JURNAL BELAJAR 14
Nama :
Linda Tri Antika
NIM :
209341417443
Kelas :
AA
Matakuliah :
Belajar dan Pembelajaran
Dosen :
Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd
Jam/ Ruang : 03
– 04 dan 07 – 08 SPA 307
Hari, Tanggal : Senin-Selasa 21-22 Nopember 2011
Konsep : - Diagnosa Kesulitan Belajar dan Pendekatan
Perseptual Motor
- Lesson Study
1.
EKSPLORASI KONSEP YANG DIPELAJARI DAN INFORMASI/ KONSEP
YANG DITERIMA DARI DOSEN/ HASIL PRESENTASI
a)
Senin, 21 November 2011
v Perseptual Motor
Pak
Supratman menjelaskan tentang kesulitan belajar, namun terkait dengan
Perseptual Motor. Hal yang disampaikan anatar lain:
ü Pendekatan
perceptual motor
·
Memahami keadaan anak didik
·
Memahami kekurangan anak didik
·
Observasi
·
Analisis
ü Pendekatan
Pengembangan
1) Kemampuan
sensori motor
2) Kemampuan
bahasa
3) Kemampuan
auditori dan visual
4) Proses
berfikir lebih tinggi
5) Emosional
6) Penyesuaian
sosial.
ü Kemampuan
bahasa yang berpusat pada otak
·
Memahami kata-kata yang diucapkan
·
Mereproduksinya atau mengembangkan bahasa yang telah
dipahami
·
Memahami bahasa tertulis.
ü Proses
dianostik-remedial
·
Tahap I : ditetapkan apakah benar-benar ada kesulitan
belajar. Jika kesulitan parah, maka direncanakan adanya remedial.
·
Tahap II : bilamana ketidaksanggupan belajar itu tetap
ada, maka sanggupan belajar itu tetap ada. Maka sangat perlu dilakukan analisa
tentang kelakuan dengan deskripsinya.
·
Tahap III : menyelediki korelasi ketidakmampuan itu dengan
factor: a) keluarga, b) pembedaan pendengaran dan penglihatan, dll.
·
Tahap IV : mempersiapkan hipotesa.
b)
Selasa, 22
November 2011
v Lesson Study
Hari ini, yang mengajar kami adalah Pak Efendy
tentang Lesson Study. Jujur saja, jam 1 siang adalah jam yang memberatkan mata,
alias ngantuk. Hhehehe..Tapi saya harus tetap semangat.. J
Sebelum memulai pelajaran, Pak Efendy selalu
bercerita terlebih dahulu. Cerita beliau umumnya adalah pengalaman pribadinya
yang menarik dan mengesankan serta lucu. Jadi, kami semangat untuk mengikuti
pelajaran beliau. Setelah bercerita, beliau langsung masuk ke materi mengenai
Lesson Study. Hal penting yang Pak Efendy sampaikan antara lain:
ü
Salah satu permasalahan dalam dunia pendidikan
salah satunya adalah masalah praktik pembelajaran yang selama ini dipandang
kurang efektif. Seperti diketahui bersama, bahwa sudah lama praktik
pembelajaran di Indonesia umumnya cenderung dilakukan secara konvensional (melalui
teknik komunikasi oral) atau guru lebih banyak bicara atau menerangkan dan
murid mendengarkan.
ü Praktik
pembelajaran konvesional semacam ini lebih cenderung menekankan pada bagaimana
guru mengajar (teacher-centered) dari pada bagaimana siswa belajar
(student-centered), dan hasilnya dapat kita ketahui bersama ternyata
tidak banyak memberikan kontribusi peningkatan mutu proses dan hasil
pembelajaran siswa.
ü Lesson Study dilakukan berdasarkan
tahapan-tahapan secara siklik, yang terdiri dari:
(1) perencanaan (plan);
(2) pelaksanaan (do);
(3) refleksi (check);
(4) tindak lanjut (act).
2.
HASIL EKSPLORASI
a)
Perseptual Motor
Ciri-ciri
Kesulitan Belajar
Gejala-gejalanya?
a. Gangguan
Persepsi Visual
·
Melihat huruf/angka dengan
posisi yang berbeda dari yang tertulis, sehingga seringkali terbalik dalam
menuliskannya kembali.
·
Sering tertinggal huruf
dalam menulis.
·
Menuliskan kata dengan
urutan yang salah misalnya: ibu ditulis ubi.
·
Kacau (sulit memahami)
antara kanan dan kiri.
·
Bingung membedakan antara
obyek utama dan latar belakang.
·
Sulit mengkoordinasi antara
mata (penglihatan) dengan tindakan (tangan, kaki dan lain-lain).
b.
Gangguan Persepsi Auditori
·
Sulit membedakan bunyi; menangkap
secara berbeda apa yang didengarnya.
·
Sulit memahami perintah,
terutama beberapa perintah sekaligus.
·
Bingung/kacau dengan bunyi
yang datang dari berbagai penjuru (sulit menyaring) sehingga susah mengikuti
diskusi, karena sementara mencoba memahami apa yang sedang didengar, sudah
datang suara (masalah) lain.
c.
Gangguan Belajar Bahasa
·
Sulit memahami/menangkap
apa yang dikatakan orang kepadanya.
·
Sulit
mengkoordinasikan/mengatakan apa yang sedang dipikirkan.
d.
Gangguan Perseptual - Motorik
·
Kesulitan motorik halus
(sulit mewarnai, menggunting, menempel, dsb.).
·
Memiliki masalah dalam
koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan canggung dan kaku dalam
gerakannya.
e.
Hiperaktivitas
·
Sukar mengontrol aktifitas
motorik dan selalu bergerak (tak bisa diam).
·
Berpindah-pindah dan satu
tugas ke tugas lain tanpa menyelesaikannya. Impulsif.
f. Kacau
(distractability)
·
Tidak dapat membedakan
stimulus yang penting dan tidak penting.
·
Tidak teratur, karena tidak
memiliki urutan- urutan dalam proses pemikiran.
·
Perhatiannya sering berbeda
dengan apa yang sedang dikerjakan (misalnya melamun atau mengkhayal saat
belajar disekolah).
b)
Lesson Study
Pengertian Lesson Study
·
Lesson
Study adalah satu cara untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.
·
Lesson Study merupakan suatu model pembinaan
profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif, dan
berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning
untuk membangun komunitas belajar. Lesson Study bukan metode atau strategi pembelajaran
tetapi kegiatan Lesson Study dapat menerapkan berbagai metode/strategi
pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang
dihadapi guru.
·
Lesson Study adalah suatu proses
kolaboratif dimana sekelompok guru mengidentifikasi suatu masalah pembelajaran,
merancang suatu skenario pembelajaran (yang meliputi kegiatan mencari buku dan
artikel mengenai topik yang akan dibelajarkan), membelajarkan siswa sesuai skenario
(salah seorang guru melaksanakan pembelajaran sementara yang lain mengamati),
mengevaluasi dan merevisi skenario pembelajaran, membelajarkan lagi skenario
pembelajaran yang telah direvisi, mengevaluasi lagi pembelajaran dan membagikan
hasilnya dengan guru-guru lain.
·
Lesson study
merupakan salah satu bentuk pembinaan guru (in-service) yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan profesionalisme guru. Lesson study dilakukan diwilayah guru
mengajar dengan menggunakan kelas dalam lingkungan nyata, sehingga akan
membiasakan guru bekerja secara kolaboratif baik dengan guru bidang studi dan
dengan guru diluar bidang studi, bahkan dengan masyarakat.
·
Lesson Study merupakan
kolaboratif antara guru dalam menyusun rencana pembelajaran beserta research
lessonnya, pelaksanaan KBM dikelas yang disertai observasi dan refleksi. Dengan
lesson study para guru dapat leluasa meningkatkan kinerja dan
keprofesionalannya yang akhirnya dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan
meghasilkan siswa yang berkualitas tinggi.
·
Lesson Study yang dalam bahasa Jepang disebut Jugyokenkyu
adalah bentuk kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru/ sekelompok guru yang
bekerja sama dengan orang lain (dosen, guru mata pelajaran yang sama/ guru satu
tingkat kelas yang sama, atau guru lainya), merancang kegiatan untuk
meningkatkan mutu belajar siswa dari pembelajaran yang dilakukan oleh salah
seorang guru dari perencanaan pembelajaran yang dirancang bersama/sendiri,
kemudian di observasi oleh teman guru yang lain dan setelah itu mereka
melakukan refleksi bersama atas hasil pengamatan yang baru saja dilakukan.
Refleksi bersama merupakan diskusi oleh para pengamat dan guru pengajar untuk
menyempurnakan proses pembelajaran dimana titik berat pembahasan pada bagaimana
siswa belajar, kapan siswa belajar, kapan siswa mulai bosan mendapatkan
pengetahuan dan kapan siswa mampu menjelaskan kepada temannya dan kapan siswa
mampu mengajarkan kepada seluruh kelas. (Ridwan Johawarman, 2006).
·
Secara sederhana dapat diartikan bahwa
“Lesson Study “ adalah suatu kegaiatan bersama/berkelompok dalam mempraktekkan
metode mengajar kepada anak didik yang dilakukan oleh seorang guru dalam suatu
nkelas dengan di pantau/di evaluasi oleh rekan-rekan guru lainya. Dengan
kegiatan tersebut akan diperoleh suatu hasil penilaian terhadap cara guru
mengajar dan bagaimana siswa belajar.
Tahapan Lesson Study
Lesson
Study dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan secara siklik, yang terdiri dari:
(a) perencanaan (plan); (b) pelaksanaan (do); (c) refleksi (check); dan (d)
tindak lanjut (act).
(a)
Tahapan
Perencanaan (Plan)
Dalam
tahap perencanaan, para guru yang tergabung dalam Lesson Study berkolaborasi
untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan
yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara
membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan
sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan
untuk kepentingan pembelajaran.
Selanjutnya,
secara bersama-sama pula dicarikan solusi untuk memecahkan segala permasalahan
ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi
bagian yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi
sebuah perencanaan yang benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup
mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan
pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap
akhir pembelajaran.
Pada
tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati atau atas
permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama, dan (2)
kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas
Lesson Study yang lainnya dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah
disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama. Pengamat dapat melakukan
perekaman melalui video camera atau photo digital untuk keperluan dokumentasi
dan bahan analisis lebih lanjut dan kegiatan perekaman tidak mengganggu
jalannya proses pembelajaran.
Tahapan
ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan proses
pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta
berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti
seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta
lainnya yang ditunjuk.
Diskusi
dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan
pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus
atas proses pembelajaran yang dilakukannya, Selanjutnya, semua pengamat
menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam
menyampaikan saran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang
diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya.
Dari
hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan
penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran, baik pada tataran
indiividual, maupun menajerial. Pada tataran individual, berbagai temuan dan
masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi
(check) tentunya menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak sebagai
pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih
baik.
Pada
tataran manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah sebagai peserta
Lesson Study, tentunya kepala sekolah akan memperoleh sejumlah masukan yang
berharga bagi kepentingan pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya
secara keseluruhan. Kalau selama ini kepala sekolah banyak disibukkan dengan
hal-hal di luar pendidikan, dengan keterlibatannya secara langsung dalam Lesson
Study, maka dia akan lebih dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami oleh
guru dan siswanya dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan kepala sekolah
dapat semakin lebih fokus lagi untuk mewujudkan dirinya sebagai pemimpin
pendidikan di sekolah.
Tujuan
utama Lesson Study:
1) Memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar;
2) Memperoleh hasil-hasil
tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam melaksanakan
pembelajaran;
3) Meningkatkan pembelajaran
secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif.
4) Membangun sebuah pengetahuan
pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
Manfaat Lesson
Study, diantaranya:
1)
Guru dapat mendokumentasikan
kemajuan kerjanya,
2)
Guru dapat memperoleh umpan
balik dari anggota lainnya, dan
3)
Guru dapat mempublikasikan dan
mendiseminasikan hasil akhir dari lesson study.
3.
HUBUNGAN YANG BERKAITAN DENGAN KONSEP
1)
Didalam peraturan
pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab IV pasal
19 ayat 1 dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologi siswa. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam
pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat memiliki sebuah pendekatan,
metode, dan teknik-teknik tertentu yang dapat menciptakan kondisi kelas pada
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Sehingga pada
akhirnya akan diperoleh kondisi kelas yang termotivasi , aktivitas yang tinggi
serta hasil belajar yang memuaskan. Lesson Study dapat dijadikan jembatan untuk
meniti kearah cita-cita proses pembelajaran yang ideal sebagaimana tercantum
dalam Standar Nasional Pendidikan di atas.
2)
Implementasi Lesson Study
yang dilakukan oleh IMSTEP-JICA di Indonesia, menerapkan tiga langkah, yaitu
PLAN, merencanakan pembelajaran dengan penggalian akademis pada topik dan
alat-alat pembelajaran yang digunakan. DO, melaksanakan pembelajaran yang
mengacu pada rencana pembelajaran dan alat-alat yang disediakan, serta
mengundang rekan-rekan sejawat untuk mengamati, serta SEE, melaksanakan
refleksi melalui berbagai pendapat/tanggapan dan diskusi bersama
pengamat/observer pasca presentasi mengajar.
3)
Di Indonesia, cikal bakal Lesson
Study dimulai sejak tahun 1998 dengan nama Regional Education
Development and Improvement Program (REDIP) dan Inservice Mathematics
and Science Teacher Education Program (IMSTEP). REDIP lebih fokus kepada
peningkatan manajemen pendidikan dan IMSTEP kepada peningkatan mutu pendidikan
melalui pendekatan Lesson Study. Pada tahun 2006 IMSTEP berubah nama menjadi Program
for Strengthening In-service Teacher Training for Science and Mathematics
(SISSTEMS), yaitu Program Penguatan Pelatihan Guru IPA dan Matematika.
4.
MASALAH DAN SOLUSI
A.
MASALAH
1.
Bagaimana hakikat Lesson Study?
2.
Mengapa Lesson Study perlu diimplementasikan dalam
pendidikan di Indonesia?
3.
Bagaimana ciri esensial Lesson Study?
4.
Apa yang perlu diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan Lesson
Study?
5.
Hal penting apakah yang diperoleh guru dalam Lesson
Study?
6.
Bagaimana seharusnya sikap seorang guru untuk memulai Lesson
Study?
B.
SOLUSI
1.
Hakikat Lesson Study
Konsep dan praktik Lesson Study pertama kali dikembangkan
oleh para guru pendidikan dasar di Jepang, yang dalam bahasa Jepang-nya disebut
dengan istilah kenkyuu jugyo. Adalah Makoto Yoshida, orang yang dianggap
berjasa besar dalam mengembangkan kenkyuu jugyo di Jepang. Keberhasilan
Jepang dalam mengembangkan Lesson Study tampaknya mulai diikuti
pula oleh beberapa negara lain, termasuk di Amerika Serikat yang secara gigih
dikembangkan dan dipopulerkan oleh Catherine Lewis yang telah melakukan
penelitian tentang Lesson Study di Jepang sejak tahun 1993.
Sementara di Indonesia pun saat ini mulai gencar disosialisasikan untuk
dijadikan sebagai sebuah model dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran
siswa, bahkan pada beberapa sekolah sudah mulai dipraktikkan. Meski pada
awalnya, Lesson Study dikembangkan pada pendidikan dasar, namun
saat ini ada kecenderungan untuk diterapkan pula pada pendidikan menengah dan
bahkan pendidikan tinggi.
Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam
pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan
proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan
berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan
melaporkan hasil pembelajaran. Lesson Study bukan sebuah proyek
sesaat, tetapi merupakan kegiatan terus menerus yang tiada henti dan merupakan
sebuah upaya untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality
Management, yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa secara
terus-menerus, berdasarkan data. Lesson Study merupakan kegiatan
yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society)
yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada
tataran individual maupun manajerial. Slamet Mulyana (2007) memberikan rumusan
tentang Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan profesi
pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk
membangun komunitas belajar. Sementara itu, Catherine Lewis (2002) menyebutkan
bahwa:
“lesson
study is a simple idea. If you want to improve instruction, what could be
more obvious than collaborating with fellow teachers to plan, observe, and
reflect on lessons? While it may be a simple idea, lesson study is a
complex process, supported by collaborative goal setting, careful data
collection on student learning, and protocols that enable productive discussion
of difficult issues”.
2.
Mengapa Lesson Study Perlu Diimplementasikan
Lewis (dalam Mucthar Abdul
Karim, 2006) menyatakan bahwa Lesson Study dipilih dan diimplementasikan karena
beberapa alasan. Pertama, Lesson Study merupakan suatu cara efektif yang dapat
meningkatkan kualitas belajar dan mengajar serta pelajaran dikelas. Hal itu
benar, karena :
Pertama,
1) Pengembangan Lesson Study dilakukan dan didasarkan pada hasil
”sharing” pengetahuan profesional yang berlandaskan pada praktek dan hasil
pengajaran yang dilaksanakan para guru.
2) Penekanan mendasar pada suatu Lesson Study adalah para siswa
memiliki kualitas belajar.
3) Tujuan pelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam
pebelajaran dikelas.
4) Berdasarkan pengalaman riel di kelas, Lesson Study mampu menjadi
landasan bagi pengembangan pembelajaran.
5) Lesson Study akan menempatkan peran para guru sebagai peneliti
pembelajaran
Kedua,
Lesson Study yang di desain dengan
baik akan menghasilkan guru yang profesional dan inovatif. Dengan melaksanakan
Lesson Study para guru dapat:
1) Menentukan tujuan pembelajaran (lesson) satuan (unit) pelajaran,
dan mata pelajaran yang efektif.
2) Mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi siswa.
3) Memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan
para guru.
4) Menentukan tujuanjangka panjang yang akan dicapai para siswa.
5) Menentukan pelajaaran secara kolaboratif.
6) Mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa.
7) Mengembangkan pengetahuan pembelajaran yang dapat diandalkan.
8) Melakukan refleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya
berdasarkan pandangan siswa dan koleganya.
Jadi, Lesson Study di pilih
sebagai salah satu cara untuk meningkatkan proses pembelajaran, dimana seorang
guru mengajak kerjasama guru yang lain. Kerjasama tersebut dimulai dari
merancang pembelajaran, melaksanakan dan mengamati proses pembelajaran, serta
melakukan diskusi/ refleksi terhadap pelajaran yang dilakukan. Istilah populer
dalam Lesson study adalah plan-do-see- reflektion. Ketiga hal tersebut yang
merupakan inti dari Lesson Study.
3.
Ciri Esensial Lesson Study
Catherine Lewis (2004) mengemukakan tentang ciri-ciri esensial dari Lesson
Study, yang diperolehnya berdasarkan hasil observasi terhadap beberapa
sekolah di Jepang, yaitu:
- Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson study didahului adanya kesepakatan dari para guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang: pengembangan kemampuan akademik siswa, pengembangan kemampuan individual siswa, pemenuhan kebutuhan belajar siswa, pengembangan pembelajaran yang menyenangkan, mengembangkan kerajinan siswa dalam belajar, dan sebagainya.
- Materi pelajaran yang penting. Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa serta sangat sulit untuk dipelajari siswa.
- Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dari Lesson Study adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya, apakah siswa menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa bekerja dalam kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan guru, serta hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat perhatian tidak lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana lazimnya dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah.
- Observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung boleh dikatakan merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat dari tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara langsung. Dengan melakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh tentang proses pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang detail sekali pun dapat digali. Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja digunakan hanya sebatas pelengkap, dan bukan sebagai pengganti.
4.
Yang
Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Lesson Study
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan,
diantaranya:
1)
Guru melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama.
2)
Siswa diupayakan dapat menjalani
proses pembelajaran dalam setting yang wajar dan natural, tidak dalam keadaan
under pressure yang disebabkan adanya program Lesson Study.
3)
Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, pengamat tidak diperbolehkan mengganggu jalannya kegiatan
pembelajaran dan mengganggu konsentrasi guru maupun siswa.
4)
Pengamat melakukan pengamatan
secara teliti terhadap interaksi siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru,
siswa-lingkungan lainnya, dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah
disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama.
5)
Pengamat harus dapat belajar dari
pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk mengevalusi guru.
6)
Pengamat dapat melakukan perekaman
melalui video camera atau photo digital untuk keperluan dokumentasi dan
bahan analisis lebih lanjut dan kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya
proses pembelajaran.
7)
Pengamat melakukan pencatatan
tentang perilaku belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, misalnya
tentang komentar atau diskusi siswa dan diusahakan dapat mencantumkan nama
siswa yang bersangkutan, terjadinya proses konstruksi pemahaman siswa melalui
aktivitas belajar siswa. Catatan dibuat berdasarkan pedoman dan urutan
pengalaman belajar siswa yang tercantum dalam RPP.
5.
Hal Penting yang Diperoleh
dari Lesson Study
Ada beberapa hal penting lain yang dapat diperoleh melalui kegiatan
lesson study.
Pertama, para guru akan lebih terbuka dengan dunia luar. Ruang
kelasnya tidak dikunci sendiri untuk tidak boleh menerima guru lain untuk
melihat apa saja yang dilakukan guru itu setiap hari kerja dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakannya. Guru itu, juga perlu melihat apa yang
dilakukan koleganya dalam proses pembelajaran.
Kedua, para guru akan saling belajar dan saling bekerjasama
dalam meningkatkan kualitas proses pembelajarannya melalui peningkatan
pemahaman bukan hanya tentang materi, tetapi juga metode, media dan alat bantu
pembelajaran, tetapi juga teknik penilaian yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Dengan demikian, fokus kegiatan lesson study adalah
kajian pembelajaran sehingga dapat menemukan praktik terbaik (best
practices), berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diamati dalam beberapa
tahapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Ketiga, dengan praktik terbaik tersbut, para guru akan dilatih
untuk dapat mencoba untuk menghasilkan inovasi baru dalam pembelajaran, melalui
usulan tentang saran perbaikan yang diberikan oleh koleganya, juga melalui
kreativitas-kreativitas yang kemudian muncul dalam praktik pembelajaran.
Keempat, hasil akhir yang diharapkan dapat diperoleh melalui lesson
study ini adalah proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, yang
dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa (student
achievement).
6.
Sikap Guru sebelum
Melaksanakan Lesson Study
Untuk
dapatmemulai kegiatan lesson studymaka di perlukan perubahan dari dalam diri
guru sehingga memiliki sikap sebagai berikut:
1)
Semangat introspeksi terhadap apa
yang sudah dilakukan selama ini terhadap proses pembelajaran. Pertanyaan
seperti apakah saya sudah melakukan tusgas medidik dengan baik? Apakah saya
sudah melakukan tugas seoptimal mungkin? Serangkaian pertanyaan yang harus
dijawab dengan jujur, jawaban tersebut tentu akan medorong pada proses
pencarian cara untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan atas jawaban
tersebut.
2)
Keberanian membuka diri untuk dapat
menerima saran dari orang lain untuk peningkatan kualitas diri.
3)
Keberanian untuk mengakui kesalahan
diri sendiri.
4)
Keberanian mengakui dan memakai ide
orang lain yang baik.
5)
Keberanian memberikan masukan yang
jujur dan penuh penghormatan.
(Ridwan
Joharmawan,2006).
Kelima
sikap tersebut menjadi persyaratan yang harus dipahami dan dipertajam sebelum
kita melakukan kegiatan Lesson Study. Selain sikap dasar yang harus disiapkan
oleh guru tersebut, maka juga sangat penting peranan dari komponen yang terkait
dalam bidang pendidikan, Kepala Sekolah, MGMP, Kantor Dinas Pendidikan,
Universitas, dan para pemerhati pendidikan pada komitmen nyata dalam mendukung
kegiatan Lesson Study.
7.
ELEMEN YANG MENARIK
1)
Lesson study bak sebagai
gadis manis yang banyak dipinang orang. Untuk ini, Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) melihat bahwa KKG dan
MGMP menjadi wahana yang ampuh untuk meningkatkan kompetensi pendidik secara
berkelanjutan. Oleh karena itu, lesson study akan sangat tepat apabila
dapat diterapkan menjadi salah satu kegiatan di KKG dan MGMP.
2)
Penyelenggaraan Lesson Study dapat
dilakukan dalam dua tipe: (a) Lesson Study berbasis sekolah; dan (a) Lesson
Study berbasis MGMP.
3)
Lesson study diharapkan
dapat menjadi wahana proses pembelajaran bagi guru untuk belajar dan berlatih
dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Wahana ini diharapkan dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam kegiatan KKG dan MGMP sebagai upaya untuk
menemukan proses pembelajaran yang dinilai paling efektif dan efisien untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran, yang pada gilirannya dapat
berdampak, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
8.
REFLEKSI DIRI
Saya sangat menyukai materi minggu ini mengenai
pendidikan multikultural dan pendidikan neurosentris. Dari materi tersebut,
akan memudahkan saya nanti dalam mendiagnosa kesulitan belajar siswa saya dan
memberikan solusi yang tepat bagi siswa. Hal tersebut juga berkaitan dengan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu, juga ada hubungannya dengan
komunikasi yang diterapkan oleh guru terhadap siswanya. Di sini saya diharuskan
untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam pembelajaran sehingga peserta didik yang
saya ajar dapat menerima materi yang saya ajarkan. Bagaimana saya akan menjadi
guru yang baik, jika saya belum paham ”akar” dari pembelajaran? Tentunya saya
harus semangat dalam menimba ilmu ini agar dapat saya terapkan pada peserta
didik saya nanti, sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan hasil yang
memuaskan karena siswa siswi saya dapat memahami materi yang saya ajari. Saya
harus banyak-banyak membaca mengenai teori belajar dan pembelajaran untuk masa
depan saya sebagai guru. Ilmu yang saya dapatkan dalam minggu ini semoga
bermanfaat dan berkah. Hal ini sebagai bekal saya kelak saat menjadi guru/
dosen. Amiin.. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar