Sabtu, 26 November 2011

Motivasi Belajar dan Komunikasi


JURNAL BELAJAR 10

Nama               : Linda Tri Antika
NIM                : 209341417443
Kelas               : AA
Matakuliah      : Belajar dan Pembelajaran
Dosen              : Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd
Jam/ Ruang     : 03 – 04 dan 07 – 08 SPA 307
Hari,  Tanggal : Senin-Selasa, 24-25 Oktober 2011
Konsep            : Motivasi Belajar dan Komunikasi

1.        EKSPLORASI KONSEP YANG DIPELAJARI DAN INFORMASI/ KONSEP YANG DITERIMA DARI DOSEN/ HASIL PRESENTASI

a)        24 Oktober 2011
Hari ini yang mengajar bukan Ibu Endah, tetapi Pak Supratman, PPL dari Pasca Sarjana UM. Hari senin ini sesuai dengan RPS, kami mempelajari tentang teori motivasi belajar. Banyak hal yang harus saya ketahui dari materi ini untuk masa depan saya sebagai calon pengajar dan pendidik. Dalam pembelajaran kali ini, saya memang suka materi yang disampaikan, namun mungkin metode yang digunakan oleh PPL pascasarjana kurang pas di hati. Tetapi saya harus tetap semangat dalam mengikuti pelajaran kali ini. Dalam kegiatan inti, dosesn PPL Pak Supratman, menjelaskan mengenai motivasi belajar dengan menggunakan media Power Point. Berikut yang saya tangkap dari penjelasan beliau:

Motivasi Belajar
           Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “ daya penggerak yang telah menjadi aktif” (Sardiman,2001: 71).
           Pendapat lain juga mengatakan bahwa motivasi adalah “ keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan” (Soeharto dkk, 2003 : 110). Dengan demikian motivasi dalam proses  pembelajaran sangat dibutuhkan untuk terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus.
           Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.

Penjelasan sudah cukup baik dan lancar, namun terkesan kurang menguasai materi. Hari ini saya bertanya tiga pertanyaan kepada Pak Supratman, yaitu:
1.        Masing-masing individu memiliki motivasi yang berbeda-beda, tergantung dari keinginan yang ingin dicapai.
2.        Mengapa hukuman juga dimasukkan ke dalam motivasi dalam belajar?
3.        Bagaimana perbedaan antara motivasi dan ambisi?

Dari ketiga pertanyaan saya tersebut, saya kurang jelas mengenai jawaban yang disampaikan oleh dosen PPL. Hal ini harus menjadi stimulus bagi saya untuk mencarinya lagi di sumber lain.
Selanjutnya, Pak Supratman member kami tugas pertanyaan untuk didiskusikan. Berikut adalah pertanyaan dari beliau:
1)      Bagaimana teori motivasi?
2)      Bagaimana aplikasi teori motivasi dalam belajar dan pembelajaran di kelas?
3)      Bagaimana cara membangkitkan motivasi peserta didik agar meningkatkan pembelajaran di kelas?
4)      Bagaimana jika seorang guru menggunakan metode diskusi terus?

Jawaban saya adalah sebagai berikut:
1)      Motivasi adalah dorongan untuk melakukan sesuatu berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
2)      Cara membangkitkan motivasi:
·         Memberikan ganjaran pada siswa untuk pekerjaan yang diselesaikan.
·         Target pencapaian belajar harus jelas. Siswa tahu kompetensi apa yang harus dicapai.
·         Suasana yang memungkinkan siswa merasa diterima dan didukung.
·         Merespon pertanyaan siswa secara positif.
·         Guru menunjukkan kemampuan mengausai bahan yang diajarkan, antusiasme, dan kemenarikan dalam belajar.
3)      Sama dengan no.2
4)      Seharusnya guru tidak monoton dalam menggunakan metode pembelajaran, melainkan diganti-ganti dengan metode lainnya yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b)        25 Oktober 2011
Komunikasi dalam Belajar dan Pembelajaran
Hari ini kleas kami diajar oleh Bapak Efendi yang juga dari PPL Pascasarjana UM. Pak Effendy menggunakan pembelajaran diskusi kelompok. Namun sebelumnya beliau menjelaskan terlebih dahulu mengenai komunikasi dalam belajar dan pembelajaran. Berikut adalah hal-hal baru yang saya dapatkan:
       Komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu.
·      Komunikasi langsung berarti komunikasi secara langsung, tatap muka.
Komunikasi tak langsung, biasanya dilakukan oleh guru yang tidak memungkinkan untuk bertemu langsung.
·      Teknik Komunikasi dalam Belajar dan Pembelajaran:
ü  Komunikasi informatif (informatif communication).
ü  Komunikasi persuasif (persuasive communication)
ü  Komunikasi instruktif/koersif (instructive/coersive communication)
·      Kendala komunikasi dalam belajar dan pembelajaran:
ü Penyampaiannya kurang mengena/ mnarik kepada peserta didik.
ü Kurangnya minat peserta didik dalam pembelajaran
ü Kurangnya alat atau bahan pembelajaran.
ü Pendidik tidak menguasai materi.
ü Factor beda bahasa antara pandidik dengan peserta didik.
ü Adanya masalah pribadi antara peserta didik dengan penddidik.
ü Kurangpedulinya pendidik atau peserta didik dengan pembelajaran tersebut.

·      Pertanyaan Diskusi:
1. Jika anda sebagai seorang Dosen/Guru, pada saat anda menyampaikan materi (mengajar) di dalam kelas, tiba-tiba ada dua siswa anda yang datang terlambat. Lalu siswa tersebut mengetuk pintu, memberi salam kemudian masuk untuk mengikuti pelajaran. Kemudian sepuluh menit kemudian datang lagi siswa yang kedua Lalu siswa tersebut langsung  masuk untuk mengikuti pelajaran tanpa  mengetuk pintu, memberi salam terlebih dahulu.Bagaimana sikap atau tindakan anda dan apa yang  anda katakana kepada kedua siswa tersebut. Alasannya?
2. Suatu ketika Dosen/Guru anda terlambat datang, untuk mengajar dikelas anda dari jadwal yang sudah ada, sementara anda sudah lama menunggu di dalam kelas.  Bagaimana sikap atau tindakan anda dan apa yang  anda katakana kepada dosen/guru anda. Alasannya?
3. Dalam pengalaman anda saat ini, ketika anda di ajarkan oleh Dosen PPL yang masih muda , dan Dosen PPL yang  jauh lebih dewasa. dan . Bagaimana cara anda menyikapi hal ini selama pembelajaran. Alasannya?

2.        HASIL EKSPLORASI
a)    Motivasi Belajar
Motivasi Belajar - Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “ daya penggerak yang telah menjadi aktif” (Sardiman,2001: 71). Pendapat lain juga mengatakan bahwa motivasi adalah “ keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan” (Soeharto dkk, 2003 : 110).
Dalam buku psikologi pendidikan Drs. M. Dalyono memaparkan bahwa “motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar” (Dalyono, 2005: 55).
Dalam bukunya Ngalim Purwanto, Sartain mengatakan bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu (Ngalim Purwanto, 2007 : 61).
Dengan demikian motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus.
Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan sarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara oleh suatu hal (Nasution, dkk: 1992: 3).
Belajar adalah suatu proses yamg ditkitai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Sudjana,2002 :280).
Djamarah mengemukakan bahwa belajar adalah “suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari” (Djamarah,1991:19-21).
Sedangkan menurut Slameto belajar adalah ”merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slamet, 2003 : 2).
Belajar merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk mendapat dari bahan yang dipelajari dan adanya perubahan dalam diri seseorang baik itu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan tingkah lakunya.
Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.

Jenis-jenis Motivasi Belajar
Berbicara tentang jenis dan macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pkitang. Sardiman mengatakan bahwa motivasi itu sangat bervariasi yaitu:
1.    Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
·       Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir
·       Motif-motif yang dipelajari artinya motif yang timbul karena dipelajari.
2.        Motivasi menurut pembagiaan dari woodworth dan marquis dalam sardiman:
·       Motif atau kebutuhan organismisalnya, kebutuhan minum, makan, bernafas, seksual, dan lain-lain.
·       Motif-motif darurat misalnya, menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan sebagainya.
·       Motif-motif objektif
3.        Motivasi jasmani dan rohani
·       Motivasi jasmani, seperti, rileks, insting otomatis, napas dan sebagainya.
·       Motivasi rohani, seperti kemauan atau minat.
4.        Motivasi intrisik dan ekstrinsik
·       Motivasi instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
·       Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya peransang dari luar. (Sardiman, 1996: 90).

Pendapat lain mengemukakan bahwa dua jenis motivasi yaitu sebagai berikut: “Motivasi primer, adalah motivasi yang didasarkan atas motif-motif dasar. Motivasi skunder, adalah yang dipelajari” (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:88).
Adanya berbagai jenis motivasi di atas, memberikan suatu gambaran tentang motif-motif yang ada pada setiap individu. Adapun motivasi yang berkaitan dengan mata pelajaran bahasa arab adalah motivasi ekstrinsik, dimana motivasi ini membutuhkan ransangan atau dorongan dari luar misalnya, media, baik media visual, audio, maupun audio visual serta buku-buku yang dapat menimbulkan dan memberikan inspirasi dan ransangan dalam belajar.
Adapun bentuk motivasi yang sering dilakukan disekolah adalah memberi angka, hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, memberi ulangan, mengetahui hasil, dan hukuman. (Djmarah dan zain, 2002 : 168). Dari kutipan di atas, maka penulis dapat menjelaskan hal tersebut sebagai berikut:
a)        Memberi angka
Memberikan angka (nilai) artinya adalah sebagai satu simbol dari hasil aktifitas anak didik. Dalam memberi angka (nilai) ini, semua anak didik mendapatkan hasil aktifitas yang  bervariasi. Pemberian angka kepada  anak didik diharapkan dapat memberikan dorongan atau motivasi agar hasilnya dapat lebih ditingkatkan lagi.
b)    Hadiah
Maksudnya adalah suatu pemberian berupa kenang-kenangan kepada anak didik yang berprestasi. Hadiah ini akan dapat menambah atau meningkatkan semangat (motivasi) belajar siswa karena akan diangap sebagai suatu penghargaan yang sangat berharga bagi siswa.
c)    Pujian
Memberikan pujian terhadap hasil kerja anak didik adalah sesuatu yang diharapkan oleh setiap individu. Adanya pujian berarti adanya suatu perhatian yang diberikan kepada siswa, sehingga semangat bersaing siswa untuk belajar akan tinggi.
d)    Gerakan tubuh
Gerakan tubuh artinya mimik, parah, wajah, gerakan tangan, gerakan kepala, yang membuat suatu perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Gerakan tubuh saat memberikan suatu respon dari siswa artinya siswa didalam menyimak suatu materi pelajaran lebih mudah dan gampang.
e)    Memberi tugas
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang menuntut untuk segera diselesaikan. Pemberian tugas kepada siswa akan memberikan suatu dorongan dan motivasi kepada anak didik untuk memperhatikan segala isi pelajaran yang disampaikan.
f)    Memberikan ulangan
Ulangan adalah strategi yang paling penting untuk menguji hasil pengajaran  dan juga memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk mengulangi pelajaran yang telah disampaikan dan diberikan oleh guru.
g)    Mengetahui hasil
Rasa ingin tahu siswa kepada sesuatu yang belum diketahui adalah suatu sifat yang ada pada setiap manusia. Dalam hal ini siswa berhak mengetahui hasil pekerjaan yang dilakukannya.
h)    Hukuman
Dalam proses belajar mengajar, memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan kesalahan adalah hal yang harus dilakukan untuk menarik dan meningkatkan perhatian siswa. Misalnya memberikan pertanyaan kepada siswa yang bersangkutan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam aktifitas belajar, seorang individu membutuhkan suatu dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:
1.    Faktor individual
Seperti; kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
2.    Faktor social
Seperti; keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial (Purwanto,2002:102).

Dalam pendapat lain, faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar yakni:
a)    Faktor-faktor intern
1.    Faktor jasmaniah
·       Faktor kesehatan
·       Faktor cacat tubuh
2.    Faktor Psikologis
·       Intelegensi
·       Minat dan motivasi
·       Perhatian dan bakat
·       Kematangan dan kesiapan
3.    Faktor kelelahan
·       Kelelahan jasmani
·       Kelelahan rohani

b)    Faktor ekstern
1.    Faktor keluarga
·       Cara orang tua mendidik
·       Relasi antara anggota keluarga
·       Suasana rumah
·       Keadaan gedung dan metode belajar
2.    Faktor sekolah
·       Metode mengajar dan kurikulum
·       Relasi guru dan siswa
·       Disiplin sekolah
·       Alat pengajaran dan waktu sekolah
·       Keadaan gedung dan metode belajar
·       Stkitar pelajaran di atas ukuran dan tugas rumah
3.    Faktor masyarakat
·       Kegiatan siswa dalam masyarakat
·       Mass media dan teman bergaul
·       Bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 1997 :71)
 Adanya berbagai faktor yang mempengaruhi belajar siswa di atas, peneliti dapat memahami bahwa adanya faktor tersebut dapat memberikan suatu kejelasan tentang proses belajar yang dipahami oleh siswa. Dengan demikian seorang guru harus benar-benar memahami dan memperhatikan adanya faktor tersebut pada siswa, sehingga didalam memberikan dan melaksanakan proses belajar mengajar harus memperhatikan faktor  tersebut, baik dari psikologis, lingkungan dengan kata lain faktor intern dan ekstren.
Terkait dengan hal yang tersebut di atas, maka Dimyanti dan Mudjiono mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain:
1.    Cita-cita / aspirasi siswa
2.    Kemampuan siswa
3.    Kondisi siswa dan lingkungan
4.    Unsur-unsur dinamis dalam belajar
5.    Upaya guru dalam membelajarkan siswa. (Dimyati dan Mudjiono, 1999 : 100).

Adapun penjelasan faktor tersebut adalah:
1.        Cita-cita / aspirasi
Cita-cita merupakan satu kata tertanam dalam jiwa seorang individu. Cita-cita merupakan angan-angan yang ada di imajinasi seorang individu, dimana cita-cita tersebut dapat dicapai akan memberikan suatu kemungkinan tersendiri pada individu tersebut. Adanya cita-cita juga diiringi oleh perkembangan dan pertumbuhan keperibadian individu yang akan menimbulkan motivasi yang besar untuk meraih cita-cita atau kegiatan yang diinginkan.

2.        Kemampuan siswa
Kemampuan dan kecakapan setiap individu akan memperkuat adanya motivasi. kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan membaca, memahami sehingga dorongan yang ada pada diri individu akan makin tinggi.

3.    Kondisi siswa dan lingkungan
Kondisis siwa adalah kondisi rohani dan jasmani. Apabila kondisi stabil dan sehat maka motivasi siswa akan bertambah dan prestasinya akan meningkat. Begitu juga  dengan kondisi lingkungan siswa (keluarga dan masyarakat) mendukung, maka motivasi pasti ada dan tidak akan menghilang.

4.    Unsur dinamis dan pengajaran
Dinamis artinya seorang individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, tempat dimana seorang individu akan memperoleh pengalaman.

5.    Upaya guru dalam pengajaran siswa
Guru adalah seorang sosok yang dikagumi dan insan yangt mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Seorang guru dituntut untuk profesional dan memiliki keterampilan.
Dalam suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan tidak terlepas adanya fungsi dan kegunaan. Motivasi dalam belajar yang merupakan suatu dorongan memiliki fungsi, yang dikemukakan oleh seorang ahli yaitu:
  • Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif untuk berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor penggerak melepaskan energi.
  • Menentukan arah perbuatan yaitu petunjuk suatu tujuan yang hendak dicapai
  • Menyelesaikan perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang akan dikerjakan ynag serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. (Purwanto, 2002 : 70).
Disamping itu ada juga fungsi lain dari motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi” (Sardiman, 2001 : 83). Jelaslah bahwa fungsi motivasi itu memberikan suatu nilai atau itensitas tersendiri dari seorang siswa dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajarnya.

b)   Komunikasi dalam Belajar dan Pembelajaran
1. Proses Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu yang bersifat statis. Komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu kelompok.
Pengirim pesan melakukan encode, yaitu memformulasikan pesan yang akan disampaikannya dalam bentuk code yang sedapat mungkin dapat ditafsirkan oleh penerima pesan. Penerima pesan kemudian menafsirkan atau men-decode code yang disampaikan oleh pengirim pesan. Berhasil tidaknya komunikasi atau tercapai tidaknya tujuan komunikasi tergantung dari ketiga komponen tersebut.
Dilihat dari prosesnya, komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan komunikasi nonoverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak gerik, gambar, lambing, mimik muka, dan sejenisnya.
Ketercapaian tujuan merupakan keberhasilan komunikasi. Keberhasilan komunikasi tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :
a. Komunikator (Pengirim Pesan)
Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan. Kredibilitas komunikator yang membuat komunikan percaya terhadap isi pesan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi.
b. Pesan yang disampaikan
Pesan harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan kebutuhan penerima pesan, adanya kesamaan pengalaman tentang pesan, dan ada peran pesan dalam memenuhi kebutuhan penerima.
c. Komunikan (Penerima Pesan)
Agar komunikasi berjalan lancar, komunikan harus mampu menafsirkan pesan, sadar bahwa pesan sesuai dengan kebutuhannya, dan harus ada perhatian terhadap pesan yang diterima.
d. Konteks
Komunikasi berlangsung dalam setting atau lingkungan tertentu. Lingkungan yang kondusif sangat mendukung keberhasilan komunikasi.
e. Sistem Penyampaian
Sistem penyampaian berkaitan dengan metode dan media. Metode dan media yang digunakan dalam proses komunikasi harus disesuaikan dengan kondisi atau karakterisitik penerima pesan. (IGAK Wardani : 2005)
Menurut Endang Lestari G dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi yang Efektif” ada dua model proses komunikasi, yaitu :
a. Model linier
Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis lurus, dimana proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada komunikan. Berkaitan dengan model ini ada yang dinamakan Formula Laswell. Formula ini merupakan cara untuk menggambarkan sebuah tindakan komunikasi dengan menjawab pertanyaan: who, says what, in wich channel, to whom, dan with what effect.
a. Model sirkuler
Model ini ditandai dengan adanya unsur feedback. Pada model sirkuler ini proses komunikasi berlangsung dua arah. Melalui model ini dapat diketahui efektif tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan efektif apabila terjadi umpan balik dari pihak penerima pesan.
Dengan demikian proses komunikasi dapat berlangsung satu arah dan dua arah. Komunikasi yang dianggap efektif adalah komunikasi yang menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan. Dalam proses komunikasi yang baik akan terjadi tahapan pemaknaan terhadap pesan (meaning) yang akan disampaikan oleh komunikator, kemudian komunikator melakukan proses encoding, yaitu interpretasi atau mempersepsikan makna dari pesan tadi, dan selanjutnya dikirim kepada komunikan melalui channel yang dipilih. Pihak komunikan menerima informasi dari pengirim dengan melakukan proses decoding, yaitu menginterpretasi pesan yang diterima, dan kemudian memahaminya sesuai dengan maksud komunikator. Sinkronisasi pemahaman antara komunikan dengan komunikator akan menimbulkan respon yang disebut dengan umpan balik.

Desain Pesan dalam Pembelajaran
Pembelajaran sebagai proses komunikasi dilakukan secara sengaja dan terencana, karena memiliki tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Agar pesan pembelajaran yang ingin ditransformasikan dapat sampai dengan baik, maka Malcolm sebagaimana disampaikan oleh Abdul Gaffur dalam handout kuliah Teknologi Pendidikan PPs UNY (2006) menyarankan agar dosen perlu mendesain pesan pembelajaran tersebut dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Kesiapan dan motivasi.
Kesiapan disini mencakup kesiapan mental dan fisik. Untuk mengetahui kesiapan mahasiswa dalam menerima belajar dapat dilakukan dengan tes diagnostik atau tes prerequisite.
Motivasi terdiri dari motivasi internal dan eksternal, yang dapat ditumbuhkan dengan pemberian penghargaan, hukuman, serta deskripsi mengenai keuntungan dan kerugian dari pembelajaran yang akan dilakukan.
b. Alat Penarik Perhatian
Pada dasarnya perhatian/konsentrasi manusia adalah jalang, sering berubah-ubah dan berpindah-pindah (tidak focus). Sehingga dalam mendesain pesan belajar, dosen harus pandai-pandai membuat daya tarik, untuk mengendalikan perhatian mahasiswa pada saat belajar. Pengendali perhatian yang dimaksud dapat berupa : warna, efek musik, pergerakan/perubahan, humor, kejutan, ilustrasi verbal dan visual, serta sesuatu yang aneh.
c. Partisipasi Aktif Siswa
Dosen harus berusaha membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran. Untuk menumbuhkan keaktifan mahasiswa harus dimunculkan rangsangan-rangsangan, dapat berupa : tanya jawab, praktik dan latihan, drill, membuat ringkasan, kritik dan komentar, serta pemberian proyek (tugas).
d. Pengulangan
Agar peserta didik dapat menerima dan memahami materi dengan baik, maka penyampaian materi sebaiknya dilakukan berulang kali. Pengulangan dapat berupa : pengulangan dengan metode dan media yang sama, pengulangan dengan metode dan media yang berbeda, preview, overview, atau penggunaan isyarat.
e. Umpan Balik
Dalam proses pembelajaran, sebagaimana yang terjadi pada komunikasi, adanya feedback merupakan hal yang penting. Umpan balik yang tepat dari dosen dapat menjadi pemicu semangat bagi mahasiswa. Umpan balik yang diberikan dapat berupa : informasi kemajuan belajar siswa, penguatan terhadap jawaban benar, meluruskan jawaban yang keliru, memberi komentar terhadap pekerjaan siswa, dan dapat pula memberi umpan balik yang menyeluruh terhadap performansi mahasiswa.
f. Menghindari Materi yang Tidak Relevan
Agar materi pelajaran yang diterima peserta belajar tidak menimbulkan kebingungan atau bias dalam pemahaman, maka sedapat mungkin harus dihindari materi-materi yang tidak relevan dengan topik yang dibicarakan. Untuk itu dalam mendesain pesan perlu memperhatikan bahwa : yang disajikan hanyalah informasi yang penting, memberikan outline materi, memberikan konsep-konsep kunci yang akan dipelajari, membuang informasi distraktor, dan memberikan topik diskusi.
Desain pesan pembelajaran merupakan tahapan yang penting untuk dilakukan oleh dosen, agar proses belajar mengajar dapat berlangung secara efektif. Dengan mendesain materi kuliah terlebih dahulu, akan memudahkan dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran
Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu :
a. Kejelasan
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
b. Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan.
c. Konteks
Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
d. Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap
e. Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi. (Endang Lestari G : 2003)
Menurut Santoso Sastropoetro (Riyono Pratikno : 1987) berkomunkasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan “the communication is in tune”. Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat :
a. menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan
b. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
c. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan
d. pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan
e. pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.
Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif oleh mahasiswa. Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang dosen. Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena diantara keduabelah pihak terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi.
Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini.
Sokolove dan Sadker seperti dikutip IGAK Wardani dalam bukunya membagi keterampilan antar pribadi dalam pembelajaran menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Kemampuan untuk Mengungkapkan Perasaan Mahasiswa.
Kemampuan ini berkaitan dengan penciptaan iklim yang positif dalam proses belajar mengajar, yang memungkinkan peserta didik mau mengungkapkan perasaan atau masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa atau dipojokkan. Iklim semacam ini dapat ditumbuhkan oleh dosen dengan dua cara, yaitu menunjukkan sikap memperhatikan dan mendengarkan dengan aktif. Untuk menumbuhkan iklim semacam ini, pendidik harus bersikap: 1) memberi dorongan positif; 2) bertanya yang tidak memojokkan; dan 3) fleksibel.
b. Kemampuan Menjelaskan Perasaan yang Diungkapkan Mahasiswa.
Apabila mahasiswa telah bebas mengungkapkan problem yang dihadapinya, selanjutnya tugas dosen adalah membantu mengklarifikasi ungkapan perasaan mereka tersebut. Untuk kepentingan ini, dosen perlu menguasai dua jenis keterampilan, yaitu merefleksikan dan mengajukan pertanyaan inventori. Pertanyaan inventori adalah pertanyaan yang menyebabkan orang melacak pikiran, perasaan, dan perbuatannya sendiri, serta menilai kefektifan dari perbuatan tersebut. Pertanyaan inventori dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu pertanyaan yang menuntut mahasiswa untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya, pertanyaan yang menggiring mahasiswa untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan, pikiran, dan perbuatannya, dan pertanyaan yang menggiring mahasiswa untuk mengidentifikasi konsekuensi/akibat dari perasaan, pikiran, dan perbuatannya.
Agar dapat merefleksikan ungkapan perasaan peserta didik secara efektif, pengajar perlu mengingat hal-hal berikut :
1)   Hindari prasangka terhadap pembicara atau topik yang dibicarakan.
2)   Perhatikan dengan cermat semua pesan verbal maupun nonoverbal dari pembicara.
3)   Lihat, dengarkan, dan rekam dalam hati, kata-kata/perilaku khas yang diperlihatkan pembicara.
4)   Bedakan/simpulkan kata-kata/pesan yang bersifat emosional.
5)   Beri tanggapan dengan cara memparaphrase kata-kata yang diucapkan, menggambarkan perilaku khusus yang diperlihatkan, dan tanggapan mengenai kedua hal tersebut.
6)   Jaga nada suara, jangan sampai berteriak, menghakimi, atau seperti memusuhi.
7)   Meminta klarifikasi terhadap pertanyaan atau pernyataan yang disampaikan.

c. Mendorong Mahasiswa untuk Memilih Perilaku Alternatif.
Untuk keperluan ini, dosen harus memiliki kemampuan :
1) Mencari/mengembangkan berbagai perilaku alternatif yang sesuai.
2) Melatih perilaku alternatif serta merasakan apa yang dihayati mahasiswa dengan perilaku tersebut.
3) Menerima balikan dari orang lain tentang keefektifan setiap perilaku alternatif.
4) Meramalkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari setiap perilaku alternatif.
5) Memilih perilaku alternatif yang paling sesuai dengan kebutuhan pribadi mahasiswa.
Wiranto Arismunandar dalam pidato Apresiasi Guru Besar ITB (2003) mengatakan bahwa, tantangan bagi dosen adalah bagaimana dapat menjelaskan materi kuliah dengan baik, memberikan yang esensial dengan cara yang menarik, percaya diri, dan membangkitkan motivasi para mahasiswanya. Komunikasi dan interaksi di dalam kelas dan di luar kelas sangat menentukan efektivitas dan mutu pendidikan. Dosen yang menjelaskan, mahasiswa yang bertanya; berbicara dan mendengarkan yang terjadi silih berganti, semuanya itu merupakan bagian dari pendidikan yang penting serta berlaku dalam kehidupan yang sejahtera. Bertanya pun harus jelas serta menggunakan bahasa yang baik dan benar, supaya diperoleh jawaban yang baik dan benar pula. Mereka yang pandai mendengarkan sangatlah beruntung karena dapat belajar dan mendapatkan informasi lebih banyak.
Mahasiswa hendaknya didorong untuk bertanya tentang sesuatu yang belum jelas atau masih memerlukan penjelasan lebih lanjut. Dengan demikian dosen dipacu untuk senantiasa mengikuti perkembangan dan mahasiswa memahami semua materi yang dibahas. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa mutu pendidikan sangat tergantung dari partisipasi dan kontribusi dari semua yang terlibat. Hal tersebut sangat menarik karena baik dosen maupun mahasiswa senang dan merasa perlu datang kuliah. Secara tidak langsung dosen akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta dapat membaca pikiran atau gagasan mahasiswa (the unborn ideas) serta membantu mahasiswa mengungkapkan pikiran dan gagasannya tersebut.
Komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran sangat berdampak terhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Jika dalam pembelajaran terjadi komunikasi yang efektif antara pengajar dengan mahasiswa, maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran tersebut berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, maka para pengajar, pendidik, atau instruktur pada lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan komunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami dan mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran.

3.        HUBUNGAN YANG BERKAITAN DENGAN KONSEP
1)   Kita harus mengenal terlebih dahulu, apa saja yang melemahkan motivasi belajar. Seringkali semua ini hanyalah mitos belaka. Suatu keyakinan negatif yang meracuni diri kita sehingga malas belajar atau tidak memiliki motivasi belajar.
2)   Motivasi belajar sangat penting dalam pengembangan diri, sebab pengembangan diri adalah belajar, belajar adalah pengembangan diri. Jika Kita ingin lebih sukses dibanding pencapaian Kita saat ini, kuncinya ialah jangan pernah berhenti belajar.
3)   Banyak orang yang tidak mau belajar karena mereka tidak suka teori. Menurut mereka teori tidak penting, yang penting adalah praktek. Betul, tidak salah sama sekali. Sehebat apa pun teori yang Kita miliki jika tidak diiringi praktek, maka semuanya akan percuma. Namun saat Kita langsung praktek, maka Kita tetap saja akan belajar, yaitu belajar pada pengalaman Kita sendiri. Kita mungkin akan mencoba-coba mencari yang benar. Belajar kepada pengalaman orang lain yang sudah lebih dulu sukses adalah untuk mengurangi coba-coba Kita, sehingga Kita akan lebih cepat untuk berhasil. Teori saja memang salah. Langsung praktek bisa sering salah. Teori ditambah praktek adalah yang terbaik.
4)   Satu lagi agar Kita memiliki motivasi belajar yang tinggi adalah kesadaran bahwa kemauan belajar Kita adalah kunci agar Kita bisa keluar dari masalah. Saat Kita sedang menghadapi masalah berat, maka Kita harus belajar agar bisa mengatasi masalah berat tersebut. Jika Kita melihat sebuah masalah sangat besar, penyebabnya karena diri Kita begitu kecil. Artinya mental Kita ciut, kemampuan Kita yang minim, wawasan yang sempit, dan keterampilan yang rendah. Artinya Kita harus memperbesar diri Kita sehingga masalah tidak lagi terlihat besar. Caranya adalah dengan belajar. Manfaat kebaikan bagi diri Kita dan juga kemampuan Kita menghadapi semua masalah adalah sudah sangat cukup menjadi motivasi untuk belajar dan tetap belajar. Termasuk, saat motivasi belajar anak kita kurang, maka Kita harus belajar bagaimana cara memotivasi anak.
5)   Pembelajaran sebagai subset dari proses pendidikan harus mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang pada ujungnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka dalam proses pembelajaran harus terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam kepada peserta didik atas pesan atau materi belajar.

4.        MASALAH DAN SOLUSI
A.      MASALAH
1.    Bagaimana cara seorang guru membangkitkan motivasi pada siswa?
2.    Bagaimana hubungan antara motivasi belajar dengan tujuan pembelajaran?
3.    Bagaimana perbedaan motivasi intrinsik dengan motivasi ekstrinsik?
4.    Apakah yang dimaksud dengan istilan pembelajaran sebagai proses informasi?

B.       SOLUSI
1.        Cara Guru Membangkitkan Motivasi Siswa
            Menurut M. Sobry Sutikno (Direktur Eksekutif YNTP for research and Development Kabupaten Sumbawa Barat – NTB), ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
1.    Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
            Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2. Hadiah
            Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3.Saingan/kompetisi
            Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4.  Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5. Hukuman
            Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar.
            Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
9. Menggunakan metode yang bervariasi, dan
10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2.        Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Tujuan Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Oleh karena itu, pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
                                            
3.        Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik.
• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.

4.        Pembelajaran sebagai Proses Komunikasi
Ditinjau dari prosesnya pendidikan adalah komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri atas manusia, yakni pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Lazimnya pada tingkatan bawah dan menengah pengajar itu disebut guru, sedangkan pelajar disebut dengan murid; pada tingkatan tinggi pengajar dinamakan dengan dosen, sedangkan pelajar dinamakan dengan mahasiswa. Pada tingkatan apapun proses komunikasi antara pelajar dan pengajar itu pada hakekatnya sama saja. Perbedaannya hanyalah pada jenis pesan serta kualitas yang disampaikan oleh si pengajar kepada di pelajar.
Perbedaan komunikasi dan pendidikan terletak pada tujuannya atau efek yang diharapkan. Ditinjau dari efek yang diharapkan itu, tujuan komunikasi sifatnya umum, sedangkan tujuan pendidikan sifatnya khusus. Kekhususan inilah yang dalam proses komunikasi melahirkan istilah-istilah khusus seperti penerangan, propaganda, indoktrinasi, agitasi dan pendidikan.
Tujuan pendidikan adalah khas atau khusus, yaitu meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai suatu hal sehingga ia menguasainya. Jelas perbedaannya dengan tujuan penerangan, propaganda, indoktrinasi dan agitasi sebagaimana disinggung di atas. Tujuan pendidikan akan tercapai jika prosesnya komunikatif.
Pada umumnya pendidikan berlangsung secara berencana di dalam kelas secara tatap muka (face to face). Karena kelompoknya relatif kecil. Meskipun komunikasi antara pelajar dan pengajar dalam ruang kelas itu termasuk komunikasi kelompok, sang pelajar sewaktu-waktu bisa mengubahnya menjadi komunikasi antarpersona. Terjadilah komunikasi dua arah atau dialog di mana si pelajar menjadi komunikan dan komunikator, demikian pula sang pengajar. Terjadinya komunikasi dua arah ini ialah apabila para pelajar bersikap responsif, mengetengahkan pendapat atau mengajukan pertanyaan, diminta atau tidak diminta. Jika si pelajar pasif saja dalam arti kata hanya mendengarkan tanpa ada gairah untuk mengekspresikan suatu pernyataan atau pertanyaan, maka meskipun komunikasi itu bersifat tatap muka, tetap saja berlangsung satu arah dan komunikasi itu tidak efektif.
Jelaslah bahwa dalam usaha membangkitkan daya penalaran dikalangan pelajar, mereka sendiri ikut menentukan keberhasilannya. Mereka perlu sadar akan pentingnya memiliki daya penalaran untuk kepentingan pembinaan personality-nya, kepribadiannya. Dalam pelaksanaannya, mereka harus menggunakan setiap kesempatan yang disediakan. Kalau tidak ada mereka harus mencarinya. para pelajar bukanlah pribadi yang hanya siap untuk digiring-giring atau didorong-dorong. Mereka harus siap untuk berpartisipasi pada tiap kesempatan. Jika tidak ada kesempatan mereka sendiri harus siap membentuk sarananya.

5. ELEMEN YANG MENARIK
1)      Hanya dengan belajarlah Kita akan berkembang dan menjadi lebih baik. Jadi untuk mengukur sejauh mana Kita bisa berkembang ialah dengan mengukur sejauh mana motivasi belajar Kita.
2)      Efektifitas sebuah proses komunikasi tergantung pada komponen yang terkait. Semakin baik komponen, gangguan-gangguan akan tereduksi. Feedback dan respon akan lebih mudah dibangkitkan.
3)      Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan satu bentuk komunikasi yang terjalin antara komunikator dalam hal ini pengajar yang menyalurkan pesan berupa materi pengajaran kepada komunikan yaitu pelajar melalui media lisan atau dengan bantuan teknologi komunikasi lain, sebagai akibatnya pelajar tahu materi yang disampaikan dan melaksanakannya dan inilah tujuan utama dari proses belajar mengajar.
4)      Kemampuan/keterampilan guru dalam melakukan kegiatan komunikasi akan mempengaruhi proses yang akhirnya berujung pada hasil. Bukan berarti murid yang cerdas disebabkan oleh kemampuan guru dalam melakukan komunikasi. Setidaknya murid yang kurang pandai mampu menelaah pesan/gagasan yang ditransfer dalam proses komunikasi yang baik oleh seorang guru yang terampil.

6. REFLEKSI DIRI
Saya sangat menyukai materi minggu ini mengenai pemrosesan informasi dan hakikat hasil belajar. Dari materi tersebut, saya menjadi tahu bagaimana teori motivasi dalam pembelajaran, macam-macam dan teknisnya, serta bagaimana cara mengaplikasikannya. Saya akan mencoba memberikan motivasi yang baik pada siswa/mahasiswa saya kelak (Amiin). Hal tersebut juga berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu, juga ada hubungannya dengan komunikasi yang diterapkan oleh guru terhadap siswanya. Bagaimana saya akan menjadi guru yang baik, jika saya belum paham ”akar” dari pembelajaran?Tentunya saya harus semangat dalam menimba ilmu ini agar dapat saya terapkan pada peserta didik saya nanti, sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan hasil yang memuaskan karena siswa siswi saya dapat memahami materi yang saya ajari. Saya harus banyak-banyak membaca mengenai teori belajar dan pembelajaran untuk masa depan saya sebagai guru. Ilmu yang saya dapatkan dalam minggu ini semoga bermanfaat dan berkah. Hal ini sebagai bekal saya kelak saat menjadi guru/ dosen. Amiin.. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar