Sabtu, 08 Oktober 2011

Teori Belajar dan Pembelajaran


JURNAL BELAJAR 3b

Nama               : Linda Tri Antika
NIM                : 209341417443
Kelas               : AA
Matakuliah      : Belajar dan Pembelajaran
Dosen              : Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd
Jam/ Ruang     : 07 – 08 SPA 307
Hari,  Tanggal : Selasa, 23 Agustus 2011
Jurnal ke-         : 4
Konsep            : Teori Belajar dan Pembelajaran

2.        EKSPLORASI KONSEP YANG DIPELAJARI
Dalam pertemuan kali ini, kami melaksanakan kegiatan presentasi tentang teori belajar dan pembelajaran. Kelompok 1 sebagai penyaji memberikan sajian dalam bentuk Power Point. Penjelasan kali ini dibatasi pada teori saja, tidak menyinggung terlalu jauh mengenai macam teori belajar dan pembelajaran. Hasil eksplorasi saya, akan dijelaskan pada subbab HASIL EKSPLORASI.

3.        HASIL EKSPLORASI
Dari buku  yang saya dapatkan (Hudojo, 1986: 10), bahwa teori merupakan prinsip umum yang didukung oleh data dengan maksud untuk menjelaskan sekumpulan fenomena. Dengan menggunakan teori sebagai dasarnya, kita bentuk hipotesis yang kemudian kita tes validitasnya dengan menggunakan eksperimen.
Dari pengertian belajar dan teori yang dikemukakan di atas, secara ringkas dapatlah dikatakan teori belajar menyatakan hukum-hukum/ prinsip-prinsip umum yang melukiskan kondisi terjadinya belajar.
Teori belajar ini sangat membantu pengajar dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik. Dengan memahami teori belajar, pengajar akan memahami proses terjadinya proses belajar manusia. Pengajar mengerti bagaimana seharusnya memberikan stimulasi sehingga peserta didik menyukai belajar. Pengajar juga dapat memprediksi secara jitu dan beralasan tentang keberhasilan belajar peserta didik.
Manfaat teori belajar itu selanjutnya adalah bahwa teori belajar itu dapat merupakan sumber hipotesis, kunci dan konsep-konsep sehingga pengajar dapat lebih efektif dalam mengajarnya.
Dari sumber lain yang saya dapatkan (Saul, 2006 dalam Fajar, 2010) , teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari belajar. Terdapat banyak teori belajar dan pembelajaran, namun dalam pertemuan kali ini hanya dibatasi pada pengertian teori belajar dan pembelajaran saja.
.
4.        HUBUNGAN YANG BERKAITAN DENGAN KONSEP
Penggunaan teori belajar oleh guru/ dosen dalam proses pembelajaran mempunyai pengaruh besar terhadap upaya pengembangan model-model pembelajaran yang bertujuan membantu siswa memahami konsep-konsep secara benar.
Para guru/ dosen umumnya telah menyadari bahwa sebenarnya mengubah kesalahan konsep siswa/ mahasiswa  tidaklah mudah. Siswa/ mahasiswa dalam membangun pemahamannya tentang konsep (misalnya sains) akan membentuk suatu kerangka berpikir yang kompleks, di mana pembentukan kerangka berpikir tersebut merupakan hasil interaksi siswa/ mahasiswa dengan pengalaman-pengalaman konkritnya atau dari hasil belajarnya. Jadi, teori belajar yang digunakan akan berpengaruh sejauh mana siswa/ mahasiswa memahami konsep yang dipelajari.
Pada dasarnya, teori pertama dilengkapi oleh teori kedua dan seterusnya, sehingga ada varian, gagasan utama, ataupun tokoh yang tidak dapat dimasukkan dengan jelas termasuk yang mana, atau bahkan menjadi teori tersendiri. Namun, hal ini tidak perlu kita perdebatkan. Yang lebih penting untuk kita pahami adalah teori mana yang baik untuk diterapkan pada kawasan tertentu, dan teori mana yang sesuai untuk kawasan lainnya. Pemahaman semacam ini penting untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

5.        MASALAH DAN SOLUSI
A.      MASALAH
1.    Bagaimana kecenderungan pembaharuan pembelajaran di Indonesia?
2.    Bagaimana pengaruh perubahan pembelajaran yang begitu cepat terhadapkualitas pembelajaran?
3.    Bagaimana  strategi agar siswa/ mahasiswa mendapatkan pemahaman ilmu secara mendalam?
4.    Bagaimana akibatnya apabila teori yang digunakan tidak sesuai dengan kehendak peserta didik?

B.       SOLUSI
1)   Pembaharuan Pembelajaran di Indonesia
Upaya-upaya pembaharuan di bidang pembelajaran di Indonesia terus dilakukan. Berbagai teori serta prinsip-prinsip pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran juga banyak dikembangkan oleh para ilmuwan pembelajaran. Pada dasarnya perbaikan pembelajaran yang dilakukan mengarah kepada pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student-centred, learning-oriented) guna memberikan pengalaman belajar yang menantang sekaligus menyenangkan. Mahasiswa diharapkan terbiasa menggunakan pendekatan mendalam (deep approach) dan pendekatan strategis (strategic approach) dalam belajar, bukan sekedar belajar mengingat informasi atau belajar untuk lulus saja. Pendekatan yang terakhir ini sering disebut sebagai pendekatan permukaan (surface approach), atau belajar hafalan (rote learning) yang masih dominan di kalangan para mahasiswa dewasa ini. Hal tersebut di atas disebutkan oleh C. Asri Budiningsih dalam JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN Volume 3 No. 2 September 2010 halaman 2.
Saya sangat setuju jika pembelajaran dilakukan berpusat pada peserta didik (student centre) , sehingga peserta didik juga berperan aktif dalam proses pembelajaran. Istilahnya, tidak hanya guru yang pintar, namun siswa juga aktif dalam pembelajaran sehingga mendapatkan pemahaman konsep yang mendalam. Metode Student Centre sudah banyak dilaksanakan di Indonesia, diharapkan agar siswa mampu menjadi peserta didik yang dapat berfikir kritis terhadap materi yang diajari.

2)   Pengaruh Perubahan Pembelajaran yang  Cepat terhadap Kualitas Pembelajaran
Menurut C. Asri Budiningsih dalam Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan yang berjudul PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DEEP DIALOGUE DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP PEMAHAMAN MATERI KULIAH, Volume 3 No. 2 September 2010 halaman 3,  bahwa perubahan-perubahan yang terjadi begitu cepat menyebabkan kualitas pembelajaran pada hari ini tidaklah sama dengan kualitas pembelajaran pada waktu yang lalu bahkan bisa segera menjadi kadaluwarsa pada hari esok. Dengan demikian, upaya peningkatan kualitas pembelajaran tidak pernah akan berakhir, dan kebutuhan akan perubahan ke arah yang lebih baik tidak pernah akan ada hentinya. Sementara itu, paradigma baru pendidikan tinggi menuntut perguruan tinggi untuk mampu mempertanggung jawabkan proses pendidikan yang berlangsung di dalam institusinya melalui penerapan berbagai standar kualitas yang dicanangkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

3)        Strategi Agar Siswa/ Mahasiswa Mendapatkan Ilmu secara Mendalam
Menurut saya, pembelajaran harus terdapat komunikasi dua arah antara peserta didik dengan guru. Apabila hanya dilaksanakan dalam satu arah, artinya hanya guru saja yang aktif  berbicara (berceramah), maka siswa akan merasa bosan, ngantuk, bahkan tertekan. Jika kondisi siswa sudah tidak semangat belajar apalagi tertekan maka ilmu yang disampaikan oleh guru tidak akan secara maksimal diterima oleh siswa. Mungkin saja diterima, namun akan cepat mudah lupa. Seharusnya seorang guru/ dosen memberikan strategi pembelajaran yang menyenangkan dan tidak memberikan tekanan pada siswa. Sehingga ilmu yang disampaikan akan dijadikan sebagai suatu informasi yang berkesan oleh para peserta didik. Informasi yang berkesan tersebut tentunya tidak akan mudah dilupakan oleh peserta didik dan mendapatkan pemahaman yang mendalam.
Hal ini didukung oleh C. Asri Budiningsih dalam Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan yang berjudul PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DEEP DIALOGUE DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP PEMAHAMAN MATERI KULIAH, Volume 3 No. 2 September 2010 bahwa strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai pemahaman yang mendalam, bahkan pemahaman terhadap diri sendiri dan orang lain (dimensi pribadi dan psikososial) adalah strategi pembelajaran berbasis dialog atau Deep Dialogue/Critical thinking (DD/CT). Deep dialogue (dialog mendalam) dapat diartikan sebagai percakapan antara orang-orang (dialog) yang diwujudkan dalam hubungan interpersonal, saling ada keterbukaan, jujur dan mengandalkan kebaikan (GDI, 2001). Sedangkan ciritical thinking (berpikir kritis) adalah kegiatan berpikir yang dilakukan dengan mengoperasikan potensi intelektual untuk menganalisis, membuat pertimbangan dan mengambil keputusan secara tepat serta melaksanakannya secara benar (Budiningsih, 2010).
Beberapa prinsip yang harus dikembangkan dalam deep dialogue/critical thinking antara lain adanya komunikasi dua arah, prinsip saling memberi yang terbaik, menjalin hubungan kesederajatan dan keberadaban, serta empatisitas yang tinggi. Dengan demikian, deep dialogue /critical thinking mengandung nilai-nilai demokrasi dan etis, sehingga keduanya dapat dimiliki oleh mahasiswa, selain pemahaman terhadap materi pembelajaran itu sendiri (Budiningsih, 2010).
Secara lebih operasional dapat dijelaskan bahwa Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) atau dialog mendalam adalah jenis strategi pembelajaran yang menekankan penggunaan percakapan mendalam (serius) antara orang-orang (dialog) yang diwujudkan dalam hubungan interpersonal, saling keterbukaan, jujur dan mengandalkan kebaikan. Ciritical thinking (berpikir kritis) adalah kegiatan berpikir dengan mengoperasikan potensi intelektual untuk menganalisis, mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara tepat serta melaksanakannya secara benar (Budiningsih, 2010).
Pemahaman adalah hasil belajar yang dicapai mahasiswa setelah melaksanakan kegiatan belajar dalam jangka waktu tertentu dan dinyatakan dengan skor. Kemampuan awal adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang berupa hasil belajar yang telah dimiliki mahasiswa sebelum menempuh kegiatan belajar (Budiningsih, 2010).

4)        Apabila Teori Pembelajaran yang Digunakan Tidak Sesuai, maka..??
Menurut saya, apabila teori yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi kelas, maka peserta didik tidak akan semangat dalam menjalani pembelajaran. Lebih-lebih jika sikap guru tidak bersahabat dengan peserta didik, maka peserta didik akan merasa tertekan, sehingga informasi yang disampaikan tidak akan dapat dicerna dengan baik, bahkan mereka tidak akan peduli dengan penjelasannya karena takut pada gurunya. Apabila kondisi peserta didik sudah tertekan, maka peserta didik tidak akan mencapai pemahaman terhadap informasi yang disampaikan oleh guru.  Disebutkan dalam (Budiningsih, 2010) bahwa jika peserta didik tidak mencapai kemampuan “pemahaman” maka peserta didik akan mengalami kesulitan dalam mencapai kecakapan-kecakapan di atasnya seperti sintesis, analisis, dan evaluasi.

6.        ELEMEN YANG MENARIK
1.      Masih banyak guru/ dosen yang memegang teguh pembelajaran yang kurang tepat, misalnya dengan menggunakan teori behaviorisme saja, padahal seharusnya digabungkan dengan teori belajar yang lain.
2.      Anak yang prestasi akademiknya baik, hampir tidak ada yang mau menjadi guru. Akibatnya output yang dihasilkan juga rendah kualitasnya.
3.      Pemilihan strategi pembelajaran amat penting mengingat karakteristik mahasiswa sangat beragam serta alokasi waktu yang disediakan terbatas.
4.      Banyak faktor penyebab rendahnya kualitas pendidikan, di antaranya adalah kegiatan pembelajaran yang kurang tanggap terhadap kemajemukan individu dan lingkungan di mana mahasiswa berada. Kegiatan pembelajaran dimikian tidak akan banyak manfaatnya bagi kehidupan mereka (Budiningsih, 2010).


7.        REFLEKSI DIRI
Sebagai calon pengajar dan pendidik bidang Biologi, saya harus sangat memahami teori-teori pembelajaran. Akan sangat sia-sia jika saya hanya mempelajari dan memahami teori-teori tersebut tanpa dipraktikkan dalam pembelajaran kelas. Setidaknya apabila saya memahami teori pembelajaran, maka saya akan sangat mudah dalam memilih teori apa yang akan digunakan dalam pembelajaran Biologi, sehingga saya dapat memberikan cara tepat untuk memberikan ilmu kepada peserta didik saya. Saya selalu berharap menjadi guru yang dicintai murid-murid saya, yang tidak hanya mengajar, tapi juga mendidik agar peserta didik yang saya ajar menjadi anak bangsa yang punya adab terhadap Tuhan, agamanya, diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Amiiin... ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar