekan maka ilmu yang disampaikan oleh guru tidak akan secara
maksimal diterima oleh siswa. Mungkin saja diterima, namun akan cepat mudah
lupa. Seharusnya seorang guru/ dosen memberikan strategi pembelajaran yang
menyenangkan dan tidak memberikan tekanan pada siswa. Sehingga ilmu yang
disampaikan akan dijadikan sebagai suatu informasi yang berkesan oleh para
peserta didik. Informasi yang berkesan tersebut tentunya tidak akan mudah
dilupakan oleh peserta didik dan mendapatkan pemahaman yang mendalam.
Hal ini didukung oleh C. Asri Budiningsih dalam Jurnal Penelitian Ilmu
Pendidikan yang berjudul PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DEEP DIALOGUE DAN
KEMAMPUAN AWAL TERHADAP PEMAHAMAN MATERI KULIAH, Volume 3 No. 2 September 2010 bahwa strategi
pembelajaran yang tepat untuk mencapai pemahaman yang mendalam, bahkan pemahaman
terhadap diri sendiri dan orang lain (dimensi pribadi dan psikososial) adalah
strategi pembelajaran berbasis dialog atau Deep
Dialogue/Critical thinking (DD/CT). Deep dialogue (dialog mendalam) dapat diartikan
sebagai percakapan antara orang-orang (dialog) yang diwujudkan dalam hubungan
interpersonal, saling ada keterbukaan, jujur dan mengandalkan kebaikan (GDI,
2001). Sedangkan ciritical thinking (berpikir kritis) adalah
kegiatan berpikir yang dilakukan dengan mengoperasikan potensi intelektual
untuk menganalisis, membuat pertimbangan dan mengambil keputusan secara tepat
serta melaksanakannya secara benar (Budiningsih, 2010).
Beberapa prinsip yang harus
dikembangkan dalam deep dialogue/critical thinking antara
lain adanya komunikasi dua arah, prinsip saling memberi yang terbaik, menjalin
hubungan kesederajatan dan keberadaban, serta empatisitas yang tinggi. Dengan
demikian, deep dialogue /critical thinking mengandung
nilai-nilai demokrasi dan etis, sehingga keduanya dapat dimiliki oleh
mahasiswa, selain pemahaman terhadap materi pembelajaran itu sendiri
(Budiningsih, 2010).
Secara lebih operasional
dapat dijelaskan bahwa Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) atau
dialog mendalam adalah jenis strategi pembelajaran yang menekankan penggunaan percakapan
mendalam (serius) antara orang-orang (dialog) yang diwujudkan dalam hubungan interpersonal,
saling keterbukaan, jujur dan mengandalkan kebaikan. Ciritical
thinking (berpikir kritis) adalah kegiatan berpikir dengan
mengoperasikan potensi intelektual untuk menganalisis, mempertimbangkan dan
mengambil keputusan secara tepat serta melaksanakannya secara benar
(Budiningsih, 2010).
Pemahaman adalah hasil
belajar yang dicapai mahasiswa setelah melaksanakan kegiatan belajar dalam
jangka waktu tertentu dan dinyatakan dengan skor. Kemampuan awal adalah
aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang berupa hasil belajar yang
telah dimiliki mahasiswa sebelum menempuh kegiatan belajar (Budiningsih, 2010).
4)
Apabila Teori Pembelajaran
yang Digunakan Tidak Sesuai, maka..??
Menurut saya, apabila teori
yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi kelas, maka peserta didik tidak akan
semangat dalam menjalani pembelajaran. Lebih-lebih jika sikap guru tidak
bersahabat dengan peserta didik, maka peserta didik akan merasa tertekan,
sehingga informasi yang disampaikan tidak akan dapat dicerna dengan baik,
bahkan mereka tidak akan peduli dengan penjelasannya karena takut pada gurunya.
Apabila kondisi peserta didik sudah tertekan, maka peserta didik tidak akan
mencapai pemahaman terhadap informasi yang disampaikan oleh guru. Disebutkan dalam (Budiningsih, 2010) bahwa jika
peserta didik tidak mencapai kemampuan “pemahaman” maka peserta
didik akan mengalami kesulitan dalam mencapai kecakapan-kecakapan di atasnya
seperti sintesis, analisis, dan evaluasi.
6.
ELEMEN YANG MENARIK
1.
Masih banyak guru/ dosen
yang memegang teguh pembelajaran yang kurang tepat, misalnya dengan menggunakan
teori behaviorisme saja, padahal seharusnya digabungkan dengan teori belajar
yang lain.
2.
Anak yang prestasi
akademiknya baik, hampir tidak ada yang mau menjadi guru. Akibatnya output yang
dihasilkan juga rendah kualitasnya.
3.
Pemilihan strategi
pembelajaran amat penting mengingat karakteristik mahasiswa sangat beragam
serta alokasi waktu yang disediakan terbatas.
4.
Banyak faktor penyebab
rendahnya kualitas pendidikan, di antaranya adalah kegiatan pembelajaran yang
kurang tanggap terhadap kemajemukan individu dan lingkungan di mana mahasiswa
berada. Kegiatan pembelajaran dimikian tidak akan banyak manfaatnya bagi
kehidupan mereka (Budiningsih, 2010).
7.
REFLEKSI DIRI
Sebagai calon pengajar dan
pendidik bidang Biologi, saya harus sangat memahami teori-teori pembelajaran.
Akan sangat sia-sia jika saya hanya mempelajari dan memahami teori-teori
tersebut tanpa dipraktikkan dalam pembelajaran kelas. Setidaknya apabila saya
memahami teori pembelajaran, maka saya akan sangat mudah dalam memilih teori
apa yang akan digunakan dalam pembelajaran Biologi, sehingga saya dapat
memberikan cara tepat untuk memberikan ilmu kepada peserta didik saya. Saya
selalu berharap menjadi guru yang dicintai murid-murid saya, yang tidak hanya
mengajar, tapi juga mendidik agar peserta didik yang saya ajar menjadi anak
bangsa yang punya adab terhadap Tuhan, agamanya, diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan. Amiiin... ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar