JURNAL
BELAJAR 10
Nama : Linda Tri Antika
NIM : 209341417443
Kelas : AA
Matakuliah : Belajar dan Pembelajaran
Dosen : Dr. Hj. Sri Endah Indriwati,
M.Pd
Jam/ Ruang : 03 – 04 dan 07 – 08 SPA 307
Hari, Tanggal :
Senin-Selasa, 24-25 Oktober 2011
Konsep : Motivasi Belajar dan Komunikasi
1.
EKSPLORASI KONSEP YANG DIPELAJARI
DAN INFORMASI/ KONSEP YANG DITERIMA DARI DOSEN/ HASIL PRESENTASI
a)
24 Oktober 2011
Hari ini yang mengajar
bukan Ibu Endah, tetapi Pak Supratman, PPL dari Pasca Sarjana UM. Hari senin
ini sesuai dengan RPS, kami mempelajari tentang teori motivasi belajar. Banyak
hal yang harus saya ketahui dari materi ini untuk masa depan saya sebagai calon
pengajar dan pendidik. Dalam pembelajaran kali ini, saya memang suka materi
yang disampaikan, namun mungkin metode yang digunakan oleh PPL pascasarjana
kurang pas di hati. Tetapi saya harus tetap semangat dalam mengikuti pelajaran
kali ini. Dalam kegiatan inti, dosesn PPL Pak Supratman, menjelaskan mengenai
motivasi belajar dengan menggunakan media Power Point. Berikut yang saya
tangkap dari penjelasan beliau:
Motivasi Belajar
•
Motivasi berasal dari kata “motif”
yang diartikan sebagai “ daya penggerak yang telah menjadi aktif”
(Sardiman,2001: 71).
•
Pendapat lain juga mengatakan
bahwa motivasi adalah “ keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan” (Soeharto dkk, 2003 : 110). Dengan
demikian motivasi dalam proses
pembelajaran sangat dibutuhkan untuk terjadinya percepatan dalam
mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus.
•
Motivasi belajar merupakan sesuatu
keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan
untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Penjelasan sudah cukup baik dan lancar, namun terkesan kurang menguasai
materi. Hari ini saya bertanya tiga pertanyaan kepada Pak Supratman, yaitu:
1.
Masing-masing individu memiliki
motivasi yang berbeda-beda, tergantung dari keinginan yang ingin dicapai.
2.
Mengapa hukuman juga dimasukkan ke
dalam motivasi dalam belajar?
3.
Bagaimana perbedaan antara
motivasi dan ambisi?
Dari ketiga pertanyaan
saya tersebut, saya kurang jelas mengenai jawaban yang disampaikan oleh dosen
PPL. Hal ini harus menjadi stimulus bagi saya untuk mencarinya lagi di sumber
lain.
Selanjutnya, Pak
Supratman member kami tugas pertanyaan untuk didiskusikan. Berikut adalah
pertanyaan dari beliau:
1)
Bagaimana teori motivasi?
2)
Bagaimana aplikasi teori motivasi
dalam belajar dan pembelajaran di kelas?
3)
Bagaimana cara membangkitkan
motivasi peserta didik agar meningkatkan pembelajaran di kelas?
4)
Bagaimana jika seorang guru
menggunakan metode diskusi terus?
Jawaban saya
adalah sebagai berikut:
1)
Motivasi adalah dorongan untuk
melakukan sesuatu berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
2)
Cara membangkitkan motivasi:
·
Memberikan ganjaran pada
siswa untuk pekerjaan yang diselesaikan.
·
Target pencapaian belajar
harus jelas. Siswa tahu kompetensi apa yang harus dicapai.
·
Suasana yang memungkinkan
siswa merasa diterima dan didukung.
·
Merespon pertanyaan siswa
secara positif.
·
Guru menunjukkan kemampuan
mengausai bahan yang diajarkan, antusiasme, dan kemenarikan dalam belajar.
3)
Sama dengan no.2
4)
Seharusnya guru tidak monoton
dalam menggunakan metode pembelajaran, melainkan diganti-ganti dengan metode
lainnya yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b)
25 Oktober 2011
Komunikasi dalam Belajar
dan Pembelajaran
Hari ini kleas kami diajar oleh Bapak Efendi yang juga dari PPL
Pascasarjana UM. Pak Effendy menggunakan pembelajaran diskusi kelompok. Namun
sebelumnya beliau menjelaskan terlebih dahulu mengenai komunikasi dalam belajar
dan pembelajaran. Berikut adalah hal-hal baru yang saya dapatkan:
•
Komunikasi secara umum adalah
suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang
terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan
tertentu.
·
Komunikasi langsung berarti
komunikasi secara langsung, tatap muka.
Komunikasi tak langsung, biasanya
dilakukan oleh guru yang tidak memungkinkan untuk bertemu langsung.
·
Teknik Komunikasi dalam
Belajar dan Pembelajaran:
ü
Komunikasi informatif
(informatif communication).
ü
Komunikasi persuasif
(persuasive communication)
ü
Komunikasi
instruktif/koersif (instructive/coersive communication)
·
Kendala komunikasi dalam belajar
dan pembelajaran:
ü
Penyampaiannya kurang
mengena/ mnarik kepada peserta didik.
ü
Kurangnya minat peserta
didik dalam pembelajaran
ü
Kurangnya alat atau bahan
pembelajaran.
ü
Pendidik tidak menguasai
materi.
ü
Factor beda bahasa antara
pandidik dengan peserta didik.
ü
Adanya masalah pribadi
antara peserta didik dengan penddidik.
ü
Kurangpedulinya pendidik
atau peserta didik dengan pembelajaran tersebut.
·
Pertanyaan Diskusi:
1. Jika anda
sebagai seorang Dosen/Guru, pada saat anda menyampaikan materi (mengajar) di dalam
kelas, tiba-tiba ada dua siswa anda yang datang terlambat. Lalu siswa tersebut
mengetuk pintu, memberi salam kemudian masuk untuk mengikuti pelajaran.
Kemudian sepuluh menit kemudian datang lagi siswa yang kedua Lalu siswa
tersebut langsung masuk untuk mengikuti
pelajaran tanpa mengetuk pintu, memberi
salam terlebih dahulu.Bagaimana sikap atau tindakan anda dan apa yang anda katakana kepada kedua siswa tersebut.
Alasannya?
2. Suatu ketika
Dosen/Guru anda terlambat datang, untuk mengajar dikelas anda dari jadwal yang
sudah ada, sementara anda sudah lama menunggu di dalam kelas. Bagaimana sikap atau tindakan anda dan apa
yang anda katakana kepada dosen/guru
anda. Alasannya?
3. Dalam
pengalaman anda saat ini, ketika anda di ajarkan oleh Dosen PPL yang masih muda
, dan Dosen PPL yang jauh lebih dewasa.
dan . Bagaimana cara anda menyikapi hal ini selama pembelajaran. Alasannya?
2.
HASIL EKSPLORASI
a)
Motivasi Belajar
Motivasi Belajar - Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan
sebagai “ daya penggerak yang telah menjadi aktif” (Sardiman,2001: 71).
Pendapat lain juga mengatakan bahwa motivasi adalah “ keadaan dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan”
(Soeharto dkk, 2003 : 110).
Dalam buku psikologi pendidikan
Drs. M. Dalyono memaparkan bahwa “motivasi adalah daya penggerak/pendorong
untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga
dari luar” (Dalyono, 2005: 55).
Dalam bukunya Ngalim Purwanto, Sartain mengatakan bahwa motivasi adalah
suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan
tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan
adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu (Ngalim Purwanto,
2007 : 61).
Dengan demikian motivasi dalam proses
pembelajaran
sangat dibutuhkan untuk terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan
dan pembelajaran
secara khusus.
Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses
yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil
dari terbentuknya respon utama, dengan sarat bahwa perubahan atau munculnya
tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya
perubahan sementara oleh suatu hal (Nasution, dkk: 1992: 3).
Belajar adalah suatu proses
yamg ditkitai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri
seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya
pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan dan
kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada
pada individu (Sudjana,2002 :280).
Djamarah mengemukakan bahwa belajar
adalah “suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah
kesan dari bahan yang telah dipelajari” (Djamarah,1991:19-21).
Sedangkan menurut Slameto belajar
adalah ”merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”
(Slamet, 2003 : 2).
Belajar merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk mendapat dari
bahan yang dipelajari dan adanya perubahan dalam diri seseorang baik itu
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan tingkah lakunya.
Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri
seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna
mencapai tujuan.
Jenis-jenis
Motivasi Belajar
Berbicara tentang jenis dan macam motivasi dapat dilihat dari berbagai
sudut pkitang. Sardiman mengatakan bahwa motivasi itu sangat bervariasi yaitu:
1.
Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
·
Motif-motif bawaan adalah
motif yang dibawa sejak lahir
·
Motif-motif yang dipelajari
artinya motif yang timbul karena dipelajari.
2.
Motivasi menurut pembagiaan dari
woodworth dan marquis dalam sardiman:
·
Motif atau kebutuhan
organismisalnya, kebutuhan minum, makan, bernafas, seksual, dan lain-lain.
·
Motif-motif darurat
misalnya, menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan sebagainya.
·
Motif-motif objektif
3.
Motivasi jasmani dan rohani
·
Motivasi jasmani, seperti,
rileks, insting otomatis, napas dan sebagainya.
·
Motivasi rohani, seperti
kemauan atau minat.
4.
Motivasi intrisik dan ekstrinsik
·
Motivasi instrisik adalah
motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu diransang dari luar,
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
·
Motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya peransang dari luar.
(Sardiman, 1996: 90).
Pendapat lain mengemukakan bahwa dua jenis motivasi yaitu sebagai
berikut: “Motivasi primer, adalah motivasi yang didasarkan atas motif-motif
dasar. Motivasi skunder, adalah yang dipelajari” (Dimyanti dan Mudjiono,
1999:88).
Adanya berbagai jenis motivasi di atas, memberikan suatu gambaran tentang
motif-motif yang ada pada setiap individu. Adapun motivasi yang berkaitan
dengan mata pelajaran bahasa arab adalah motivasi ekstrinsik, dimana motivasi
ini membutuhkan ransangan atau dorongan dari luar misalnya, media, baik media
visual, audio, maupun audio visual serta buku-buku yang dapat menimbulkan dan
memberikan inspirasi dan ransangan dalam belajar.
Adapun bentuk motivasi yang sering dilakukan disekolah adalah memberi
angka, hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, memberi ulangan,
mengetahui hasil, dan hukuman. (Djmarah dan zain, 2002 : 168). Dari kutipan di
atas, maka penulis dapat menjelaskan hal tersebut sebagai berikut:
a)
Memberi angka
Memberikan angka (nilai) artinya adalah sebagai satu simbol dari hasil
aktifitas anak didik. Dalam memberi angka (nilai) ini, semua anak didik
mendapatkan hasil aktifitas yang bervariasi. Pemberian angka kepada
anak didik diharapkan dapat memberikan dorongan atau motivasi agar hasilnya
dapat lebih ditingkatkan lagi.
b)
Hadiah
Maksudnya adalah suatu pemberian berupa kenang-kenangan kepada anak didik
yang berprestasi. Hadiah ini akan dapat menambah atau meningkatkan semangat
(motivasi) belajar siswa
karena akan diangap sebagai suatu penghargaan yang sangat berharga bagi siswa.
c) Pujian
c) Pujian
Memberikan pujian terhadap hasil kerja anak didik adalah sesuatu yang
diharapkan oleh setiap individu. Adanya pujian berarti adanya suatu perhatian
yang diberikan kepada siswa, sehingga semangat bersaing siswa untuk belajar
akan tinggi.
d)
Gerakan tubuh
Gerakan tubuh artinya mimik, parah, wajah, gerakan tangan, gerakan
kepala, yang membuat suatu perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Gerakan tubuh saat memberikan suatu respon dari siswa artinya siswa didalam
menyimak suatu materi pelajaran lebih mudah dan gampang.
e)
Memberi tugas
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang menuntut untuk segera diselesaikan.
Pemberian tugas kepada siswa akan memberikan suatu dorongan dan motivasi kepada
anak didik untuk memperhatikan segala isi pelajaran yang disampaikan.
f)
Memberikan ulangan
Ulangan adalah strategi
yang paling penting untuk menguji hasil pengajaran dan juga memberikan motivasi
belajar kepada siswa untuk mengulangi pelajaran yang telah
disampaikan dan diberikan oleh guru.
g)
Mengetahui hasil
Rasa ingin tahu siswa kepada sesuatu yang belum diketahui adalah suatu
sifat yang ada pada setiap manusia. Dalam hal ini siswa berhak mengetahui hasil
pekerjaan yang dilakukannya.
h)
Hukuman
Dalam proses belajar mengajar, memberikan sanksi kepada siswa yang
melakukan kesalahan adalah hal yang harus dilakukan untuk menarik dan
meningkatkan perhatian siswa. Misalnya memberikan pertanyaan kepada siswa yang
bersangkutan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam aktifitas belajar, seorang individu membutuhkan suatu dorongan atau
motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada
beberapa faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:
1.
Faktor individual
Seperti; kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan
faktor pribadi.
2.
Faktor social
Seperti; keluaga
atau keadaan rumah tangga, guru
dan cara mengajarnya, alat-alat
dalam belajar,
dan motivasi sosial (Purwanto,2002:102).
Dalam pendapat
lain, faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar yakni:
a) Faktor-faktor intern
a) Faktor-faktor intern
1.
Faktor jasmaniah
·
Faktor cacat tubuh
2.
Faktor Psikologis
·
Intelegensi
·
Minat dan motivasi
·
Perhatian dan bakat
·
Kematangan dan kesiapan
3.
Faktor
kelelahan
·
Kelelahan jasmani
·
Kelelahan rohani
b) Faktor ekstern
1.
Faktor keluarga
·
Cara orang tua mendidik
·
Relasi antara anggota
keluarga
·
Suasana rumah
·
Keadaan gedung dan metode
belajar
2.
Faktor sekolah
·
Metode mengajar dan kurikulum
·
Relasi guru
dan siswa
·
Disiplin sekolah
·
Alat pengajaran dan waktu
sekolah
·
Stkitar pelajaran di atas
ukuran dan tugas rumah
3.
Faktor masyarakat
·
Kegiatan siswa dalam masyarakat
·
Mass media dan teman
bergaul
·
Bentuk kehidupan masyarakat
(Slameto, 1997 :71)
Adanya berbagai faktor yang mempengaruhi belajar
siswa di atas, peneliti dapat memahami bahwa adanya faktor tersebut dapat
memberikan suatu kejelasan tentang proses belajar yang dipahami oleh siswa.
Dengan demikian seorang guru
harus benar-benar memahami dan memperhatikan adanya faktor tersebut pada siswa,
sehingga didalam memberikan dan melaksanakan proses belajar
mengajar harus memperhatikan faktor tersebut, baik dari psikologis,
lingkungan dengan kata lain faktor intern dan ekstren.
Terkait dengan hal yang tersebut di atas, maka Dimyanti dan Mudjiono
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara
lain:
1.
Cita-cita / aspirasi siswa
2.
Kemampuan siswa
3.
Kondisi siswa dan lingkungan
4.
Unsur-unsur dinamis dalam belajar
5.
Upaya guru
dalam membelajarkan siswa. (Dimyati dan Mudjiono, 1999 : 100).
Adapun penjelasan faktor tersebut adalah:
1.
Cita-cita / aspirasi
Cita-cita merupakan satu kata tertanam dalam jiwa seorang individu.
Cita-cita merupakan angan-angan yang ada di imajinasi seorang individu, dimana
cita-cita tersebut dapat dicapai akan memberikan suatu kemungkinan tersendiri
pada individu tersebut. Adanya cita-cita juga diiringi oleh perkembangan dan
pertumbuhan keperibadian individu yang akan menimbulkan motivasi yang besar
untuk meraih cita-cita atau kegiatan yang diinginkan.
2.
Kemampuan siswa
Kemampuan dan
kecakapan setiap individu akan memperkuat adanya motivasi. kemampuan yang
dimaksud adalah kemampuan membaca, memahami sehingga dorongan yang ada pada diri
individu akan makin tinggi.
3.
Kondisi siswa dan lingkungan
Kondisis siwa adalah kondisi rohani dan jasmani. Apabila kondisi stabil
dan sehat maka motivasi siswa akan bertambah dan prestasinya akan meningkat.
Begitu juga dengan kondisi lingkungan siswa (keluarga dan masyarakat)
mendukung, maka motivasi pasti ada dan tidak akan menghilang.
4.
Unsur dinamis dan pengajaran
Dinamis artinya seorang individu dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar, tempat dimana seorang individu akan memperoleh pengalaman.
5.
Upaya guru
dalam pengajaran siswa
Guru adalah seorang sosok yang dikagumi dan insan yangt mempunyai peranan
penting dalam dunia pendidikan.
Seorang guru
dituntut untuk profesional dan memiliki keterampilan.
Dalam suatu
kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan tidak terlepas adanya fungsi dan
kegunaan. Motivasi dalam belajar
yang merupakan suatu dorongan memiliki fungsi, yang dikemukakan oleh seorang
ahli yaitu:
- Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif untuk berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor penggerak melepaskan energi.
- Menentukan arah perbuatan yaitu petunjuk suatu tujuan yang hendak dicapai
- Menyelesaikan perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang akan dikerjakan ynag serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. (Purwanto, 2002 : 70).
Disamping itu ada juga fungsi lain dari motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi” (Sardiman, 2001 : 83). Jelaslah bahwa
fungsi motivasi itu memberikan suatu nilai atau itensitas tersendiri dari
seorang siswa dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi
belajarnya.
b)
Komunikasi dalam Belajar dan
Pembelajaran
1. Proses Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu yang bersifat
statis. Komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam
usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu
kelompok.
Pengirim pesan melakukan encode, yaitu memformulasikan pesan yang akan
disampaikannya dalam bentuk code yang sedapat mungkin dapat ditafsirkan oleh
penerima pesan. Penerima pesan kemudian menafsirkan atau men-decode code yang
disampaikan oleh pengirim pesan. Berhasil tidaknya komunikasi atau tercapai
tidaknya tujuan komunikasi tergantung dari ketiga komponen tersebut.
Dilihat dari prosesnya, komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan
bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan komunikasi nonoverbal
adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak gerik, gambar, lambing, mimik
muka, dan sejenisnya.
Ketercapaian tujuan merupakan keberhasilan komunikasi. Keberhasilan
komunikasi tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :
a. Komunikator (Pengirim Pesan)
Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan. Kredibilitas komunikator
yang membuat komunikan percaya terhadap isi pesan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan komunikasi.
b. Pesan yang disampaikan
Pesan harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan kebutuhan
penerima pesan, adanya kesamaan pengalaman tentang pesan, dan ada peran pesan
dalam memenuhi kebutuhan penerima.
c. Komunikan (Penerima Pesan)
Agar komunikasi berjalan lancar, komunikan harus mampu menafsirkan pesan,
sadar bahwa pesan sesuai dengan kebutuhannya, dan harus ada perhatian terhadap
pesan yang diterima.
d. Konteks
Komunikasi berlangsung dalam setting atau lingkungan tertentu. Lingkungan
yang kondusif sangat mendukung keberhasilan komunikasi.
e. Sistem Penyampaian
Sistem penyampaian berkaitan dengan metode dan media. Metode dan media
yang digunakan dalam proses komunikasi harus disesuaikan dengan kondisi atau
karakterisitik penerima pesan. (IGAK Wardani : 2005)
Menurut Endang Lestari G dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi yang
Efektif” ada dua model proses komunikasi, yaitu :
a. Model linier
Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis
lurus, dimana proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada
komunikan. Berkaitan dengan model ini ada yang dinamakan Formula Laswell.
Formula ini merupakan cara untuk menggambarkan sebuah tindakan komunikasi
dengan menjawab pertanyaan: who, says what, in wich channel, to whom, dan with
what effect.
a. Model sirkuler
Model ini ditandai dengan adanya unsur feedback. Pada model sirkuler ini
proses komunikasi berlangsung dua arah. Melalui model ini dapat diketahui
efektif tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan efektif apabila
terjadi umpan balik dari pihak penerima pesan.
Dengan demikian proses komunikasi dapat berlangsung satu arah
dan dua arah. Komunikasi yang dianggap efektif adalah komunikasi yang
menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak
penerima pesan. Dalam proses komunikasi yang baik akan terjadi tahapan
pemaknaan terhadap pesan (meaning) yang akan disampaikan oleh komunikator,
kemudian komunikator melakukan proses encoding, yaitu interpretasi atau
mempersepsikan makna dari pesan tadi, dan selanjutnya dikirim kepada komunikan
melalui channel yang dipilih. Pihak komunikan menerima informasi dari pengirim
dengan melakukan proses decoding, yaitu menginterpretasi pesan yang diterima,
dan kemudian memahaminya sesuai dengan maksud komunikator. Sinkronisasi
pemahaman antara komunikan dengan komunikator akan menimbulkan respon yang
disebut dengan umpan balik.
Desain Pesan
dalam Pembelajaran
Pembelajaran sebagai proses komunikasi dilakukan secara sengaja dan
terencana, karena memiliki tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Agar
pesan pembelajaran yang ingin ditransformasikan dapat sampai dengan baik, maka
Malcolm sebagaimana disampaikan oleh Abdul Gaffur dalam handout kuliah
Teknologi Pendidikan PPs UNY (2006) menyarankan agar dosen perlu mendesain
pesan pembelajaran tersebut dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut :
a. Kesiapan dan motivasi.
Kesiapan disini mencakup kesiapan mental dan fisik. Untuk mengetahui
kesiapan mahasiswa dalam menerima belajar dapat dilakukan dengan tes diagnostik
atau tes prerequisite.
Motivasi terdiri dari motivasi internal dan eksternal, yang dapat
ditumbuhkan dengan pemberian penghargaan, hukuman, serta deskripsi mengenai
keuntungan dan kerugian dari pembelajaran yang akan dilakukan.
b. Alat Penarik Perhatian
Pada dasarnya perhatian/konsentrasi manusia adalah jalang, sering
berubah-ubah dan berpindah-pindah (tidak focus). Sehingga dalam mendesain pesan
belajar, dosen harus pandai-pandai membuat daya tarik, untuk mengendalikan
perhatian mahasiswa pada saat belajar. Pengendali perhatian yang dimaksud dapat
berupa : warna, efek musik, pergerakan/perubahan, humor, kejutan, ilustrasi
verbal dan visual, serta sesuatu yang aneh.
c. Partisipasi Aktif Siswa
Dosen harus berusaha membuat peserta didik aktif dalam proses
pembelajaran. Untuk menumbuhkan keaktifan mahasiswa harus dimunculkan
rangsangan-rangsangan, dapat berupa : tanya jawab, praktik dan latihan, drill,
membuat ringkasan, kritik dan komentar, serta pemberian proyek (tugas).
d. Pengulangan
Agar peserta didik dapat menerima dan memahami materi dengan baik, maka
penyampaian materi sebaiknya dilakukan berulang kali. Pengulangan dapat berupa
: pengulangan dengan metode dan media yang sama, pengulangan dengan metode dan
media yang berbeda, preview, overview, atau penggunaan isyarat.
e. Umpan Balik
Dalam proses pembelajaran, sebagaimana yang terjadi pada komunikasi,
adanya feedback merupakan hal yang penting. Umpan balik yang tepat dari dosen
dapat menjadi pemicu semangat bagi mahasiswa. Umpan balik yang diberikan dapat
berupa : informasi kemajuan belajar siswa, penguatan terhadap jawaban benar,
meluruskan jawaban yang keliru, memberi komentar terhadap pekerjaan siswa, dan
dapat pula memberi umpan balik yang menyeluruh terhadap performansi mahasiswa.
f. Menghindari Materi yang Tidak Relevan
Agar materi pelajaran yang diterima peserta belajar tidak menimbulkan
kebingungan atau bias dalam pemahaman, maka sedapat mungkin harus dihindari
materi-materi yang tidak relevan dengan topik yang dibicarakan. Untuk itu dalam
mendesain pesan perlu memperhatikan bahwa : yang disajikan hanyalah informasi
yang penting, memberikan outline materi, memberikan konsep-konsep kunci yang
akan dipelajari, membuang informasi distraktor, dan memberikan topik diskusi.
Desain pesan pembelajaran merupakan tahapan yang penting untuk dilakukan
oleh dosen, agar proses belajar mengajar dapat berlangung secara efektif.
Dengan mendesain materi kuliah terlebih dahulu, akan memudahkan dosen dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Komunikasi Efektif
dalam Pembelajaran
Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah
antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon
sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat
lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu :
a. Kejelasan
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan
mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh
komunikan.
b. Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan
kebenaran informasi yang disampaikan.
c. Konteks
Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa
dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan
dimana komunikasi itu terjadi.
d. Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau
sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap
e. Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga
berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus
menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam
penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan
persepsi. (Endang Lestari G : 2003)
Menurut Santoso Sastropoetro (Riyono Pratikno : 1987) berkomunkasi
efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian
yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan “the communication is
in tune”. Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi
beberapa syarat :
a. menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan
b. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
c. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak
komunikan
d. pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan
e. pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.
Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika
pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami,
serta menimbulkan umpan balik yang positif oleh mahasiswa. Komunikasi efektif
dalam pembelajaran harus didukung dengan keterampilan komunikasi antar pribadi
yang harus dimiliki oleh seorang dosen. Komunikasi antar pribadi merupakan
komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang individu.
Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena diantara keduabelah pihak
terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung
efektif apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi
antar pribadi.
Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu
keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta
belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat
tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang
kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat
dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban
tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan
komunikasi ini.
Sokolove dan Sadker seperti dikutip IGAK Wardani dalam bukunya membagi
keterampilan antar pribadi dalam pembelajaran menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Kemampuan untuk Mengungkapkan Perasaan Mahasiswa.
Kemampuan ini berkaitan dengan penciptaan iklim yang positif dalam proses
belajar mengajar, yang memungkinkan peserta didik mau mengungkapkan perasaan
atau masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa atau dipojokkan. Iklim
semacam ini dapat ditumbuhkan oleh dosen dengan dua cara, yaitu menunjukkan
sikap memperhatikan dan mendengarkan dengan aktif. Untuk menumbuhkan iklim
semacam ini, pendidik harus bersikap: 1) memberi dorongan positif; 2) bertanya
yang tidak memojokkan; dan 3) fleksibel.
b. Kemampuan Menjelaskan Perasaan yang Diungkapkan Mahasiswa.
Apabila mahasiswa telah bebas mengungkapkan problem yang dihadapinya,
selanjutnya tugas dosen adalah membantu mengklarifikasi ungkapan perasaan
mereka tersebut. Untuk kepentingan ini, dosen perlu menguasai dua jenis
keterampilan, yaitu merefleksikan dan mengajukan pertanyaan inventori.
Pertanyaan inventori adalah pertanyaan yang menyebabkan orang melacak pikiran,
perasaan, dan perbuatannya sendiri, serta menilai kefektifan dari perbuatan
tersebut. Pertanyaan inventori dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu
pertanyaan yang menuntut mahasiswa untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya,
pertanyaan yang menggiring mahasiswa untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan,
pikiran, dan perbuatannya, dan pertanyaan yang menggiring mahasiswa untuk
mengidentifikasi konsekuensi/akibat dari perasaan, pikiran, dan perbuatannya.
Agar dapat merefleksikan ungkapan perasaan peserta didik secara efektif,
pengajar perlu mengingat hal-hal berikut :
1)
Hindari prasangka terhadap
pembicara atau topik yang dibicarakan.
2)
Perhatikan dengan cermat semua
pesan verbal maupun nonoverbal dari pembicara.
3)
Lihat, dengarkan, dan rekam dalam
hati, kata-kata/perilaku khas yang diperlihatkan pembicara.
4)
Bedakan/simpulkan kata-kata/pesan
yang bersifat emosional.
5)
Beri tanggapan dengan cara
memparaphrase kata-kata yang diucapkan, menggambarkan perilaku khusus yang
diperlihatkan, dan tanggapan mengenai kedua hal tersebut.
6)
Jaga nada suara, jangan sampai
berteriak, menghakimi, atau seperti memusuhi.
7)
Meminta klarifikasi terhadap
pertanyaan atau pernyataan yang disampaikan.
c. Mendorong Mahasiswa untuk Memilih Perilaku Alternatif.
Untuk keperluan
ini, dosen harus memiliki kemampuan :
1) Mencari/mengembangkan berbagai perilaku
alternatif yang sesuai.
2) Melatih perilaku alternatif serta merasakan apa
yang dihayati mahasiswa dengan perilaku tersebut.
3) Menerima balikan dari orang lain tentang
keefektifan setiap perilaku alternatif.
4) Meramalkan konsekuensi jangka pendek dan jangka
panjang dari setiap perilaku alternatif.
5) Memilih perilaku alternatif yang paling sesuai
dengan kebutuhan pribadi mahasiswa.
Wiranto Arismunandar dalam pidato Apresiasi Guru Besar ITB (2003)
mengatakan bahwa, tantangan bagi dosen adalah bagaimana dapat menjelaskan
materi kuliah dengan baik, memberikan yang esensial dengan cara yang menarik,
percaya diri, dan membangkitkan motivasi para mahasiswanya. Komunikasi dan
interaksi di dalam kelas dan di luar kelas sangat menentukan efektivitas dan mutu
pendidikan. Dosen yang menjelaskan, mahasiswa yang bertanya; berbicara dan
mendengarkan yang terjadi silih berganti, semuanya itu merupakan bagian dari
pendidikan yang penting serta berlaku dalam kehidupan yang sejahtera. Bertanya
pun harus jelas serta menggunakan bahasa yang baik dan benar, supaya diperoleh
jawaban yang baik dan benar pula. Mereka yang pandai mendengarkan sangatlah
beruntung karena dapat belajar dan mendapatkan informasi lebih banyak.
Mahasiswa hendaknya didorong untuk bertanya tentang sesuatu yang belum
jelas atau masih memerlukan penjelasan lebih lanjut. Dengan demikian dosen
dipacu untuk senantiasa mengikuti perkembangan dan mahasiswa memahami semua
materi yang dibahas. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa mutu pendidikan
sangat tergantung dari partisipasi dan kontribusi dari semua yang terlibat. Hal
tersebut sangat menarik karena baik dosen maupun mahasiswa senang dan merasa
perlu datang kuliah. Secara tidak langsung dosen akan meningkatkan kemampuan
berkomunikasi serta dapat membaca pikiran atau gagasan mahasiswa (the unborn
ideas) serta membantu mahasiswa mengungkapkan pikiran dan gagasannya tersebut.
Komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran sangat berdampak
terhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi dikatakan efektif apabila
terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan
informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku
komunikasi tersebut. Jika dalam pembelajaran terjadi komunikasi yang efektif
antara pengajar dengan mahasiswa, maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran
tersebut berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, maka para pengajar,
pendidik, atau instruktur pada lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan harus
memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan komunikasi yang dimaksud
dapat berupa kemampuan memahami dan mendesain informasi, memilih dan
menggunakan saluran atau media, serta kemampuan komunikasi antar pribadi dalam
proses pembelajaran.
3.
HUBUNGAN YANG BERKAITAN DENGAN
KONSEP
1)
Kita harus mengenal terlebih
dahulu, apa saja yang melemahkan motivasi belajar. Seringkali semua ini
hanyalah mitos belaka. Suatu keyakinan negatif yang meracuni diri kita sehingga
malas belajar atau tidak memiliki motivasi belajar.
2)
Motivasi belajar sangat penting
dalam pengembangan diri, sebab pengembangan diri
adalah belajar, belajar adalah pengembangan diri. Jika Kita ingin lebih sukses dibanding
pencapaian Kita saat ini, kuncinya ialah jangan pernah berhenti belajar.
3)
Banyak orang yang tidak mau
belajar karena mereka tidak suka teori. Menurut mereka teori tidak penting,
yang penting adalah praktek. Betul, tidak salah sama sekali. Sehebat apa pun
teori yang Kita miliki jika tidak diiringi praktek, maka semuanya akan percuma.
Namun saat Kita langsung praktek, maka Kita tetap saja akan belajar, yaitu
belajar pada pengalaman Kita sendiri. Kita mungkin akan mencoba-coba mencari
yang benar. Belajar kepada pengalaman orang lain yang sudah lebih dulu sukses adalah untuk
mengurangi coba-coba Kita, sehingga Kita akan lebih cepat untuk berhasil. Teori
saja memang salah. Langsung praktek bisa sering salah. Teori ditambah praktek
adalah yang terbaik.
4)
Satu lagi agar Kita memiliki
motivasi belajar yang tinggi adalah kesadaran bahwa kemauan belajar Kita adalah
kunci agar Kita bisa keluar dari masalah. Saat Kita sedang menghadapi masalah
berat, maka Kita harus belajar agar bisa mengatasi masalah berat tersebut. Jika
Kita melihat sebuah masalah sangat besar, penyebabnya karena diri Kita begitu
kecil. Artinya mental Kita ciut, kemampuan Kita yang minim, wawasan yang
sempit, dan keterampilan yang rendah. Artinya Kita harus memperbesar diri Kita
sehingga masalah tidak lagi terlihat besar. Caranya adalah dengan belajar. Manfaat
kebaikan bagi diri Kita dan juga kemampuan Kita menghadapi semua masalah adalah
sudah sangat cukup menjadi motivasi untuk belajar dan tetap belajar. Termasuk,
saat motivasi belajar anak kita kurang, maka Kita harus belajar bagaimana cara
memotivasi anak.
5)
Pembelajaran sebagai subset dari
proses pendidikan harus mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan
kualitas pendidikan, yang pada ujungnya akan berpengaruh terhadap peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan
mutu pendidikan, maka dalam proses pembelajaran harus terjadi komunikasi yang
efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam kepada peserta didik atas
pesan atau materi belajar.
4.
MASALAH DAN SOLUSI
A.
MASALAH
1.
Bagaimana cara seorang guru
membangkitkan motivasi pada siswa?
2.
Bagaimana hubungan antara motivasi
belajar dengan tujuan pembelajaran?
3.
Bagaimana perbedaan motivasi
intrinsik dengan motivasi ekstrinsik?
4.
Apakah yang dimaksud dengan
istilan pembelajaran sebagai proses informasi?
B.
SOLUSI
1.
Cara Guru Membangkitkan Motivasi
Siswa
Menurut M. Sobry Sutikno (Direktur
Eksekutif YNTP for research and Development Kabupaten Sumbawa Barat – NTB), ada
beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa, sebagai berikut:
1.
Menjelaskan tujuan belajar ke
peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya
terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus
yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula
motivasi dalam belajar.
2.
Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang
berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat
lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa
mengejar siswa yang berprestasi.
3.Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan
di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki
hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian
Sudah
sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian.
Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5.
Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang
berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan
harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi
belajarnya.
6.
Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar.
Strateginya adalah dengan memberikan
perhatian maksimal ke peserta didik.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
8.
Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
9.
Menggunakan metode yang bervariasi, dan
10.
Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2.
Hubungan antara Motivasi Belajar dengan
Tujuan Pembelajaran
Dalam
kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak
di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah
kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan
belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai
motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Oleh
karena itu, pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang
guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya
kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
3.
Motivasi Intrinsik dan Motivasi
Ekstrinsik
Motivasi ada dua, yaitu motivasi
Intrinsik dan motivasi ektrinsik.
• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
4.
Pembelajaran sebagai Proses Komunikasi
Ditinjau dari prosesnya pendidikan adalah komunikasi dalam arti kata
bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri atas manusia,
yakni pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Lazimnya pada
tingkatan bawah dan menengah pengajar itu disebut guru, sedangkan pelajar
disebut dengan murid; pada tingkatan tinggi pengajar dinamakan dengan dosen,
sedangkan pelajar dinamakan dengan mahasiswa. Pada tingkatan apapun proses
komunikasi antara pelajar dan pengajar itu pada hakekatnya sama saja.
Perbedaannya hanyalah pada jenis pesan serta kualitas yang disampaikan oleh si
pengajar kepada di pelajar.
Perbedaan komunikasi dan pendidikan terletak pada tujuannya atau efek
yang diharapkan. Ditinjau dari efek yang diharapkan itu, tujuan komunikasi
sifatnya umum, sedangkan tujuan pendidikan sifatnya khusus. Kekhususan inilah
yang dalam proses komunikasi melahirkan istilah-istilah khusus seperti
penerangan, propaganda, indoktrinasi, agitasi dan pendidikan.
Tujuan pendidikan adalah khas atau khusus, yaitu meningkatkan pengetahuan
seseorang mengenai suatu hal sehingga ia menguasainya. Jelas perbedaannya
dengan tujuan penerangan, propaganda, indoktrinasi dan agitasi sebagaimana
disinggung di atas. Tujuan pendidikan akan tercapai jika prosesnya komunikatif.
Pada umumnya pendidikan berlangsung secara berencana di dalam kelas
secara tatap muka (face to face). Karena kelompoknya relatif kecil. Meskipun
komunikasi antara pelajar dan pengajar dalam ruang kelas itu termasuk
komunikasi kelompok, sang pelajar sewaktu-waktu bisa mengubahnya menjadi
komunikasi antarpersona. Terjadilah komunikasi dua arah atau dialog di mana si
pelajar menjadi komunikan dan komunikator, demikian pula sang pengajar.
Terjadinya komunikasi dua arah ini ialah apabila para pelajar bersikap
responsif, mengetengahkan pendapat atau mengajukan pertanyaan, diminta atau
tidak diminta. Jika si pelajar pasif saja dalam arti kata hanya mendengarkan
tanpa ada gairah untuk mengekspresikan suatu pernyataan atau pertanyaan, maka
meskipun komunikasi itu bersifat tatap muka, tetap saja berlangsung satu arah
dan komunikasi itu tidak efektif.
Jelaslah bahwa dalam usaha membangkitkan daya penalaran dikalangan
pelajar, mereka sendiri ikut menentukan keberhasilannya. Mereka perlu sadar
akan pentingnya memiliki daya penalaran untuk kepentingan pembinaan
personality-nya, kepribadiannya. Dalam pelaksanaannya, mereka harus menggunakan
setiap kesempatan yang disediakan. Kalau tidak ada mereka harus mencarinya.
para pelajar bukanlah pribadi yang hanya siap untuk digiring-giring atau
didorong-dorong. Mereka harus siap untuk berpartisipasi pada tiap kesempatan.
Jika tidak ada kesempatan mereka sendiri harus siap membentuk sarananya.
5. ELEMEN YANG MENARIK
1)
Hanya dengan belajarlah Kita akan
berkembang dan menjadi lebih baik. Jadi untuk mengukur sejauh mana Kita bisa
berkembang ialah dengan mengukur sejauh mana motivasi belajar Kita.
2)
Efektifitas sebuah proses
komunikasi tergantung pada komponen yang terkait. Semakin baik komponen,
gangguan-gangguan akan tereduksi. Feedback dan respon akan lebih mudah
dibangkitkan.
3)
Proses belajar mengajar pada
dasarnya merupakan satu bentuk komunikasi yang terjalin antara komunikator
dalam hal ini pengajar yang menyalurkan pesan berupa materi pengajaran kepada komunikan
yaitu pelajar melalui media lisan atau dengan bantuan teknologi komunikasi
lain, sebagai akibatnya pelajar tahu materi yang disampaikan dan
melaksanakannya dan inilah tujuan utama dari proses belajar mengajar.
4)
Kemampuan/keterampilan guru dalam
melakukan kegiatan komunikasi akan mempengaruhi proses yang akhirnya berujung
pada hasil. Bukan berarti murid yang cerdas disebabkan oleh kemampuan guru
dalam melakukan komunikasi. Setidaknya murid yang kurang pandai mampu menelaah
pesan/gagasan yang ditransfer dalam proses komunikasi yang baik oleh seorang
guru yang terampil.
6. REFLEKSI DIRI
Saya sangat menyukai materi minggu ini mengenai pemrosesan informasi dan
hakikat hasil belajar. Dari materi tersebut, saya menjadi tahu bagaimana teori
motivasi dalam pembelajaran, macam-macam dan teknisnya, serta bagaimana cara
mengaplikasikannya. Saya akan mencoba memberikan motivasi yang baik pada
siswa/mahasiswa saya kelak (Amiin). Hal tersebut juga berkaitan dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu, juga ada hubungannya dengan
komunikasi yang diterapkan oleh guru terhadap siswanya. Bagaimana saya akan
menjadi guru yang baik, jika saya belum paham ”akar” dari pembelajaran?Tentunya
saya harus semangat dalam menimba ilmu ini agar dapat saya terapkan pada
peserta didik saya nanti, sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan hasil
yang memuaskan karena siswa siswi saya dapat memahami materi yang saya ajari. Saya
harus banyak-banyak membaca mengenai teori belajar dan pembelajaran untuk masa
depan saya sebagai guru. Ilmu yang saya dapatkan dalam minggu ini semoga
bermanfaat dan berkah. Hal ini sebagai bekal saya kelak saat menjadi guru/
dosen. Amiin.. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar